Agung Nugroho
Program Studi Teknik Keselamatan dan Kesehatan Kerja, Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Analisis Kelayakan Tempat Penyimpanan Sementara Bahan Berbahaya dan Beracun di Perusahaan Foundry dengan Metode Cost Benefit Analysis Intan Zahrotun Nisa; Dika Rahayu Widiana; Agung Nugroho
Journal of Safety, Health, and Environmental Engineering Vol. 1 No. 1 (2023): Journal of Safety, Health, and Environmental Engineering
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35991/jshee.v1i1.11

Abstract

Setiap orang atau badan yang menghasilkan limbah B3 wajib melakukan pengelolaan terhadap limbah B3 yang dihasilkannya. Perusahaan foundry menghasilkan limbah B3 yang harus dikelola sesuai dengan peraturan yang berlaku. Namun, berdasarkan hasil observasi menunjukkan adanya temuan-temuan yang tidak sesuai dengan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2021 tentang Tata Cara dan Persyaratan Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun. Kondisi overload pada tempat penyimpanan sementara (TPS) limbah B3 saat ini juga berpotensi menimbulkan dampak negatif terhadap keselamatan, kesehatan kerja, dan lingkungan. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan kelayakan ekonomi dari alternatifempat penyimpanan sementara limbah B3 berdasarkan nilai manfaat yang didapatkan dan biaya yang dikeluarkan untuk memperbaiki kondisi saat ini pada tempat penyimpanan sementara limbah B3. Penelitian ini menggunakan metode Cost Benefit Analysis dengan kriteria perhitungan yaitu Net Present Value (NPV) dan Cost Benefit Ratio (CBR). Hasil analisis kelayakan menunjukkan bahwa penambahan tempat penyimpanan sementara (TPS) limbah B3 menghasilkan nilai manfaat yang lebih besar dengan hasil perhitungan nilai Net Present Value (NPV) sebesar Rp 293.669.625,68 dimana nilai NPV > 0 dan nilai Benefit Cost Ratio sebesar 3,65 dimana nilai BCR CBR ≥ 1. Dari hasil analisis kelayakan dapat dinyatakan bahwa alternatif penambahan tempat penyimpanan sementara limbah B3 layak untuk dilakukan karena memberikan manfaat yang lebih banyak dibandingkan dengan alternatif lainnya.
Implementasi Metode HAZOPS Pada Digestion Unit Di Perusahaan Kimia Rizky Adityatama; Mey Rohma Dhani; Agung Nugroho
Journal of Safety, Health, and Environmental Engineering Vol. 1 No. 1 (2023): Journal of Safety, Health, and Environmental Engineering
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35991/jshee.v1i1.17

Abstract

Industri kimia merupakan salah satu industri yang memiliki risiko tinggi pada proses produksi maupun bahan baku yang digunakan. Digestion Unit merupakan salah satu unit yang menjadi jantung di industri kimia, dikarenakan Digestion Unit merupakan unit tunggal yang terintegrasi dengan unit lain. Proses yang terjadi pada Digestion Unit dalam industri kimia terdapat sejumlah potensi bahaya, dimana beberapa bahaya diakibatkan dari toksisitas bahan baku, pelepasan energi dari reaksi kimia, suhu tinggi, tekanan tinggi, dan lainnya yang dapat menyebabkan kerusakan pada suatu industri kimia. Oleh sebab itu, diperlukan identifikasi dan pengendalian yang sesuai agar dapat mencegah dan mengurangi potensi bahaya yang ada pada Digestion Unit. Metode HAZOPS dilakukan untuk mengidentifikasi potensi bahaya yang terjadi akibat penyimpangan proses pada Digestion Unit dan akan dilakukan risk rangking agar dapat menentukan skala prioritas pengendalian, tiap penyimpangan berdasarkan kategorinya. Berdasarkan hasil identifikasi bahaya menggunakan metode HAZOPS yang telah dilakukan didapatkan total 20 penyimpangan dengan uraian, pada node 1 memiliki 7 risiko dengan kategori medium risk, 2 risiko dengan kategori high risk, node 2 memiliki 4 risiko dengan kategori medium risk, node 3 memiliki 5 risiko dengan kategori medium risk, 2 risiko dengan kategori low risk.