Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

STRATEGI PENGEMBANGAN BAITUL MAL WATTAMWIL SEBAGAI SUMBER PEMBIAYAAN ALTERNATIF BAGI USAHA MIKRO, KECIL DANMENENGAH Naheri; Rabiatul Adawiyah; Rahman Ambo Masse
Journal of Management and Innovation Entrepreneurship Vol. 1 No. 2 (2024): Januari
Publisher : Yayasan Nuraini Ibrahim Mandiri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59407/jmie.v1i2.376

Abstract

BMT (Baitul Maal Wat Tamwil) adalah lembaga jasa keuangan berbasis syariah di Indonesia. Landasan filosofisnya menekankan pada pemberdayaan dan terjalinnya kemitraan antara BMT dan nasabah, dengan kemudahan prosedur, keringanan persyaratan, serta pelayanan yang cepat, dan terstruktur “jemput bola”, Meskipun BMT memiliki kekuatan bersaing, pangsa pasarnya dalam sistem keuangan formal syariah di Indonesia masih tergolong kecil. Artikel ini bertujuan menggambarkan BMT sebagai lembaga jasa keuangan mikro yang dapat diakses oleh UMKM, sambil menyoroti berbagai permasalahan yang dihadapi untuk meraih pertumbuhan yang lebih besar.Artikel ini bersifat deskriptif dengan menggunakan pendekatan library research.Hasil penelitian menunjukkan bahwa BMT memiliki potensi untuk bersaing sebagai alternatif pembiayaan dengan lembaga jasa keuangan formal lain. Dukungan dari pemerintah daerah, seperti yang dilakukan oleh Pemerintah Provinsi Jawa Timur dan Jawa Barat dalam pengembangan koperasi syariah, turut memperkuat peran BMT. Ini menciptakan peluang bagi BMT untuk lebih berkembang dan memberikan kontribusi positif dalam mendukung ekosistem keuangan syariah di tingkat lokal yangmenetapkan program peningkatan kualitas kelembagaan koperasi dan peningkatan manajemen usaha koperasi secara berkelanjutan. Namun, Kendala yang dihadapi oleh BMT meliputi kesulitan permodalan, terbatasnya jumlah SDM dengan kompetensi sertifikasi di perkoperasian dan keuangan syariah, rendahnya pemahaman masyarakat terhadap sistem keuangan syariah, serta kelemahan dalam sistem pengawasan oleh otoritas pengawas koperasi. Tantangan ini memerlukan upaya kolaboratif antara BMT, pemerintah, dan masyarakat untuk memperkuat modal, peningkatan kompetensi SDM, edukasi publik, dan perbaikan dalam sistem pengawasan.Untuk mengatasi kendala yang dihadapi, diperlukan strategi pengembangan usaha BMT. Ini melibatkan peningkatan kemampuan SDM, penguatan manajemen usaha koperasi, dan edukasi masyarakat melalui kerjasama dengan tokoh masyarakat serta tokoh agama. Dengan demikian, BMT dapat memperluas pengaruhnya, meningkatkan pelayanan, dan meningkatkan pemahaman masyarakat terhadap sistem keuangan syariah, sekaligus memperkuat posisi mereka dalam ekosistem keuangan syariah di Indonesia.Selain itu, penyediaan SDM, penguatan otoritas pembinaan dan pengawasan, serta kemudahan proses sertifikasi DPS yang dilakukan oleh pemerintah dan otoritas terkait sangat diperlukan bagi BMT. Langkah-langkah ini akan mendukung pengembangan berkelanjutan BMT, memastikan keberlanjutan kompetensi SDM, meningkatkan pengawasan yang efektif, dan memperkuat keberlanjutan operasional dengan standar yang lebih tinggi.