Claim Missing Document
Check
Articles

Found 13 Documents
Search

IKONOGRAFI ARSITEKTUR PADA MASJID JAMI’ NURUL MU’MININ KOTA MAKASSAR Ratriana Said; Burhanuddin Burhanuddin; Alifia Sekar Wana Kinasih
Teknosains Vol 13 No 1 (2019): JANUARI
Publisher : Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24252/teknosains.v13i1.9613

Abstract

Masjid Jami’Nurul Mu’minin adalah Masjid tua berumur 316 tahun yang merupakan salah satu dari tiga Masjid peninggalan Kerajaan Gowa yang dibangun sekitar abad ke 17 yang secara tidak langsung perkembangan aristekturnya dipengaruhi oleh peradaban yang ada pada zaman tersebut.Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui besarnya pengaruh sejarah terhadap makna pada setiap elemen arsitektural yang divisualkan pada bangunan ini.Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif dengan pendekatan sejarah seni . Pengumpulan data di lapangan dilakukan dengan cara kunjungan, dokumentasi dan studi literatur.
PENERAPAN SISTEM HEMAT ENERGI PADA GEDUNG MENARA PHINISI, KOTA MAKASSAR Ratriana Said; Syafril Nanar; Burhanuddin Burhanuddin
Teknosains Vol 14 No 2 (2020)
Publisher : Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24252/teknosains.v14i2.15404

Abstract

Global warming is an issue that is currently often discussed by many people. One of the causes of global warming can be seen from the use of quite a lot of electrical energy in a building or building. This pressures the architects to play a role in designing a building that can save energy by paying attention and utilizing the surrounding climate conditions. Energy saving architecture is a concept that is offered to reduce excessive energy use. The object under study is the phinisi tower by collecting descriptive qualitative data. The purpose of this research is to find out the concept of applying energy saving phinisi towers that we can see with designs that make better use of climate in the context of natural ventilation.
OPTIMALISASI PENCAHAYAAN ALAMI PASAR MODERN BINTARO DI KOTA TANGERANG SELATAN Ratriana Said Bunawardi; Cut Aisyah; Burhanuddin Burhanuddin
Teknosains Vol 15 No 3 (2021): September-Desember
Publisher : Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24252/teknosains.v15i3.21716

Abstract

Pencahayaan menjadi elemen penting dari suatu ruang dan bangunan. Perencanaan dan pertimbangan pencahayaan bangunan yang tidak matang dapat menimbulkan pencahayaan yang kurang baik ataupun tidak memenuhi standar fungsi ruang, terutama ruang publik seperti pasar. Pencahayaan alami yang berlebihan dapat memicu masalah baru seperti naiknya suhu rata-rata dalam bangunan. Sebaliknya keadaan ruang yang kekurangan pencahayaan juga dapat memicu masalah, seperti mengganggu kinerja mata maupun kenyamanan pengguna. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui unsur penting pencahayaan di Pasar Modern Bintaro, dimana desain bangunannya memilki konsep modern. Data pada penelitian ini, diperoleh melalui observasi lapangan, wawancara, dokumentasi pribadi, dan data-data yang sudah ada. Metode penelitian yang digunakan yaitu metode kualitatif yakni metode yang mengumpulkan data yang sifatnya alamiah dengan teknik observasi langsung. Analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif. Hasil penelitian ini menggambarkan bangunan Pasar Modern Bintaro dengan desain modern mampu mengoptimalisasikan pencahayaan dari alam.
TERITORIALITAS PADA RUANG PUBLIK DAN SEMI PUBLIK DI RUMAH SUSUN (STUDI KASUS : RUMAH SUSUN KECAMATAN MARISO MAKASSAR ) Ratriana Said; Alfiah Alfiah
Nature : National Academic Journal of Architecture Vol 4 No 2 (2017): Nature
Publisher : Department of Architecture, Faculty of Science and Technology, Alauddin State Islamic University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24252/nature.v4i2a5

Abstract

Abstrak_ Penelitian dilatarbelakangi oleh adanya fenomena ketidaksesuaian jenis ruang yang tersedia di rumah susun dengan pemanfaatannya. Indikasi perubahan fungsi ruang ini terlihat dimana teritori publik dan semipublik banyak yang dimanfaatkan untuk kepentingan pribadi.Hal ini berpotensi menimbulkan konflik spatial, menurunkan kualitas fisik ruang dan kualitas kehidupan penghuninya sendiri.Tujuan penelitian ini untuk mengetahui gambaran karakteristik pemanfaatan ruang dan teritorialitas yang terdapat di ruang publik dan semi publik sebagai fasilitas rumah susun.Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan melakukan pemetaan perilaku penghuni terhadap ruangnya (place centered map), interview dan diklasifikasi secara deskriptif.Berdasarkan penelitian teridentifikasi sebanyak sembilan pola territory yang terbentuk berdasarkan pemanfaatan ruang dan perletakan benda pribadi yang sebagian besarnya ternyata terjadi pada area territory yang terdekat dengan unit hunian penghuni.Kata kunci : Teritorialitas, Ruang Publik dan semipublik, Rumah Susun. Abstract_ The study is motivated by the phenomenon of mismatchingbetween the facilities available and the utilization. This is indicated by the deviation of space function, where the public and semipublic territory mostly used for other personal purposes. It is also potentially lead to conflicts of spatial, reduce the quality of space and the quality life of residents.  The study purpose is to describe the characteristics of the space utilization and territoriality contained in the public and semi-public space as facilities flats. The method used is by mapping the residents’ behavior towards a space (place centered map), interviews and classified descriptively. The results of identification, there are  nine patterns of territory formed based on the utilization of space and the placement of personal objects and mostly occurred on the territory area which is close to residential unit.Keywords : Territoriality, public and semipublic space, flats.
Masjid Al-Markaz Al-Islami Jendral M. Jusuf di Kota Makassar Cermin Keselarasan Islam dan Budaya dari Segi Arsitektural Ahmad Gufran; Ratriana Said Bunawardi; Muhammad Ajwad Muzdar
TIMPALAJA Vol 1 No 1 (2019): Timpalaja
Publisher : the Department of Architecture, Faculty of Science and Technology, Alauddin Islamic University of Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24252/timpalaja.v1i1a10

Abstract

Abstrak_ Arsitektur tradisional dibangun berdasarkan peraturan yang mengadopsi tradisi masyarakat lokal. Arsitektur tradisional juga merupakan formasi unsur budaya yang tumbuh dan berkembang seiring dengan pertumbuhan suku yang berfungsi sebagai identitas suku. Penerapan atap rumah tradisional Makassar pada atap Masjid Al-Markaz juga merupakan salah satu bentuk untuk mempertahankan nilai dan warisan budaya masyarakat Gowa. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui unsur keselarasan Islam dan budaya dari segi arsitekturalnya. Data yang diperoleh melalui dengan observasi lapangan, wawancara, dokumentasi pribadi, dan data-data terdahulu. Adapun yang di gunakan utuk metode penelitian yaitu metode kualitatif yaitu metode yang sifatnya alamiah. Analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif eksploratif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa bangunan masjid Al-Markaz Al-Islami mempunyai desain yang mengambil filosofi dari budaya dan keagamaan.Kata kunci: Desain; Keagamaan; Budaya. Abstract _ Traditional architecture is built based on regulations that adopt the traditions of local communities. Traditional architecture is also a cultural element formation that grows and develops along with the growth of the tribe which functions as a tribal identity. The application of the roof of a traditional Makassar house on the roof of the Al-Markaz Mosque is also a form to maintain the value and cultural heritage of the people of Gowa. The purpose of this study is to determine the elements of Islamic harmony and culture in terms of architecture. Data obtained through field observations, interviews, personal documentation, and previous data. As for what is used for the research method, the qualitative method is a method that is natural in nature. The analysis used is descriptive explorative analysis. The results of this study indicate that the Al-Markaz Al-Islami mosque building has a design that takes the philosophy of culture.Keywords: Design; Religion; Culture.
Museum Astronomi dengan Pendekatan Arsitektur Biomimikri di Makassar Muh. Aryanugraha Ismajaya; Ratriana Said; Alfiah Alfiah
TIMPALAJA Vol 2 No 1 (2020): Timpalaja
Publisher : the Department of Architecture, Faculty of Science and Technology, Alauddin Islamic University of Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24252/timpalaja.v2i1a3

Abstract

Abstrak_Perancangan museum astronomi dengan pendekatan arsitektur biomimikri di Makassar bertujuan untuk menyediakan sarana wisata edukasi untuk mewadahi minat dan keingintahuan masyarakat tentang ilmu astronomi terkhusus di kota Makassar. Prinsip perancagan Museum Astronomi memperhatikan alam sekitar sehingga dapat menyesuaikan dengan alam tempat bangunan akan dibangun. Pada perancangan ini akan berfokus pada penerapan arsitektur biomimikri dengan menggunakan fasad kinetik yang dapat diatur menggunakan konfigurasi dari komputer.Kata Kunci: Museum; Astronomi; Perancangan, Gedung, Biomimikri. Abstract_The design of the Astronomy Museum with the Biomimicry Architecture design in Makassar offers a means of educational education to accommodate the interests and curiosity of the public about astronomy in particular in the City of Makassar. The Museum of Astronomy Design needs to pay attention to the natural surroundings so that it can adjust to nature where the building will be built. In this design, biomimicry architecture planning will be approved using a kinetic facade that can be set using a computer configuration.Keywords: Museum, Astronomy, Design, Building, Biomimicry.
Optimalisasi Pencahayaan dan Penghawaan Alami pada Rumah Adat Mandar Burhanuddin Amin; Fitrawansyah Fitrawansyah; Ratriana Said Bunawardi
TIMPALAJA Vol 3 No 1 (2021): Timpalaja
Publisher : the Department of Architecture, Faculty of Science and Technology, Alauddin Islamic University of Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24252/timpalaja.v3i1a4

Abstract

Abstrak. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi pengoptimalan  pencahayaan dan penghawaan alami pada bangunan rumah adat Suku Mandar. Rumah adat Suku Mandar merupakan rumah tradisional yang masih memperhatikan faktor alami pada pembangunannya. Seperti untuk pencahayaan dan penghawaan bangunan, untuk pencahayaan alami berkaitan langsung dengan bukaan yang ada dibangunan, sedangkan untuk penghawaan alami berkaitan erat dengan penataan bukaan dan pemilihan material pada bangunan rumah adat Suku  Mandar. Pada  penelitian yang dilakukan ini, menunjukkan bahwa rumah adat Suku Mandar, sangat memperhatikan elemen-elemen yang mempengaruhi optimalisasi pencahayaan dan penghawaan alami melalui pemilihan material, pengoptimalan keberadaan letak pintu, jendela dan ventilasi.Kata kunci : Pencahayaan; Penghawaan; Rumah. Abstract_ This research aims to find out the conditions of lighting and natural ventilation especially in mandar tribal traditional houses, mandar tribal houses are traditional houses that still pay attention to natural factors for their development, such as for lighting and natural ventilation, for lighting related directly to openings in the building, while for natural ventilation is closely related to the arrangement of openings and material selection in the traditional Mandar traditional house building. With the research conducted, the traditional house of the Mandar tribe pays close attention to the elements that influence the optimization of lighting and natural ventilation through material selection, optimization of the existence of doors, windows and ventilation.Keywords: Lightin; Airing; Home. 
Revitalisasi Pasar Rakyat Parigi Lappariaja dengan Pendekatan Arsitektur Vernakular di Kabupaten Bone A. Nova Yana; Ratriana Said Bunawardi; Alfiah Alfiah
TIMPALAJA Vol 3 No 1 (2021): Timpalaja
Publisher : the Department of Architecture, Faculty of Science and Technology, Alauddin Islamic University of Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24252/timpalaja.v3i1a2

Abstract

Abstrak_Revitalisasi Pasar Rakyat Parigi Lappariaja dengan Pendekatan Arsitektur Vernakular di Kabupaten Bone bertujuan untuk memenuhi keinginan dan kebutuhan masyarakat terkhusus di Pasar Rakyat Parigi Lappariaja  Kabupaten Bone. Penataan kembali Pasar Rakyat Parigi Lappariaja Kabupaten Bone diharapkan dapat mengakomodasi kebutuhan pedagang. Memenuhi pelayanan pasar tersebut sesuai dengan skala  operasionalnya serta memenuhi fungsinya sebagai pusat perdagangan tradisional kawasan. Selain itu diharapkan  dengan pengembangan dan penataan pasar ini dapat memperbaiki dan menyelesaikan masalah yang berada di area  Kawasan pasar Parigi tersebut. Sehingga dapat terintegrasi dengan aktivitas dari bangunan pertokoan dan permukiman yang berada di sekitarnya. Dalam Perancangan Pasar Rakyat Parigi perlu memperhatikan alam sekitar  sehingga dapat menyesuaikan dengan alam tempat bangunan akan dibangun. Pada perancangan ini akan berfokus pada penerapan arsitektur vernakular yang hanya diterapkan pada bagian atap dan fasad bangunan pasar. Kata Kunci: Revitalisasi; Pasar; Vernakuler. Abstract_ The revitalization of Parigi Lappariaja People's Market with the Vernacular Architectural Approach in Bone  Regency aims to fulfill the wants and needs of the community, especially in Parigi Lappariaja People's Market, Bone  Regency. The restructuring of the Parigi Lappariaja People's Market in Bone Regency is expected can accommodate the needs of traders. Fulfill this market service according to the scale of its operation and fulfill its function as a regional traditional trading center. In addition, it is hoped that the development and determination of this market can fix and resolve problems in the Parigi market area. So that it can be integrated with the activities of shopping buildings and settlements around it. In the planning of Pasar Rakyat Parigi, it is necessary to pay attention to the surrounding environment so that it can adjust to the nature where the building will be built. This design will focus on the application of vernacular architecture which is only applied to the roofs and facades of market buildings.Keyword: Revitalizing; Market; Vernacular.
Perancangan Hotel Resort dengan Pendekatan Arsitektur Perilaku di Kabupaten Bulukumba Rahmat Hidayat; Ratriana Said Bunawardi; Muhammad Attar
TIMPALAJA Vol 3 No 1 (2021): Timpalaja
Publisher : the Department of Architecture, Faculty of Science and Technology, Alauddin Islamic University of Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24252/timpalaja.v3i1a9

Abstract

Abstrak_ Kabupaten Bulukumba merupan sebuah Kabupaten yang kaya akan potensi wisata di Sulawesi Selatan. Terletak + 153 km dari kota Makassar. Dengan wilayah geografis yang eksostis antara pengunungan dan pantai, menjadikan Bulukumba menjadi tujuan wisata alam/bahari bagi wisatawan yang berkunjung ke Sulawesi Selatan.Selain Pantai Tanjung Bira destinasi wisata bahari yang terkenal adalah Tebing Apparalang yang terletak di Desa Ara, Kecamatan Bontobahari. Tebing Apparalang memiliki panorama alam yang indah dengan tebing curam dan batuan karang, udara yang sejuk serta suasana yang tenang dengan suara deburan ombak menjadi daya Tarik tersendiri dari tebing ini. Berdasarkan informasi dari pengelola wisata Tebing Apparalang, Tempat wisata ini di kunjungi sekitar 2.000-2200 orang wisatawan setiap minggunya. diantara wisatawan yang berkunjung banyak dari wisatawan yang membutuhkan tempat untuk menginap. di lain hal. di Tebing Apparalang sendiri belum tersedia fasilitas penginapan. Oleh karena itu penting untuk menyediakan fasilitas baru berupa fasilitas hunian berupa resort untuk menunjang kegiatan berwisata dan menginap yang nyaman dan aman bagi wisatawan dalam berwisata di Tebing Apparalang. Dalam perancangan hunian resort di Tebing Appalarang sebagai wadah yang akan memfasilitasi wisatawan untuk menginap di Kawasan Tebing Appalarang, untuk itu perlu diterapkan pendekatan arsitektur yang sesuai dan mampu memberikan pengaruh positif terhadap wisatawan nantinya, dalam hal ini Arsitektur Perilaku merupakan jenis pendekatan arsitektur yang diharapkan dapat memberikan pendekatan konsep yang dapat menganalisis dengan tepat dalam merancang hunian resort beserta fasilitasnya yang sesuai dengan psikologi dan perilaku wisatawan yang berkunjung di Tebing Apparalang.Kata kunci: Kabupaten Bulukumba; Resort; Arsitektur Perilaku. Abstract_ Bulukumba Regency is a regency that is rich in tourism potential in South Sulawesi. Located + 153 km from the city of Makassar. With an exotic geographical area between mountains and beaches, Bulukumba is a natural / marine tourism destination for tourists visiting South Sulawesi. Apart from Tanjung Bira Beach, a famous marine tourism destination is Apparalang Cliff which is located in Ara Village, Bontobahari District. Apparalang Cliff has a beautiful natural panorama with steep cliffs and rocks, cool air and a calm atmosphere with the sound of the waves being the main attraction of this cliff. Based on information from the Apparalang Cliff tourism manager, around 2000-2200 tourists visit this tourist spot every week. Among the tourists who visit, there are many tourists who need a place to stay. in another case. There are no lodging facilities available on the Apparalang Cliffs. Therefore it is important to provide new facilities in the form of residential facilities in the form of resorts to support comfortable and safe traveling and staying activities for tourists while traveling on Apparalang Cliffs. In designing residential resorts on the Appalarang Cliffs as a forum that will facilitate tourists to stay in the Appalarang Cliff Area, it is necessary to apply an appropriate architectural approach and be able to have a positive influence on tourists later, in this case Behavioral Architecture is a type of architectural approach that is expected to provide a conceptual approach that can analyze precisely in designing resort housing and its facilities in accordance with the psychology and behavior of tourists visiting Apparalang Cliffs.Keywords:  Bulukumba Regency; Resort; Behavioral Architectur.
Pusat Pengolahan Bawang Merah dengan Pendekatan Arsitektur Modern di Kabupaten Enrekang Nurfadilla Nurfadilla; Irma Rahayu; Ratriana Said Bunawardi
TIMPALAJA Vol 3 No 2 (2021): Timpalaja
Publisher : the Department of Architecture, Faculty of Science and Technology, Alauddin Islamic University of Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24252/timpalaja.v3i2a9

Abstract

Abstrak_ Kabupaten Enrekang masuk dalam kategori kawasan utama dalam memproduksi bawang merah yang  mampu mencukupi kebutuhan masyarakat setempat bahkan antar-provinsi dan pulau. Sifat bawang merah yang  mudah rusak dan tingginya persaingan kualitas di Indonesia membuat harga bawang kadang tidak stabil yang  memberikan inisiatif untuk membuat produk olahan bawang merah agar bisa disimpan lebih lama. Dari  permasalahan di atas maka perlu di bangunan sebuah industri makanan Pusat Pengolahan Bawang Merah untuk  memberikan peluang bagi petani bawang merah di Kabupaten Enrekang agar hasil panen yang ada bisa diolah dan  dimanfaatkan sebagaimana mestinya. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif melalui studi  literatur,studi lapangan, studi banding atau studi preseden untuk membandingkan bangunan yang memiliki fungsi  yang sama. Konsep Arsitektur Modern dipilih dalam perancangan Pusat Pengolahan Bawang Merah, hal ini  ditunjang oleh alasan bahwa modernisasi akan memberikan dampak yang baik pada desain, bentuk, material dan  fungsinya. Arsitektur modern juga tidak hanya memberikan keindahan suatu bangunan tetapi dapat memudahkan  proses produksi. Filosofi bangunan diambil dari bentuk bawang merah serta arsitektur modern kubisme yang  kemudian disesuaikan dengan tapak yang berkontur memberikan elevasi yang berbeda berdasarkan area dan  fungsinya.Kata kunci : Pusat Pengolahan; Arsitektur Modern; Enrekang. Abstract_ Enrekang Regency is included in the category of the main area in producing shallots that are able to meet the needs of the local community and even between provinces and islands. The nature of shallots that are easily damaged and the high-quality competition in Indonesia makes onion prices sometimes unstable which gives the initiative to make processed shallot products so that they can be stored longer. From the problems above, it is necessary to build a food industry, the Shallot Processing Center, to provide opportunities for shallot farmers in Enrekang Regency so that the existing harvest can be processed and utilized properly. The method used is a descriptive method through literature studies, field studies, comparative studies, or precedent studies to compare buildings that have the same function. The concept of Modern Architecture was chosen in the design of the Shallot Processing Center, this is supported by the reason that modernity will have a good impact on the design, form, material, and function. Modern architecture also not only gives the beauty of a building but can facilitate the production process. The shape of the building that bends from the onion philosophy and modern cubism architecture which is then adapted to the contoured site gives different elevations based on the area and function. Keywords: Processing Center; Modern Architecture; Enrekang.