Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Peran Media Sosial Melalui Aplikasi Youtube dalam Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Interpersonal Siswa SMP Sriwijaya Palembang Qouliyah Balqis; Suryati Suryati; Manalullaili Manalullaili
Jurnal Bisnis dan Komunikasi Digital Vol. 1 No. 2 (2024): February
Publisher : Indonesian Journal Publisher

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47134/jbkd.v1i2.2301

Abstract

Penelitian ini berjudul Peran Media Sosial Melalui Aplikasi Youtube dalam Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Interpersonal Siswa SMP Sriwijaya Palembang. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Sriwijaya Palembang. Untuk objek penelitian yaitu Siswa kelas 8 SMP Sriwijaya Palembang. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui bagaimana penggunaan Youtube pada kalangan siswa dalam membantu meningkatkan komunikasi interpersonal mereka dan seperti apa hubungan komunikasi interpersonal siswa di era media sosial sekarang. Adapaun permasalah yang diangkat adalah Bagaimana media sosial melalui aplikasi Youtube dalam meningkatkan Komunikasi Interpersonal pada Siswa Kelas 8 SMP Sriwijaya Palembang. Metode Penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif kualitatif, adapun teknik pengumpulan datanya selama proses penelitian menggunakan metode observasi, dokumentasi, dan wawancara. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa 1) Youtube menjadi wadah pembelajaran bagi siswa dalam menguatkan komunikasi interpersonal diantara mereka. Dengan berbagai video yang menarik, youtube membantu siswa SMP Sriwijaya Palembang memberikan ide-ide baru untuk dilakukan yang kemudian menjadikan siswa tertarik untuk mencoba dengan temannya. Hal ini membuat komunikasi interpersonal siswa yaitu interaksi yang terjadi secara tatap muka pada siswa selalu terjaga. 2) Komunikasi interpersonal (antarpribadi) siswa SMP Sriwijaya Palembang berjalan cukup efektif. Siswa memiliki respons yang baik dalam melakukan komunikasi tatap muka, tidak menjadi hal yang sulit untuk mereka mengungkapkan apa yang mereka rasakan dan mereka miliki untuk dibagikan kepada temannya, sebagai bagian dari aktivitas komunikasi. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa Youtube dapat membantu siswa dalam mengembangkan ide-ide baru dalam melakukan aktivitas komunikasi diantara siswa dan juga komunikasi interpersonal diantara siswa SMP Sriwijaya Palembang berjalan dengan efektif dalam kegiatan sehari-harinya.
Pola Komunikasi Kepala Adat dalam Melestarikan Tradisi Tunggu Tubang di Desa Pulau Panggung Muara Enim M.Syahbana Parsyah; Suryati Suryati; Manalullaili Manalullaili
Jurnal Bisnis dan Komunikasi Digital Vol. 1 No. 2 (2024): February
Publisher : Indonesian Journal Publisher

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47134/jbkd.v1i2.2303

Abstract

Tujuan pada penelitian ini untuk mengetahui bagaimana pola komunikasi Kepala Adat dalam melestarikan tradisi Tunggu Tubang dan mengetahui apakah terdapat faktor pendukung dan penghambatnya. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif, dengan mengumpulkan data melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi. Dalam penelitian ini menggunakan konsep teori pola komunikasi yang terdiri dari pola komunikasi primer, pola komunikasi sekunder, pola komunikasi linear, dan pola komunikasi sirkuler. Hasil pada penelitian ini kepala adat dalam melestarikan tradisi Tunggu Tubang di Desa Pulau Panggung Muara Enim menerapkan pola komunikasi linear dan pola komunikasi sirkuler, yaitu dengan cara kepala adat mengunjungi rumah – rumah masyarakat untuk memberikan informasi mengenai tradisi Tunggu Tubang, Tidak hanya itu kepala Adat juga membuat forum khusus yang dilakukan untuk mencari solusi jika terdapat permasalahan dalam Tunggu Tubang. Faktor pendukung kepala adat dalam melestarikan tradisi Tunggu Tubang yaitu karena adanya dukungan masyarakat untuk tetap ingin melestarikan tradisi Tunggu Tubang dan adanya kebanggaan di dalam suatu keluarga, ketika keluarga tersebut memiliki anak perempuan dan laki – laki lengkap. Faktor penghambat dalam melestarikan tradisi Tunggu Tubang tidak ditemukan oleh Kepala Adat, karena Kepala Adat sendiri ingin adat Tunggu Tubang ini tetap lestari dan dapat dikenal di mana pun.