Claim Missing Document
Check
Articles

Found 26 Documents
Search

Comparison of Widal Test Using Serum and Plasma Samples Rizqoh, Debie; Roina Sitanggang
Biomedical Journal of Indonesia Vol. 7 No. 2 (2021): Biomedical Journal of Indonesia
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya (Faculty of Medicine, Universitas Sriwijaya) Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32539/bji.v7i2.291

Abstract

The widal test is a test for diagnostic of thyfoid fever serology. Widal test aims to detect the presence of antibodies against Salmonella antigen, by measuring the degree of agglutination of antibody titer to antigen O and H in sample. In this research Widal test was performed using serumand plasma samples. This study aims to determine whether there is a difference in the value of titer on the Widal test between serum samples and plasma EDTA samples. This type of research is an experimental study. Samples were taken from patient suspected of thyfoid fever of 10 sample in the Laboratory of SM Raja Amplas in 2018. The result of comparative titer Widal test using serum and plasma samples obtained results 30% of the 10 samples examined there are differences in the value of Widal titer but does not affect the final diagnosis of typhoid fever. The value of the Widal test titer using plasma is lower than the value of Widal Titer with the serum samples. The use of plasma samples to determine the Widal titer is particularity susceptible to mingling with the erythrocytes due to the presence of anticoagulant particles but does not affect the result of the Widal test. EDTA anticoagulants do not damage the antibodies contained in the serum, this can be seen in the results of the study, there were no differences in each sample examined, so the difference in results obtained due to other factors, namely the error of researchers in the Widal test. The Widal test using serum samples can gives results according to the actual circumstances because serum is not contaminated by EDTA anticoagulants.
AKTIVITAS BAKTERI FILOSFER DAUN REUNDEU (Staurogyne longata) SEBAGAI PENGHASIL SENYAWA ANTIMIKROB POTENSIAL Debie Rizqoh
Jurnal Analis Laboratorium Medik Vol 1 No 1 (2016): Jurnal Analis Laboratorium Medik
Publisher : UNIVERSITAS SARI MUTIARA INDONESIA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (122.546 KB)

Abstract

Di alam ini banyak sekali mikrob patogen yang menimbulkan penyakit pada manusia, contohnya seperti  enteropatogenik Escherichia coli (EPEC) (Kaufmann et al. 2006), Staphylococcus aureus (Salle 1961), Candida tropicalis  (Minagi et al. 1985), dan Candida albicans (Jang 2006). Untuk menanggulanginya diperlukan senyawa antimikrob yang dapat menghambat pertumbuhan mikrob tersebut. Reundeu (Staurogyne longata) merupakan salah satu tanaman yang daunnya dikonsumsi sebagai lalapan. Permukaan daun digunakan sebagai tempat hidup bagi mikroflora tertentu termasuk bakteri filosfer. Penelitian ini dilaksanakan untuk mengisolasi bakteri filosfer dari daun reundeu yang berpotensi menghasilkan senyawa antimikrob. Metode yang telah dilakukan antara lain mengisolasi bakteri dari sampel daun utuh dengan metode cawan sebar (spread plate method). Setelah mendapatkan isolat murni, dilakukan uji Gram dan uji antimikrob untuk mengetahui senyawa antibakteri yang dihasilkannya. Penelitian ini juga menguji aktivitas patogen dengan menggunakan media agar darah. Setelah itu konsentrasi penghambatan ditentukan dengan metode MIC (minimum inhibitory concentration). Lalu bakteri diidentifikasi dengan analisis sekuensing dari amplikon gen pengkode 16s rRNA,, analisis bioinformatik dan pembuatan pohon filogenetik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat 25 isolat bakteri filosfer reundeu yang menghasilkan senyawa antimikrob terhadap keempat bakteri patogen dengan spektrum berbeda-beda. Terdapat lima isolat yang mempunyai spektrum paling baik yaitu FR3, FR5, FR11, FR17 dan FR40. Kelima isolat tersebut mempunyai konsentrasi penghambatan yang berbeda-beda. Identifikasi secara genetik menunjukkan bahwa kelima isolat tersebut  berkerabat dekat dengan spesies Klebsiella pneumoniae, Bacillus subtilis, Pseudomonas stutzeri, dan Bacillus sp.
ANALISA KISTA PROTOZOA USUS KELAS MASTIGOPORA PADA TINJA ANAK USIA 7-9 TAHUN DI SDN 014638 DESA SEI NANGKA KECAMATAN SEI KEPAYANG BARAT YANG BARAT KABUPATEN ASAHAN Debie Rizqoh; Dendrinson Purba
Jurnal Analis Laboratorium Medik Vol 2 No 2 (2017): JURNAL ANALIS LABORATORIUM MEDIK
Publisher : UNIVERSITAS SARI MUTIARA INDONESIA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (96.894 KB)

Abstract

Protozoa kelas Mastigophora spesies Giardia lamblia dapat menyebabkan radang usus. Parasit ini dapat ditularkan melalui makanan dan minuman yang terkontaminasi bentuk kista dalam tinja, dan ditularkan melelui makanan yang dihingapi Musca domestika. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah ada ditemukan parasit Protozoa kelas Mastigophora spesies Giardia lamblia dalam bentuk kista pada tinja anak usia 6-7 tahun di Desa Pantansile Kecamatan Kutepanang tahun 2016. Penelitian ini dilakukan pada tangal 29,08-02,09 di laboratorium Kimia Biologi Universitas Sari Mutiara Indonesia. Pemeriksaan mengunakan lugol kista metode direct smear. Populasi dalam penelitiaan ini adalah seluruh tinja anak usia 6-7 tahun di Desa Pantansile Kecamatan Kutepanang Kabupaten Aceh Tengah dengan sampel sebanyak 50orang. Jenis penelitiaan ini bersipat Deskriktif Crossectional. Dari hasil penelitian secara mikroskopis 2 sampel 4% yang terinfeksi kista Giardia lamblia dan 2 sampel (4%) yang terinfeksi parasit lain yaitu telur cacing Ascaris lumbricoides.
PEMERIKSAAN KISTA PROTOZOA USUS KELAS MASTIGPHORA PADA TINJA ANAK USIA 6-7 TAHUN SD N. 10 PANTANSILE KECAMATAN KUTEPANANG KABUPATEN ACEH TENGAH Debie Rizqoh; Hestina Hestina
Jurnal Analis Laboratorium Medik Vol 3 No 1 (2018): JURNAL ANALISIS LABORATORIUM MEDIK
Publisher : UNIVERSITAS SARI MUTIARA INDONESIA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (105.259 KB)

Abstract

Protozoa kelas Mastigophora spesies Giardia lamblia dapat menyebabkan radang usus. Parasit ini dapat ditularkan melalui makanan dan minuman yang terkontaminasi bentuk kista dalam tinja, dan ditularkan melelui makanan yang dihingapi Musca domestika. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah ada ditemukan parasit Protozoa kelas Mastigophora spesies Giardia lamblia dalam bentuk kista pada tinja anak usia 6-7 tahun di Desa Pantansile Kecamatan Kutepanang tahun 2016. Penelitian ini dilakukan pada tangal 29,08-02,09 di laboratorium Kimia Biologi Universitas Sari Mutiara Indonesia. Pemeriksaan mengunakan lugol kista metode direct smear. Populasi dalam penelitiaan ini adalah seluruh tinja anak usia 6-7 tahun di Desa Pantansile Kecamatan Kutepanang Kabupaten Aceh Tengah dengan sampel sebanyak 50orang. Jenis penelitiaan ini bersipat Deskriktif Crossectional. Dari hasil penelitian secara mikroskopis 2 sampel 4% yang terinfeksi kista Giardia lamblia dan 2 sampel (4%) yang terinfeksi parasit lain yaitu telur cacing Ascaris lumbricoides.
PEMERIKSAAN KADAR BILIRUBIN TOTAL PADA PENDERITA TUBERKULOSIS PARU YANG TELAH MENGKONSUMSI OBAT ANTI TUBERKULOSIS SELAMA 3-6 BULAN DI UPT KESEHATAN PARU MASYARAKAT PROVINSI SUMATERA UTARA Dendrinson Purba; Debie` Rizqoh
Jurnal Analis Laboratorium Medik Vol 3 No 2 (2018): JURNAL ANALIS LABORATORIUM MEDIK
Publisher : UNIVERSITAS SARI MUTIARA INDONESIA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (118.156 KB)

Abstract

Tuberkulosis paru adalah penyakit menular langsung yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosa. Karena tingginya kasus TB di Indonesia, untuk itulah dibutuhkan pengobatan TB, yang dinamakan Obat Anti Tuberkulosis (OAT) yang terdiri isoniazid, etambutol, pirazinamid, rifampicin dan streptomisin yang harus dikonsumsi selama 6-8 bulan. Akan tetapi, OAT memiliki efek samping terutama menggangu fungsi hati yang dapat dinilai melalui pemeriksaan kadar serum SGOT, SGPT dan bilirubin. Untuk mengetahui kadar bilirubin total pada penderita TB Paru yang mendapat pengobatan selama 3 – 6 bulan di UPT Kesehatan Paru Masyarakat. Desain penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif crosscectional dengan menggunakan rekam medik pasien TB Paru yang telah mengkonsumsi obat anti tuberkulosis selama 3 – 6 bulan. Terjadi peningkatan kadar bilirubin total selama pengobatan OAT 3 – 6 bulan ditemukan sebesar 19 orang (90%). Dimana penderita laki – laki sebanyak 11 orang, dan penderita perempuan sebanyak 8 orang. Pemeriksaan kadar bilirubin normal 2 sampel (10%) dimana penderita laki – laki 1 orang dan penderita perempuan 1 orang.
IDENTIFIKASI SALMONELLA SP PADA JUS WORTEL YANG DIPERJUALBELIKAN DI SEKITAR JALAN IRIAN TANJUNG MORAWA KABUPATEN DELI SERDANG SUMATERA UTARA Debie Rizqoh; Adiansyah Adiansyah
Jurnal Analis Laboratorium Medik Vol 4 No 1 (2019): JURNAL ANALIS LABORATORIUM MEDIK
Publisher : UNIVERSITAS SARI MUTIARA INDONESIA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (69.319 KB)

Abstract

Minuman merupakan kebutuhan utama manusia untuk dikonsumsi dan juga baik untuk kesehatan. Jus Wortel merupakan minuman yang diolah dengan cara diblender dan diberi tambahan gula dan es. Minum jus wortel adalah salah satu cara termudah untuk mendapatkan berbagai macam mineral dan vitamin penting dalam jumlah yang banyak, namun karena dalam pengolahannya kurang memperhatikan hygiene dapat membuat masuknya bakteri dalam minuman tersebut. Salmonella Sp adalah suatu genus bakteri enterobakteria gram-negatif berbentuk tongkat yang menyebabkan tifoid dan paratifoid. Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah jus wortel tersebut telah terkontaminasi dengan bakteri Salmonella Sp. Penelitian ini menggunakan metode Identifikasi dan Reaksi Biokimia (RBK).Penelitian dilakukan di Laboratorium Kesehatan Daerah Provinsi Sumatera Utara. Populasinya adalah seluruh jus wortel yang dijual disekitar Jalan Irian Tanjung Morawa dan sampel diambil sebanyak 5 jus wortel yang diambil secara acak (random) dari populasi. Hasil penelitian dari 5 sampel yang diperiksa tidak ditemukan bakteri Salmonella Sp tetapi ditemukan bakteri lain. Dari hasil pemeriksaan penulis menyarankan agar penjual lebih memperhatikan kebersihan diri serta alat yang digunakan saat proses pengolahan jus wortel tersebut sehingga jus wortel tidak mudah tercemar oleh bakteri.
IDENTIFIKASI BAKTERI Salmonella sp. PADA PENDERITA DEMAM TIFOID ANAK USIA 5-14 TAHUN DENGAN METODE WIDAL TEST DI RUMAH SAKIT ADVENT MEDAN TAHUN 2018 Mulya Sundari; Debie Rizqoh; Grace Junita Bate'e
Jurnal Analis Laboratorium Medik Vol 6 No 1 (2021): JURNAL ANALIS LABORATORIUM MEDIK
Publisher : UNIVERSITAS SARI MUTIARA INDONESIA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51544/jalm.v6i1.1893

Abstract

Demam tifoid merupakan suatu penyakit sistemik akut yang disebabkan oleh Salmonella typhi, Salmonella paratyphi A, Salmonella paratyphi B dan Salmonella paratyphi C. Penularan demam tifoid terjadi secara fekal-oral melalui makanan dan minuman yang terkontaminasi yang masuk kedalam tubuh.Pada anak-anak demam tifoid dapat terjadi akibat kurang memperhatikan kebersihan diri dan kebiasaan jajan yang sembarangan sehingga dapat menyebabkan tertular penyakit demam tifoid.Telah dilakukan penelitian terhadap 10 serum penderita demam tifoid anak usia 5-14 tahun di Rumah Sakit Advent Medan, dengan identifikasi bakteri Salmonellamelalui Uji Widal.Hasil yang telah di peroleh yaitu 1 orang pasien positif terhadap Salmonella typhii;1 orang pasien positif terhadap Salmonella typhii dan Salmonella paratyphii B; 3 orang pasien positif terhadap Salmonella typhii, Salmonella paratyphii B dan Salmonella paratyphii C; 2 orang pasien positif terhadap Salmonella typhii, Salmonella paratyphii A dan Salmonella paratyphii C; 1 orang pasien positif terhadap Salmonella paratyphii A, Salmonella paratyphii B dan Salmonella paratyphii C dan2 orang pasien yang positif terhadap Salmonella typhii, Salmonella paratyphii A, Salmonella paratyphii B dan Salmonella paratyphii C. Dalam penelitian ini, sebagian besar pasien positif terhadap lebih dari 1 antigen Salmonella, hal ini dapat terjadi karena adanya reaksi silang sebelumnya dengan antigen antara spesies Salmonella yang sama yang memiliki antigen O faktor 12 atau pernah terinfeksi dahulu dengan salah satu spesies Salmonella.
KONTAMINASI Salmonella sp. PADA SOP BUAH YANG DIJUAL DI JALAN DR. MANSYUR KELURAHAN PADANG BULAN KOTA MEDAN Debie Rizqoh; Hamka Ismuda
Jurnal Analis Laboratorium Medik Vol 6 No 1 (2021): JURNAL ANALIS LABORATORIUM MEDIK
Publisher : UNIVERSITAS SARI MUTIARA INDONESIA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51544/jalm.v6i1.1894

Abstract

Sop buah merupakan salah satu jenis minuman yang terdiri dari campuran berbagai macam buah, sirup, susu, air dan es. Ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan perubahan manfaat sop buah menjadi sumber penyakit bagi tubuh meliputi: air sebagai bahan sop buah dan air yang digunakan untuk mencuci mangkok dan sendok dapat menjadi bahan kontaminasi penyebab penyakit seperti Salmonella sp. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi Salmonella pada sop buah yang dijual di Jalan Dr. Mansyur Kelurahan Padang Bulan Selayang Medan Tahun 2018. Penelitian ini bersifat deskriptif dengan metode pembiakan dan reaksi biokimia. Populasi dalam penelitian ini seluruh sop buah yang diperjualbelikan di Jalan Dr. Mansyur kelurahan Padang Bulan Medan sebanyak 10 sampel. Dari 10 sampel yang diperiksa ada 2 yang terkontaminasi oleh bakteri Salmonella sp dengan kode sampel S1 dan S4. Hal ini terjadi karena air sop buah yang kurang hygenies dan sop buah tidak memenuhi syarat kesehatan dapat menimbulkan kontaminasi pada makanan.
Perbandingan Tingkat Keparahan Infeksi Sekunder Virus Dengue pada Keempat Serotipe di Indonesia: Systematic Review Annelin Kurniati; Ahmad Fandi; Mardhatillah Sariyanti; Ety Febrianti; Debie Rizqoh
Jurnal Kesehatan Andalas Vol 10, No 1 (2021): Online March 2021
Publisher : Fakultas Kedokteran, Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jka.v10i1.1615

Abstract

Secondary infection with the dengue virus causes mild to severe manifestations. The distribution of dengue virus serotypes varies in various areas and can change over time. There are four dengue serotypes, namely DENV-1, DENV-2, DENV-3 and DENV-4. Objectives: To knew the distribution of virus serotypes in an area and determined the pathogenesis of the disease, which can cause severe manifestations in patients with secondary infections. Methods: The data taken is the severity of secondary infections and dengue serotypes. The literature search was performed on PMC and Cochrane. Search criteria were performed using keywords (secondary infection * OR secondary dengue infection *) AND (Dengue Virus * OR Dengue Infection * OR Dengue * OR DENV) AND (Serotype * OR Serogroup) AND (severe dengue * OR severity * OR severity of illness indexs * OR dengue fever * OR dengue haemorrhage fever * OR dengue shock syndrome * OR DF * OR DHF * OR DSS *) AND (Indonesia *). Results: Literature study search found 387 literature with five studies conducted the analysis. From the results of the analysis, it was found that secondary infections were more common in patients with recurrent dengue infection with serotype 2 (DENV-2), serotype 3 (DENV-3) and serotype 4 (DENV-4). Conclusion: Secondary infection of dengue virus serotype 2 (DENV-2) and serotype 3 (DENV-3) can cause severe dengue infection.Keywords:  Dengue Virus, Indonesia, Secondary Infection, Serotype, Severity
Genetic Engineering Technique in Virus-Like Particle Vaccine Construction Debie Rizqoh
Jurnal Kesehatan Masyarakat Indonesia Volume 16. No. 4. Tahun 2021
Publisher : Universitas Muhammadiyah Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (288.146 KB) | DOI: 10.26714/jkmi.16.4.2021.203-211

Abstract

Vaccine becomes a very effective strategy to deal with various infectious diseases even to the point of eradication as in the smalpox virus. At present many conventional vaccines such as inactivated and live-attenuated vaccines. However, these vaccine methods have side effects on the population. Viral-like particle (VLP) is an alternative vaccine based on recombinant DNA technology that is safe with the same immunogenicity as conventional viruses. This vaccine has been shown to induce humoral immune responses mediated by antibodies and cellular immune responses mediated by cytotoxic T cells. With these advantages, currently various types of vaccines have only been developed on a VLP basis. VLP can be produced from a variety of recombinant gene expression systems including bacterial cell expression systems, yeast cells, insect cells, mammalian cells, plant cells, and cell-free systems.