Asep Yusup Hudayat
Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Padjadjaran

Published : 1 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

MÉNAK KAJAJADÉN DALAM WACANA ESTETIS: MÉNAK KAJAJADÉN DALAM WACANA ESTETIS Asep Yusup Hudayat
KABUYUTAN Vol 2 No 2 (2023): Kabuyutan, Juli 2023
Publisher : PT. RANESS MEDIA RANCAGE

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.61296/kabuyutan.v2i2.169

Abstract

Hubungan oposisional ménak-cacah dalam karya sastra Sunda kerap memberi celah khusus sehingga efek estetisnya diterima secara khusus pula. Cerita pendek “Haturan Nunung Rajainten” karya Tjaraka menjadi contoh untuk melihat fenomena tersebut. Rosidi telah menilai carpon tersebut sebagai karya yang paling aneh dan karya terbaik dibandingkan dengan karya-karya Tjaraka lainnya yang dikumpulkan dalam buku Awéwé Dulang Tinandé. Terkait penilaian tersebut, Rosidi telah mengambil bagian untuk melihat cerita pendek tersebut dari perspektif estetika resepsi. Namun demikian, Rosidi hanya menunjukkan sepintas terkait penilaiannya, padahal realitas terkait hubungan oposisional ménak-cacah dalam bingkai feodal dan kolonial pada cerita pendek tersebut perlu ditelaah secara memadai untuk penunjukkan proses tanggapannya. Karya Tjaraka tersebut perlu dijejak untuk melihat cara pengarang memahami dan memotret realitas, terutama terkait hubungan oposisional. Dengan demikian, penelitian ini bertujuan mengungkap cara realitas terkait hubungan oposisional disajikan dalam cerita pendek “Haturan Nunung Rajainten” karya Tjaraka. Untuk tujuan tersebut, teori respons estetik digunakan dalam penelitian ini. Teori tersebut digunakan untuk menunjukkan proses pembacaan terkait efek estetik yang dihasilkan dari karya yang diteliti. Metode purposive digunakan untuk menjaring data yang telah disediakan instrumen dan variabelnya. Pengolahan dan analisis data diarahkan secara deskriptif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa hubungan oposisional ménak-cacah mengukuhkan posisi ménak yang tidak bisa ditembus cacah. Harapan pria cacah atas perempuan ménak dinarasikan melalui teknik epistolari. Teknik tersebut mengantarkan cerita pendek “Haturan Nunung Rajainten” berdampak lebih secara estetik.