Agnes Purba
Universitas Sari Mutiara Indonesis

Published : 1 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN STATUS GIZI BADUTA (6-24 BULAN) DI PUSKESMAS BUHIT SAMOSIR Agnes Purba; Ronni Naudur Siregar
Jurnal Kesehatan Ilmiah Aufa Royhan Vol 9 No 1 (2024): Vol.9 No. 1 Juni 2024
Publisher : Universitas Aufa Royhan di Kota Padangsidimpuan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Masalah gizi akan muncul ketika asupan zat gizi dan kebutuhannya tidak sesuai. Kekurangan nutrisi yang terjadi pada bayi dapat menimbulkan berbagai permasalahan gizi yang dapat dinilai dari status gizi. Permasalahan gizi yang mayoritas terjadi di Indonesia yaitu kekurangan gizi dan kelebihan gizi. Paling banyak kasus gizi dan saat ini sedang banyak dilakukan intervensi untuk perbaikannya adalah kurang gizi kronis dengan bentuk anak pendek (stunting) dan anak kurus (wasting). Data di Puskesmas Buhit Kabupaten Samosir jumlah balita bulan Februari tahun 2023 sebanyak 2.455 orang dan yang mengalami stunting sebanyak 98 orang (4%). Data bulan Agustus tahun 2023 jumlah balita 2.404 orang dan yang mengalami stunting 129 orang (5.4%). Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor yang berhubungan dengan status gizi baduta (6-24 bulan) desain penelitian cross sectional. Sampel dalam penlitian ini adalah ibu yang memiliki baduta usia 6-24 bulan di Puskesmas Buhit Kabupaten Samosir. Data diambil melalui wawancara menggunakan kuisioner terhadap 45 orang ibu baduta dan juga melalui pengukuran langsung berat badan dan panjang badan baduta. Kemudian data dianalisis menggunakan chi-square. Hasil menunjukkan bahwa terdapat hubungan pengetahuan ibu tentang gizi dengan status gizi baduta dan tidak terdapat hubungan yang signifikan antara pemberian ASI eksklusif dengan status gizi (BB/PB). Oleh sebab itu penting untuk peningkatan konseling tentang pemenuhan gizi seimbang pada ibu baduta dan tentang ASI eksklusif yang dilakukan pada saat pelaksanaan posyandu, saat melakukan ANC dan saat ibu menyusui dan suami/keluarga.