Linda P. Suherman
Fakultas Farmasi, Universitas Jenderal Achmad Yani, Cimahi, Indonesia

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

EFEK HIPOGLIKEMIK EKSTRAK AIR DAUN BUNGUR (Lagerstroemia speciosa L. Pers.) PADA MENCIT SWISS WEBSTER JANTAN DENGAN METODE TOLERANSI GLUKOSA Linda P. Suherman; Puspa Sari Dewi; Rosyifah Salsabila
Kartika : Jurnal Ilmiah Farmasi Vol 3 No 1 (2015)
Publisher : Fakultas Farmasi Universitas Jenderal Achmad Yani, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26874/kjif.v3i1.97

Abstract

ABSTRAK Tumbuhan bungur (Lagerstroemia speciosa L. Pers.) adalah salah satu tumbuhan yang dapat digunakan sebagai antidiabetes, mengobati kencing batu dan tekanan darah tinggi.Penelitian sebelumnya menunjukkan ekstrak air  daun bungur mempunyai efek hipoglikemik dengan metode induksi aloksan. Penelitian ini dilakukan untuk menguji efek hipoglikemik ekstrak air daun bungur pada mencit Swiss Webster jantan dengan metode toleransi glukosa. Pembuatan ekstrak air daun bungur dilakukan dengan perebusan. Ekstrak air daun bungur dosis 75, 150 dan 300 mg/kg bb diberikan pada hewan uji, dan sebagai pembanding digunakan metformin dosis 65 mg/kg bb. Kadar glukosa darah ditentukan menggunakan alat tes glukosa Accu Chek®  pada menit ke 10, 20, 30, 45, 60, 90, 120 dan 180 setelah diinduksi dengan larutan glukosa 2 g/kg bb secara oral. Hasil uji hipoglikemik menunjukkan bahwa pemberian ekstrak air daun bungur dosis 75, 150 dan 300 mg/kg bb dapat menurunkan kadar glukosa darah dibandingkan dengan kelompok kontrol. Ekstrak air daun bungur dosis 75 mg/kg bb menunjukan perbedaan secara bermakna pada menit ke- 180 dibandingkan dengan kelompok kontrol (p<0,05). Dapat disimpulkan bahwa dosis terbaik ekstrak air daun bungur untuk menurunkan kadar glukosa darah adalah 75 mg/kg bb. Kata kunci : Bungur, Lagerstroemia speciosa L. Pers., antidiabetes, hipoglikemik, ekstrak air ABSTRACT Bungur is one of the herbs used to treat diabetic, bladder stones and high blood pressure. Previous study stated that bungur leaves had hypoglycemic effect with aloksan induced methods. This study is done in order to test the effect of water extract of bungur leaves in male Swiss Webster mice with glucose tolerance methods. Water extract of bungur leaves is made by boiling. Test Animal were given water extract of bungur leaves at doses of 75, 150 and 300 mg/kg bw. Metformin 65 mg/kg bw was used as comparator. Blood glucose levels was measured with Accu Chek®  glucose test kits at minute 10 , 20 , 30 , 45 , 60 , 90 , 120 and 180 after induced  by the glucose solution at  dose of 2 g / kg bw orally . The results showed that water extract of bungur leaves at dose of 75, 150 and 300 mg/kg bw could reduce blood glucose level compared to control group. water extract of bungur leaves at dose of 75 mg/kg bw was significantly different at minute 180 compared to control group (p<0,05). It can be concluded thatthe best dose  of water extract of bungur leaves to reduce blood glucose level was 75 mg/kg bw. Key words   : Bungur, Lagerstroemia speciosa L. Pers., antidiabetic, hypoglycemic, water extract
KAJIAN POLA PERESEPAN DAN POTENSI INTERAKSI OBAT ANTIHIPERTENSI DI SALAH SATU APOTEK KOTA CIMAHI Robby Ramdani; Linda P. Suherman; Ambar Sundari; Ayu Krishna Widya Utami
Kartika : Jurnal Ilmiah Farmasi Vol 9 No 1 (2024)
Publisher : Fakultas Farmasi Universitas Jenderal Achmad Yani, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26874/kjif.v9i1.408

Abstract

Hipertensi merupakan kondisi tekanan darah di atas normal dimana tekanan darah sistolik > 140 mmHg dan diastolik > 90 mmHg. Tekanan darah yang tidak  terkendali  pada  pasien  hipertensi  dapat  meningkatkan  risiko  terjadinya penyakit  kardiovaskular. Pengunaan obat hipertensi yang tidak tepat akan menyebabkan masalah yang serius terhadap pelayanan kesehatan dikarenakan akan menyebabkan dampak yang negatif kepada pasien sehingga pola peresepan menjadi hal yang penting. Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui pola peresepan obat antihipertensi, sehingga dapat diketahui obat yang diresepkan pada pasien hipertensi berdasarkan umur, jenis kelamin, golongan obat dan jenis obat yang diresepkan. Desain yang digunakan pada penelitian ini yaitu deskriptif observasional.  Penelitian dilakukan di salah satu Apotek Kota Cimahi periode Januari-Desember 2019. Hasil penelitian menunjukan bahwa jumlah pasien yang memenuhi kriteria inklusi sebanyak 89 pasien pada rentang usia 51-60 tahun (58.43%), dengan jenis kelamin terbanyak laki-laki sebesar 59 pasien (66,3%). Penggunaan monoterapi yang terbanyak pada peresepan obat ramipril sebanyak 17 pasien (19,1%), kombinasi 2 golongan obat furosemide dan ramipril sebanyak 6 pasien (3,4%) dan penggunaan 3 kombinasi obat hidroklortiazid, kaptopril dan nebivolol sebanyak 1 pasien (1,25%). Potensi mekanisme interaksi obat secara farmakodinamik terjadi sebanyak 7 pasien (87,5%) dan tidak diketahui sebanyak 1 pasien (12,5%). Berdasarkan tingkat keparahan dapat terjadi potensi interaksi secara major sebanyak 3 pasien (37,5%) pada penggunaan kombinasi obat kandesartan dan rampiril, interaksi obat secara moderate sebanyak 5 pasien (62,5%) pada penggunaan kombinasi obat furosemid dan rampiril; hidroklortiazid dan nebivolol; hidroklortiazid, nebivolol dan kaptopril. Kata kunci: antihipertensi, pola peresepan, interaksi obat   Abstract Hypertension is a condition where blood pressure is above normal, where systolic blood pressure is > 140 mmHg and diastolic > 90 mmHg. Uncontrolled blood pressure in hypertensive patients can increase the risk of cardiovascular disease. Inappropriate use of hypertension medication will cause serious problems for health services because it will have a negative impact on patients, so prescribing patterns are important. The aim of this research is to determine the pattern of antihypertensive drug prescribing, so that we can find out the drugs prescribed to hypertensive patients based on age, gender, drug class and type of drug prescribed. The design used in this research is descriptive observational. The research was conducted at one of the Cimahi City pharmacies for the period Januar-December 2019. The results of the study showed that the number of patients who met the inclusion criteria was 89 patients in the age range 51-60 years (58.43%), with the largest gender being male at 59 patients (66.3%). The highest use of monotherapy was the prescription of the drug ramipril as many as 15 patients (16.9%), a combination of 2 classes of drugs furosemide and ramipril as many as 6 patients (3.4%) and the use of 3 combinations of hydrochlorthiazide, captopril and nebivolol as many as 1 patient (1, 25%). The potential mechanism for pharmacodynamic drug interactions occurred in 7 patients (87.5%) and was unknown in 1 patient (12.5%). Based on the level of severity, there could be a potential for major interactions in 3 patients (37.5%) when using the combination of kandesartan and rampiril, moderate drug interactions in 5 patients (62.5%) when using the combination of furosemide and rampiril; hydrochlorthiazide and nebivolol; hydrochlorthiazide, nebivolol and captopril. Keywords: antihypertensives, prescribing patterns, drug interactions