Emosi remaja terkadang cukup kuat, tidak terkendali, dan tampaknya tidak masuk akal. Ketika emosi cukup kuat, perilaku menjadi tidak terkendali. Remaja yang tidak dapat mengendalikan emosi cenderung akan berperilaku agresif dan tidak disiplin. Oleh karena itu diperlukan pelatihan/ training kestabilan emosi untuk melihat apakah mereka dapat mengenali masing-masing emosi yang ada pada diri individu, yang mana berpengaruh terhadap pengendalian emosi. Tujuan penelitan ini adalah untuk melihat bagaimana pelatihan/training kestabilan emosi dapat berpengaruh terhadap pengendalian emosi. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian Mix Method (metode campuran). Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dengan turun langsung ke lapangan (field research) dan data sekunder melalui studi pustaka (library research) dengan menggunakan teknik pengumpulan data melalui angket/kuesioner. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa berdasarkan hasil dari angket yang telah diteliti didapatkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil pre-test dan post-test setelah diberikannya pelatihan terhadap kestabilan emosi namun tidak terdapat perbedaan yang signifilan antara hasil pre-test dan post-test terhadap tingkat kedisiplinan. Dengan kata lain, stabilnya emosi seseorang maka tidak akan menjamin tingginya peningkatan kedisiplinan siswa.