<![CDATA[Hitung bini merupakan metode berhitung masyarakat suku Banjar yang menggunakan logika. Hitung bini dilakukan dengan cara mengoperasikan dua bilangan bulat positif kemudian memanipulasi bilangan tersebut dengan cara menyetarakan bobot nilai objek terkait. Tujuan dari penelitian ini adalah mengkaji penerapan metode hitung bini pada transaksi jual beli baik berupa konsep-konsep matematika, validitas objek, dan distorsi pada proses perhitungan. Adapun manfaat penelitian ini untuk mengetahui adanya praktik matematika melalui metode hitung bini dalam transaksi jual beli. Subjek yang digunakan pada penelitian ini adalah para pedagang Pasar Kapar Kecamatan Murung Pudak yang mengenal dan masih menggunakan hitung bini. Pengumpulan data dilakukan dengan observasi kegiatan transaksi jual beli pedagang di pasar dan melakukan wawancara tentang transaksi yang dilakukan. Hitung bini yang digunakan oleh para pedagang tidak dilengkapi dengan definisi, teorema dan rumus-rumus seperti halnya yang ditemui di matematika akademik. Akan tetapi pada praktiknya di lapangan, sebagian pedagang mengaku metode hitung bini lebih mudah diterapkan dalam proses berhitung dibandingkan dengan menggunakan algoritma tulis seperti kertas dan alat tulis seperti yang diajarkan di bangku sekolah. Tidak semua pedagang menguasai hitung bini karena daya pikir atau logika berpikir tiap pedagang berbeda-beda yang dipengaruhi beberapa faktor usia yang berkaitan dengan pengalaman hidup. Pada penerapannya, ditemukan 3 kasus yang berbeda pada proses perhitungannya yang memuat penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian. Analisis konsep matematika yang ditemukan seperti adanya manipulasi aljabar dengan proses penyetaraan bobot nilai bilangan, sifat distributif perkalian pada penjumlahan maupun pengurangan, dan ditemukannya distorsi pada salah satu kasus.]]>
