Soheb Nurhafid
UIN Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung

Published : 1 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

Durhaka Perspektif Tafsir Al-Mishbah Soheb Nurhafid; Ali Abdur Rohman
MAGHZA Vol 8 No 2 (2023): Juli-Desember 2023
Publisher : Fakultas Ushuluddin Adab dan Humaniora (FUAH), Universitas Islam Negeri Profesor Kiai Haji Saifuddin Zuhri Purwokerto

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24090/maghza.v8i2.6805

Abstract

Artikel ini dilatarbelakangi oleh kerapnya pemahaman mengenai durhaka kepada kedua orang tua, padahal durhaka yang dijelaskan di dalam al-Qur’an bukan hanya kepada kedua orang tua saja. Memang durhaka kepada kedua orang tua lebih sering terdengar di telinga dan sering ditemui, akan tetapi kita juga perlu mengetahui bahwa durhaka dapat juga terjadi kepada Tuhan dan rasul-Nya yang mana mungkin saja tanpa disadari kita melakukan perbuatan tersebut. Selain itu durhaka juga dapat terjadi di dalam hubungan antara suami dan istri. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kajian pustaka (library research). Sedangkan teori yang digunakan peneliti dalam melakukan analisis data adalah analisis isi (content analysis) yaitu pembahasan lebih mendalam lagi terhadap isi dari suatu informasi baik bersifat tertulis ataupun tercetak pada media massa. Di dalam al-Qur’an durhaka terjadi bukan hanya seorang anak kepada kedua orang tuanya saja, akan tetapi bisa juga terjadi terhadap hamba kepada Tuhannya, umat kepada rasulnya, dan durhaka antara suami istri. Seperti yang dijelaskan dalam Q.S. al-Infithar: 6-9 bahwa seorang hamba bisa durhaka kepada Tuhannya dengan cara mereka tidak mensyukuri segala nikmat yang telah diberikan Tuhan kepadanya. Dijelaskan juga di dalam Q.S. Hud: 59 bahwa suatu umat dapat durhaka kepada rasulnya dengan cara tidak mempercayai ajaran yang telah dibawa oleh rasul tersebut. Durhaka kepada kedua orang tua dijelaskan di dalam Q.S. al-Isra’: 23 bahwa seorang anak durhaka kepada kedua orang tuanya karena membantah apa yang diinginkan oleh orang tuanya. Sedangkan nusyuz dijelaskan dalam Q.S. an-Nisa’: 34 bahwa seorang suami harus memenuhi hak istrinya, begitu juga sebaliknya. Sedangkan dalam menganalisis kata durhaka peneliti akan menggunakan metode sinonimitas, yakni kesamaan makna dengan bentuk nama atau lafal yang berbeda.