This Author published in this journals
All Journal Naditira Widya
Hartatik
Balai Arkeologi Banjarmasin

Published : 1 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

MODEL STRATEGI PENGELOLAAN RUMAH ADAT BANJAR DI TELUK SELONG ULU Hartatik
Naditira Widya Vol. 9 No. 2 (2015): Naditira Widya Volume 9 Nomor 2 Oktober Tahun 2015
Publisher : National Research and Innovation Agency (BRIN)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Rumah adat Banjar tipe Bubungan Tinggi dan Gajah Baliku di Teluk Selong Ulu, Kalimantan Selatan mempunyai bentuk dan bahan yang masih asli serta nilai penting bagi sejarah dan ilmu pengetahuan. Untuk kepentingan pariwisata, pemerintah membuat taman dan halaman parkir konblok beton dengan mengurung lahan rawa di depan dan samping rumah adat. Tulisan ini bertujuan untuk mengidentifikasi dampak pengelolaan dan membuat model pengelolaan kawasan rumah adat di Teluk Selong Ulu. Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode kualitatif.Teknik pengumpulan data dilakukan dengan pengamatan langsung dan wawancara mendalam. Untuk membuat model pengelolaan dilakukan dengan teknik Participatory Rural Apprasial (PRA), kemudian dianalisis dengan menggunakan analisis SWOT. Hasil penelitian menunjukkan, bahwa pengembangan kawasan rumah adat telah menimbulkan dampak sosial yang meresahkan. Model pengelolaan dibuat dengan memperhatikan zonasi cagar budaya, melibatkan multi stakeholder baik pemerintah maupun masyarakat yang terkoordinir dan dilakukan secara berkelanjutan.Disimpulkan bahwa dengan strategi pengelolaan yang didasarkan pada prinsip pengelolaan sumber daya arkeologi dan kearifan lokal, maka kawasan rumah adat Banjar dapat dikembangkan dan dimanfaatkan optimal sebagai ikon dan kebanggaan budaya lokal.The Banjarese traditional buildings such as Bubungan Tinggi and Gajah Baliku in Teluk Selong Ulu, South Kalimantan have the authenticity of the form and material, and the values of historical and knowledge. Government created a garden and parking lot with concrete floor by swamp land reclamation in front and side of the traditional houses for tourism benefit,. This paper aims to identify the impact of current management, and makes new applicable management model of traditional house area in Teluk SelongUlu. The study was conducted by qualitative methods. Data were collectedby direct observation and in-depth interviews. The making of applicable management model is using Participatory Rural Appraisal (PRA), and analyzing by SWOT. The results show that the development of the traditional house area has a social impact, disturbing surrounding people. The applicable management model is made by paying attention on cultural heritage zoning and involving multiple stakeholders, both government and society, which are coordinated and carried out in a sustainable manner. It is concluded that the strategy is based on the principle of archaeological resources and local knowledge, so the area of Banjarese traditional house can be developed and used optimally as an icon and pride of the local culture.