Nadya Fatmayanti
Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya

Published : 1 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

RESPON TIGA VARIETAS KEDELAI (Glycine max L. Merill) PADA INOKULASI Rhizobium Nadya Fatmayanti; Bambang Guritno; Titiek Islami
Produksi Tanaman Vol. 5 No. 6 (2017)
Publisher : Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Rendahnya produksi kedelai lokal menyebabkan semakin tergantungnya masyarakat pada kedelai impor. Peningkatan produksi kedelai dapat didukung dengan inokulasi Rhizobium karena dapat membentuk bintil akar yang berfungsi dalam pengikatan nitrogen yang akan meningkatkan pertumbuhan vegetatif tanaman. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari pengaruh inokulasi Rhizobium pada tiga varietas kedelai dan untuk mendapatkan dosis inokulasi terbaik bagi pertumbuhan dan hasil kedelai. Penelitian dilaksanakan pada bulan Maret hingga Juni 2015 di Desa Karangduren, Kecamatan Pakisaji, Kabupaten Malang, menggunakan Rancangan Acak Kelompok Faktorial dengan dua faktor perlakuan. Faktor pertama adalah varietas yang terdiri dari Grobogan (V1), Wilis (V2), dan Gepak Kuning (V3), sedangkan faktor kedua yaitu inokulasi Rhizobium, terdiri dari dosis 0 g kg-1 benih atau tanpa inokulasi (R0), 3 g kg-1 benih (R1), 5 g kg-1 benih (R2), dan 7 g kg-1 benih (R3), dimana perlakuan diulang sebanyak 3 kali. Hasil penelitian menunjukkan ukuran biji pada masing-masing varietas tidak menentukan tinggi rendahnya dosis inokulan Rhizobium yang dibutuhkan tanaman. Inokulasi Rhizobium dengan dosis 0 g kg-1 benih hingga 7 g kg-1 benih menunjukkan peningkatan hasil yang linear pada seluruh parameter pengamatan. Perlakuan varietas dengan inokulasi Rhizobium mampu meningkatkan jumlah bintil akar efektif pada umur 21, 28, dan 49 HST berturut-turut sebesar 61,19%, 58,42%, dan 62%. Inokulasi Rhizobium dengan dosis 7 g kg-1 benih mampu meningkatkan hasil panen hingga 37,30% dibandingkan perlakuan tanpa inokulasi, sehingga didapatkan dosis terbaik sebesar 7 g kg-1 benih.