<![CDATA[ABSTRAK Di era globalisasi saat ini, telah terjadi kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Namun di sisi lain dampak dari kemajuan tersebut, dapat mengakibatkan perubahan perilaku konsumsi yang tidak sehat dan meningkatkan keterpaparan yang dapat membahayakan kesehatan masyarakat, sehingga memicu timbulnya penyakit degeneratif. Penyakit degeneratif ditandai adanya kondisi stress oksidatif, dimana stres oksidatif adalah suatu kondisi yang terjadi karena ketidakseimbangan jumlah radikal bebas dengan sistem pertahanan antioksidan di dalam tubuh. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji pembuatan puding lumut jambu merah sebagai makanan selingan sumber antioksidan. Rancangan yang digunakan yaitu Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 6 formulasi yaitu 10%:90%, 20%:80%, 30%:70%, 40%:60%, 50%:50%, dan 60%:40% dengan pengulangan sebanyak 4 kali. Berdasarkan hasil penelitian, uji sifat fisik (kekerasan) tidak terdapat perbedaan yang signifikan (sig ≥0,05). Terdapat perbedaan yang siginifikan (sig ≤0,05) terhadap uji organoleptik puding lumut sari jambu biji merah. Perlakuan terbaik puding lumut dengan proporsi sari jambu biji merah 40% dan air 60% dengan nilai IC50 72,37 ppm memiliki aktivitas antioksidan yang kuat, berkarakteristik uji kekerasan sebesar 2,34 N, warna merah muda, rasa agak manis, aroma agak jambu biji merah, dan tekstur agak lembut. Komposisi gizi puding lumut sari jambu biji merah dengan energi sebesar 127,67 kkal, karbohidrat 20,10 gram, lemak 3,19 gram, protein 4,64 gram, kadar abu 0,89 gram, dan kadar air 71,18 gram. Takaran saji puding lumut sari jambu biji merah sebanyak 170 gram (2 cup) tiap konsumsi. Kata Kunci: Aktivitas Antioksidan, Makanan Selingan, Puding Lumut, Takaran saji]]>
