Claim Missing Document
Check
Articles

Found 12 Documents
Search

Pemberdayaan Masyarakat di Kampung Balang-Tangnga Kelurahan Pai Kota Makassar tentang Edukasi dan Swamedikasi Penyakit Febris Usman, Yusnita
Indonesian Journal of Community Dedication Vol 1 No 2 (2019): Indonesian Journal of Community Dedication
Publisher : STIKES Nani Hasanuddin Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (326.016 KB) | DOI: 10.35892/community.v1i2.191

Abstract

Febris dapat menjadi tanda permulaan adanya infeksi, atau disebabkan oleh adanya kelainan metabolik dan penyebab lain. Telah dilakukan Program Kemitraan Masyarakat (PKM) yang melibatkan masyarakat di Kampung Balang-Tangnga Kelurahan PAI Kota Makassar. Secara umum tujuan dari kegiatan ini adalah untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat sasaran tentang penyakit Febris dan pengobatannya serta meningkatkan keberdayaan masyarakat tersebut mampu melakukan swamedikasi jika terjadi penyakit tersebut. Target khusus melalui kegiatan ini adalah diharapkan masyarakat mampu menerapkan pengetahuan yang telah diberikan melalui kegiatan PKM ini, yakni melakukan swamedikasi terhadap penyakit Febris pada diri sendiri dan keluarganya. Metode yang digunakan dalam kegiatan ini adalah penyuluhan dan pelatihan dengan metode ceramah, tanya jawab dan penilaian pengetahuan kepada sasaran masyarakat di Kampung Balang Kelurahan Pai melalui pre-test dan post-test. Data hasil kegiatan PKM ini, kemudian dikategorikan menjadi 3 respon pemahaman yakni : baik (80-100), cukup (70-55) dan kurang (<55). Hasil dari respon peserta dari kegiatan ini menunjukkan dari 20 peserta dapat dikategorikan nilai pre-test 8 orang (baik), 6 orang (cukup) dan 6 orang kurang, sedangkan nilai post- test meningkat menjadi 16 orang (baik), 3 orang (cukup) dan 1 orang (kurang). Sedangkan Hasil pelatihan lanjutan menunjukkan 4 kelompok mampu melakukan swamedikasi jika diberikan permasalahan. Jadi dapat disimpulkan, terjadi peningkatan pemahaman maupun keterampilan peserta setelah kegiatan dilakukan.
PEMANFAATAN POTENSI LIMBAH KULIT BAWANG MERAH (Allium Cepa. L) SEBAGAI SEDIAAN GEL HAND SANITIZER Usman, Yusnita
Jurnal Riset Kefarmasian Indonesia Vol 2 No 2 (2020): Jurnal Riset Kefarmasian Indonesia
Publisher : APDFI (Asosiasi Pendidikan Diploma Farmasi Indonesia)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33759/jrki.v2i2.79

Abstract

The increased health problems caused by microorganisms at the hands, hand sanitizer gel as the way out to maintained health and hand hygiene because it is more practical and easy to carry. The purpose of this study was to make formulations of gel with physically stable and had inhibitory activity against the Staphylococcus aureus bacteria. In this study three formulations were made with a ratio of Hydroxy ethyl selilulose 0.5% (F1), 1% (F2) and 2% (F3) then physical stability testing included organoleptic, homogeneity, pH and dispersion before and after accelerated storage, then antimicrobial activity by sump method. Organoleptic test showed there is no color, smell and texture changes. The results of the homogenety test, formula with concentration of Hydroxy ethyl cellulose 1% and 2% is homogeneous. The pH test results showed that the gel preparation did not change pH. Dispersing test showed concentration hydroxyethyl cellulose 1% has the highest dispersion value. but statistical paired T test results showed that the dispersion before and after storage was accelerated significantly different 0.043 (p <0.05), but still in accordance with the range of dispersion specifications for a good semisolid preparation.The MIC test results showed Formulation F1, F2 and F3 ethanol extract red onion skin gel are strong inhibitory effect, ethanol extract of red onion skin gel F1 inhibitory zone is 16mm, F2 and F3 had the same inhibitory zone is 14.33. It can be concluded F2 has the best physical stability, but F1 is the most effective to inhibit Staphylococcus aureus.
Formulasi dan Uji In Vitro Nilai Sun Protecting Factor (SPF) Krim dari Cangkang Telur Ayam Ras Usman, Yusnita; Muin, Rahmatullah
Jurnal MIPA Vol 10, No 1 (2021)
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35799/jmuo.10.1.2021.31188

Abstract

Potensi limbah cangkang telur (CT) ayam ras di Indonesia cukup besar yakni dihasilkan + 133.703 ton per tahunnya. Penyusun utama dari cangkang tersebut adalah kalsium karbonat (CaCO3) sebesar + 98% dapat berfungsi memblok sinar ultraviolet yang akan terpapar pada kulit. Penelitian ini bertujuan untuk membuat formula dan penentuan nilai sun protecting factor (SPF) secara in vitro krim dari limbah cangkang telur ayam ras. Formula dibuat  dengan perbedaan konsentrasi cangkang telur F1(10%) dan F2 (15%).  Kemudian dilakukan evaluasi karakteristik fisik yang meliputi uji organoleptis, tipe emulsi, kriming, viskositas dan pH serta inversi fase sebelum dan setelah kondisi dipercepat selama 10 siklus. Selanjutnya ditentukan nilai SPF menggunakan spektrofotometer UV-VIS pada panjang gelombang 290-320 nm dan hasil pengukurannya dihitung menggunakan rumus SPF. Data hasil evaluasi kestabilan fisik krim dianalisis menggunakan SPSS dengan uji T parsial dengan tingkat kepercayaan 95% dan signifikansi dianggap bermakna jika P<0,05. Sedangkan nilai SPF dianalisis berdasarkan kategori proteksi tabir surya. Hasil penelitian menunjukkan F1 dan F2 memiliki stabilitas fisik yang memadai. Hasil uji nilai SPF baik CT 7500; CT 9000, F1 dan F2 menunjukkan tidak ada perbedaan kategori proteksi UV. Semua kelompok menunjukkan aktivitas uv protektif dengan kategori ekstra.The potential of chicken eggshell waste in Indonesia is quite large, which is produced + 133.703 every years. The main constituent of this shell is 98% of calcium carbonate (CaCO3) which functions to block ultraviolet light that will be exposed to the skin. This study aims to make a formula and determine the sun protecting factor (SPF) by in vitro test of cream from waste of this eggshells. The formula was made with difference concetration of  this eggshell  F1 (10%) and F2 (15%). Then the evaluation of physical characteristics includes organoleptic test, emulsion type, creaming, viscosity and pH as well as phase inversion before and after the accelerated condition for 10 cycles. Furthermore, the SPF was determined using a UV-VIS spectrophotometer at a wavelength of 290-320 nm and the measurement results were calculated using the SPF formula. The data from the evaluation of the physical stability of the cream were analyzed using SPSS with a partial T test with a confidence level of 95% and the significance was considered significant if P <0.05. Meanwhile, the SPF value was analyzed based on the sunscreen protection category. The results showed that F1 and F2 had adequate physical stability. The SPF value test results are CT 7500; CT 9000, F1 and F2 showed no difference in the UV protection category. All groups showed extra category protective UV activity.
Uji Aktivitas UV Protektif Secara In Vivo pada Krim dari Bahan Aktif Cangkang Telur Ayam Ras Menggunakan Hewan Coba Kelinci Betina Usman, Yusnita; Muin, Rahmatullah
Jurnal MIPA Vol 11, No 1 (2022)
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35799/jm.v11i1.36911

Abstract

Previously, an in vitro study of the SPF value of a cream formulation with active ingredients from broiler eggshells was conducted using UV-vis spectrophotometry at a wavelength of 290-320 nm and obtained an SPF value of 8.335 at a concentration of 9000 ppm. This study aims to continue testing the UV protective activity in vivo on creams from these active ingredients with combination of adding 5% titanium dioxide. The experimental animals used consisted of 12 female rabbits divided into 4 groups, namely (1) positive control: market product spf 15, (2) Negative control: cream base, (3) Formula I: (15% egg shell), and (4 ) Formula II: (a combination of 15% eggshell and 5% titanium dioxide). The activity test was carried out by determining (SPF) against UV-B rays in vivo in 4 groups of experimental animals by comparing the Minimum Erythema Dose (MED) value on protected skin with those not protected by sunscreen. The test results were then analyzed based on the category of sunscreen uv protection. The results showed the SPF value of Group 1; 2; 3 and 4 respectively 15.3; 0 ; 8.55 and 12.37. Group 4 has the same activity as group 1 and has better activity than group 3.
Pemberdayaan Masyarakat di Kampung Balang-Tangnga Kelurahan Pai Kota Makassar tentang Edukasi dan Swamedikasi Penyakit Febris Yusnita Usman
Indonesian Journal of Community Dedication Vol. 1 No. 2 (2019): Indonesian Journal of Community Dedication
Publisher : STIKES Nani Hasanuddin Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Febris dapat menjadi tanda permulaan adanya infeksi, atau disebabkan oleh adanya kelainan metabolik dan penyebab lain. Telah dilakukan Program Kemitraan Masyarakat (PKM) yang melibatkan masyarakat di Kampung Balang-Tangnga Kelurahan PAI Kota Makassar. Secara umum tujuan dari kegiatan ini adalah untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat sasaran tentang penyakit Febris dan pengobatannya serta meningkatkan keberdayaan masyarakat tersebut mampu melakukan swamedikasi jika terjadi penyakit tersebut. Target khusus melalui kegiatan ini adalah diharapkan masyarakat mampu menerapkan pengetahuan yang telah diberikan melalui kegiatan PKM ini, yakni melakukan swamedikasi terhadap penyakit Febris pada diri sendiri dan keluarganya. Metode yang digunakan dalam kegiatan ini adalah penyuluhan dan pelatihan dengan metode ceramah, tanya jawab dan penilaian pengetahuan kepada sasaran masyarakat di Kampung Balang Kelurahan Pai melalui pre-test dan post-test. Data hasil kegiatan PKM ini, kemudian dikategorikan menjadi 3 respon pemahaman yakni : baik (80-100), cukup (70-55) dan kurang (<55). Hasil dari respon peserta dari kegiatan ini menunjukkan dari 20 peserta dapat dikategorikan nilai pre-test 8 orang (baik), 6 orang (cukup) dan 6 orang kurang, sedangkan nilai post- test meningkat menjadi 16 orang (baik), 3 orang (cukup) dan 1 orang (kurang). Sedangkan Hasil pelatihan lanjutan menunjukkan 4 kelompok mampu melakukan swamedikasi jika diberikan permasalahan. Jadi dapat disimpulkan, terjadi peningkatan pemahaman maupun keterampilan peserta setelah kegiatan dilakukan.
THE COMPARISON OF THERAPEUTIC EFFECTS AND THE SIDE EFFECTS IN THE USE OF VARIOUS DOSAGES OF GABAPENTIN ON PATIENTS WITH NEUROPHATIC PAIN Yusnita Usman
Nusantara Medical Science Journal Volume 1 No. 3 Juli - September 2016
Publisher : Faculty of Medicine, Hasanuddin University.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20956/nmsj.v1i3.2228

Abstract

ABSTRACTIntroduction:  The use of gabapentin  for the treatment of neuropathic  is found to provide a good effect of the therapeutic  while the side effects still can be tolerated.  This study aims to describe the difference in pain score reduction and incidence of drug side effects in patients who suffering from neuropathic  pain receiving Gabapentin  therapy of 300 mg in once a day, compared  with the use of Gabapentin  of 300 mg in twice a day. The re- search  was conducted  at Neurology  Department  of Hasanuddin  University  Hospital  in Makassar  from 19th   of April to 8th  of June 2016. Methods:  It was a prospective  cohort study using 50 samples selected with the consecutive  sampling technique. The samples were divided into two groups. The first group (n=25) received  Gabapentin  of 300 mg in once a day; while the second group (n=25) received Gabapentin of 300 mg in twice a day. Each group was examined  in terms of the pain score reduction  using the Visual Analog Scale (VAS) and the incidence of side effects using a questionnaire after the first and the second  week of the medical  treatment.  Results:  The results  revealed  that the use of Gabapentin  of 300 mg in once a day and Gabapentin  of 300 mg in twice a day for two weeks in reducing pain scores (examined based on VAS) resulted in the value of 4.12 and4.92 with P=0,000 (P<0,05). This showed a significant difference between the two groups. Conclusion: The use of Gabapentin of 300 mg in twice a day for two weeks, as a therapy of neuropathic  pain  at Neurology  Departement of Hasanuddin  University  Hospital  in Makassar,  resulted in a better decrease in pain scores. Meanwhile,  side effects with the highest  percentage  found  in the group using Gabapentin  of 300 mg in once a day, in comparison with the group using Gabapentin 300 mg in twice a day were drowsiness and dizziness. Keywords: Neuropathic  pain, Gabapentin,  Dosage Variation, Pain scores
Formulasi dan Uji Stabilitas Hand Body Lotion dari Ekstrak Etanol Rumput Laut (Eucheuma cottonii) Yusnita Usman
Journal Syifa Sciences and Clinical Research Vol 4, No 1 (2022): Volume 4 Edisi 1 2022
Publisher : State University of Gorontalo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37311/jsscr.v4i1.13519

Abstract

Research  has been carried out on formulation and stability test of hand body lotion from ethanolic extract of seaweed (Euchema cottonii). This study aims to obtain a hand body lotion formulation from seaweed extract (Eucheuma cottonii) that meets the requirements for the physical quality of the lotion, where the formula made consists of 4 formulas with extract concentrations of 5%, 10%, 15% and formulas without extracts. The evaluation of lotion preparations included organoleptic tests, pH tests, homogeneity tests and dispersibility tests. Data analysis was carried out by testing the physical quality of each formula compared to the quality standard of lotion preparations according to theory. From the research that has been done, it shows that the composition of the 4 formulas shows homogeneous results. The pH values of the formulas with extract concentrations of 5%, 10% and 5% and formulas without extracts were 5,8;5,3;5,1 and 6.6 (quality requirements 4,5 -6.6). Meanwhile, the pH distribution of the formula with 5%, 10% and 5% extract concentrations and the formula without extract was 5.2, respectively; 4.8; 4,4 and 5 (quality requirements 5-7). Based on the results obtained, it can be concluded that the formula with an extract concentration of 5% has the most physical stability that meets the requirements for the quality of lotion preparations.
Uji Stabilitas dan Aktivitas Sabun Mandi Cair Ekstrak Etanol Daun Alpukat (Persea americana Mill.) Yusnita Usman; Mutmainnah Baharuddin
Jurnal MIPA Vol. 12 No. 2 (2023): Artikel
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35799/jm.v12i2.44775

Abstract

Alpukat (Persea americana Mill) merupakan salah satu tanaman yang memiliki kandungan seperti tannin, alkaloid, saponin, alfa tokoferol dan flavonoid. Penelitian ini bertujuan untuk membuat formula, evaluasi stabilitas fisik dan menguji aktivitas antibakteri dari sediaan sabun mandi cair dari ekstrak etanol daun alpukat. Formula sediaan dibuat dalam 3 konsentrasi ekstrak yaitu F1 (10%), F2 (15%), dan F3 (20%).  Uji stabilitas menggunakan metode penyimpanan dipercepat  selama 6 siklus (1 siklus = 1x24 jam disuhu 4oC dan 1x24 jam disuhu 40oC), sedangkan uji aktivitas antibakteri menggunakan metode difusi dengan bakteri uji Staphylococcus aureus. Hasil uji stabilitas menunjukkan F1, F2, dan F3 secara organoleptis memiliki bentuk yang cair, bau yang khas, dan warna hijau tua. Pada uji stabilitas menunjukkan tidak terjadi perubahan secara organolpetik dan homogenitas baik sebelum dan setelah penyimpanan dipercepat. Perubahan nilai pH terjadi pada F2 dan perubahan tinggi busa terjadi pada F1. Meski demikian, perubahan yang terjadi pada F1 dan F2 masih memenuhi syarat SNI.  Secara keseluruhan stabilitas yang paling memadai adalah F3 karena tidak terjadi perubahan di setiap parameter uji stabilitas sediaan.  Hasil uji aktivitas antibakteri menunjukkan bahwa zona hambat rata-rata yang terbentuk dari  kontrol negatif, F1, F2, F3 dan kontrol positif terhadap pertumbuhan bakteri Staphylococcus aurreus berturut-turut 0; 6,67 mm; 8,33 mm; 10,43 mm dan 14,57 mm. Dapat disimpulkan bahwa formula terbaik adalah F3 karena memiliki stabilitas yang paling baik dan aktivitas antibakteri yang paling kuat dibandingkan F1 dan F2. Jadi, semakin tinggi konsentrasi ekstrak pada formula semakin stabil dan tinggi pula zona hambat yang dihasilkan Avocado (Persea americana Mill) is a plant that contains tannin, alkaloid, saponin, alpha tocopherol and flavonoid. This study aims to make a formula, evaluate physical stability and antibacterial activity test of a liquid body wash made from ethanol extract of avocado leaves. The preparation formula was made in 3 extract concentrations, namely F1 (10%), F2 (15%), and F3 (20%). The stability test used the accelerated life testing for 6 cycles (1 cycle = 1x24 hours at 4oC and 1x24 hours at 40oC), while antibacterial activity test used the diffusion method with Staphylococcus aureus as bacteria agent. Stability test results showed that organoleptic of F1, F2, and F3 had a liquid form, a characteristic odor, and a dark green color. The stability test showed no changes in organoleptic and homogenity both before and after accelerated life testing. Changes in pH values ​​occur in F2 and changes in foam height occur in F1. However, the changes that occur in F1 and F2 still appropriate with value of SNI. Overall the most adequate stability was F3 because there was no change in any of the stability test parameters of the preparation. The results of the antibacterial activity test showed that the average inhibition zone formed from negative controls, F1, F2, F3 and positive controls on the growth of Staphylococcus aurreus bacteria was 0; 6.67mm; 8.33mm; 10.43mm and 14.57mm. It can be concluded that the best formula is F3 because it has the best stability and the strongest antibacterial activity compared to F1 and F2. So, the higher the concentration of the extract in the formula, the more stable and the higher the inhibition zone produced
UJI STABILITAS FISIK GEL DARI EKSTRAK ETANOL KULIT BATANG KAYU JAWA (Lannea coromandelica) PADA BASIS NA-CMC DAN KARBOPOL 934 Yusnita Usman
Journal of Pharmaceutical Science and Herbal Technology Vol. 4 No. 1 (2019): Journal of Pharmaceutical Science and Herbal Technology
Publisher : STIKES Nani Hasanuddin Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kayu jawa (Lannea coromandelica) telah terbukti secara empiris memiliki aktivitas antioksidan. Tumbuhan ini memiliki kandungan kimia berupa tanin, flavonoid, saponin, glikosida, fenol. Dilakukan penelitian uji stabilitas fisik gel dari ekstrak etanol kulit batang kayu jawa (Lannea coromandelica) pada basis Na-CMC dan Karbopol. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui stabilitas formulasi yang paling baik dari gel ekstrak etanol kulit batang kayu jawa (Lannea coromandelica) dengan basis gel Na-CMC dan Karbopol 934. Ekstrak diperoleh dari hasil refluks dengan etanol 70% sebagai cairan penyari. Konsentrasi ekstrak untuk pembuatan gel adalah 5%. Uji stabilitas sediaan gel yang dilakukan meliputi uji organoleptis, homogenitas, pH, daya sebar dan konsistensi. Analisis data dilakukan secara manual dan disajikan dalam bentuk tabel. Gel dengan basis Na-CMC memenuhi 4 uji parameter sediaan gel, yakni uji organoleptis homogenitas, pH dan uji konsistensi. Sedangkan daya sebar gel belum memenuhi standar. Gel dengan basis Karbopol 934 memenuhi 4 uji parameter sediaan gel yakni uji organoleptis, pH, daya sebar,dan uji konsistensi. Sedangkan hasil uji homogenitas belum memenuhi standar.
ANALISIS EFEK SAMPING PENGGUNAAN OBAT HIPERTENSI CAPTOPRIL PADA PASIEN RSUD KABUPATEN ENREKANG Yusnita Usman
Journal of Pharmaceutical Science and Herbal Technology Vol. 5 No. 1 (2020): Journal of Pharmaceutical Science and Herbal Technology
Publisher : STIKES Nani Hasanuddin Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penyakit hipertensi telah menjadi masalah utama dalam masyarakat yang ada di Indonesia maupun di beberapa negara yang ada di dunia. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui adanya efek samping yang ditimbulkan dari penggunaan antihipertensi Captopril dengan variabel penelitian berdasarkan umur, jenis kelamin dan pendidikan pasien. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan menggunakan instrumen kuesioner untuk pengumpulan data penelitian. Pengambilan sampel dengan menggunakan metode purposive sampling yaitu sampel diambil sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan oleh peneliti, yang menjadi responden pada penelitian ini sebanyak 34 orang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat efek samping dari penggunaan antihipertensi Captopril pada pasien di RSUD Enrekang Kabupaten Enrekang termasuk kategori tinggi yaitu dengan presentase skor 67,58%.