Variabilitas respons antibodi terhadap vaksinasi COVID-19 dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti usia dan jenis kelamin. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji dampak usia dan jenis kelamin terhadap kadar IgG serta kejadian COVID-19 pascavaksinasi. Dengan memperoleh pemahaman mendalam tentang hubungan ini, diharapkan dapat ditingkatkan strategi vaksinasi yang lebih efektif dan efisien bagi berbagai kelompok populasi. Penelitian ini adalah penelitian cross-sectional yang dilakukan selama periode Juli hingga Desember 2021, melibatkan partisipasi 60 tenaga kesehatan dari Rumah Sakit Harapan dan Doa (RSHD) di Kota Bengkulu. Data primer dikumpulkan dari responden ini dalam rangka mengidentifikasi hubungan antara usia, jenis kelamin, dan respons antibodi terhadap vaksinasi COVID-19. Pengambilan data kadar antibodi IgG dilakukan dengan teknik CMIA, sementara data usia, jenis kelamin, dan kejadian COVID-19 pascavaksinasi melalui kuesioner. Metode statistik yang diterapkan dalam penelitian ini mencakup serangkaian uji, seperti uji Kruskal-Wallis, uji Mann-Whitney, dan uji Chi-Square. Temuan penelitian menegaskan bahwa kelompok usia 40-55 tahun dan perempuan memiliki kadar IgG yang lebih tinggi, sedangkan proporsi kejadian COVID-19 pascavaksinasi lebih tinggi pada kelompok usia 20-29 tahun dan laki-laki. Hal ini menunjukkan pengaruh signifikan dari usia dan jenis kelamin terhadap respons antibodi dan kejadian COVID-19 pascavaksinasi. Kesimpulan ini memberikan wawasan penting bagi strategi vaksinasi yang lebih efektif dan cermat bagi berbagai kelompok populasi.