Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

Transformasi limbah daun kering menjadi pupuk organik: inovasi untuk keberlanjutan pertanian di dusun Payak Cilik Andika Andika; Andreas Ronald Setianan; Thomas Hughie Firnaldo; Firminus Berkasa; Colorus Pakar; Dian Budyanti Prasetyaningrum; Syofiatun Utami; Gregorius Arya Puspa Yudha Negara; Laely Nur Azmi; Reisa Wahyu Fitriana; Bryan Mahendra; Pradanang Reza Saputra; Antonius Febrian Doni Pratama; Della Nanda Luthfiana; Titi Laras
SELAPARANG: Jurnal Pengabdian Masyarakat Berkemajuan Vol 8, No 1 (2024): March
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/jpmb.v8i1.21279

Abstract

AbstrakDi Indonesia, limbah kayu, ranting, dan daun mewakili sumber limbah terbesar ketiga, dengan kontribusi sekitar 13% terhadap volume limbah total. Dusun Payak Cilik, yang berlokasi di Desa Srimulyo, Kecamatan Piyungan, Bantul menghadapi tantangan dalam pengelolaan limbah daun kering, yang kerap diatasi melalui pembakaran terbuka. Praktik ini tidak hanya menyebabkan emisi gas rumah kaca tetapi juga menimbulkan risiko kesehatan. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat (PKM) ini bertujuan untuk mengedukasi Ibu-ibu anggota Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga  (PKK) Payak Cilik, tentang pemanfaatan limbah daun kering sebagai kompos, dengan harapan meningkatkan pemahaman dan keterampilan dalam mengolah limbah menjadi pupuk organik yang berharga. Pendekatan PKM dilakukan melalui serangkaian tahapan, yang meliputi identifikasi masalah, penyuluhan, penyediaan alat dan bahan, praktik pembuatan kompos, dan evaluasi. Sebelum penyuluhan, rata-rata pemahaman awal para peserta tentang kompos dari daun kering dan metode pengolahannya berada pada tingkat 40% dan 30%, yang dikategorikan sebagai kurang dan buruk. Namun, setelah mengikuti penyuluhan, terjadi peningkatan signifikan yaitu rata-rata 71.43% dalam pemahaman mereka tentang kompos dari daun kering dan manfaatnya. Pemahaman tentang tahapan-tahapan dalam pembuatan kompos juga meningkat menjadi 70%. Penyuluhan ini berhasil membangkitkan minat seluruh peserta untuk menerapkan pengetahuan yang telah mereka peroleh. Secara keseluruhan, kegiatan penyuluhan dan praktik dalam program PKM ini terlaksana dengan sangat baik. Sebagai saran untuk PKM selanjutnya, inisiatif ini dapat diterapkan di komunitas pedesaan lainnya di seluruh Indonesia. Kata kunci: daun kering; edukasi lingkungan; limbah organik; pupuk kompos; pertanian berkelanjutan AbstractIn Indonesia, wood, twig and leaf waste represents the third largest source of waste, contributing around 13% to the total waste volume. Payak Cilik Hamlet, located in Srimulyo Village, Piyungan Sub-district, Bantul, faces challenges in managing dry leaf waste, often addressed through open burning. This practice not only causes greenhouse gas emissions but also poses health risks. This community service activity (PKM) aims to educate members of the Payak Cilik Family Welfare Empowerment (PKK) on using dry leaf waste as compost, hoping to increase their understanding and skills in processing waste into valuable organic fertilizer. The PKM approach is carried out through a series of stages, which include problem identification, counseling, provision of tools and materials, composting practice, and evaluation. Before the counseling, the participants' average initial understanding of compost from dried leaves and its processing methods were 40% and 30%, respectively, categorized as poor and poor. However, after attending the counseling, there was a significant increase of 71.43% on average in their understanding of compost from dried leaves and its benefits. The understanding of the stages in composting also increased by 70%. The counseling succeeded in arousing the interest of all participants to apply the knowledge they had gained. Overall, the extension and practical activities in this PKM program were very well implemented. As a suggestion for future PKM, this initiative can be implemented in other rural communities throughout Indonesia. Keywords: dry leaves; compost; environmental education; organic waste; sustainable agriculture