Taufik, Rakhman
Pusat Penelitian dan Pengembangan Jalan dan Jembatan

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

EFEK BUSUR DISTRIBUSI BEBAN PADA TIMBUNAN BERTIANG DENGAN PERKUATAN GEOGRID Numan, Ahmad; Taufik, Rakhman; Alamsyah, Syamsi Mahmud; Iqbal, Maulana
Jurnal Jalan-Jembatan Vol 31 No 3 (2014)
Publisher : Direktorat Bina Teknik Jalan dan Jembatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2094.359 KB)

Abstract

ABSTRAKTimbunan bertiang dengan perkuatan geosintetik merupakan salah satu teknologi untuk mengatasi masalah penurunan dan instabilitas timbunan di atas tanah lunak. Dalam pedoman perencanaan timbunan bertiang, diantaranya BS 8006-1:2010, EBGEO, dan CUR 226, model analitis yang digunakan untuk menghitung timbunan bertiang didasarkan untuk material berbutir. Selain itu, pedoman-pedoman tersebut juga menggunakan asumsi distribusi beban pada perkuatan geosintetik yang berbeda-beda. Mengingat keterbatasan material tersebut di beberapa lokasi di Indonesia, makalah ini bertujuan untuk mengkaji penggunaan tanah kohesif dalam konstruksi timbunan bertiang melalui analisis dengan Metode Elemen Hingga (MEH) tiga dimensi dari model Den Boogert(2011) dengan menggunakan bantuan piranti lunak Plaxis 3D Tunnel. Selain itu, makalah ini juga mengkaji asumsi distribusi beban di atas perkuatan geosintetik yang paling sesuai untuk tanah kohesif. Dari hasil kajian ini, tanah kohesif memberikan distribusi beban pada tiang dan pada geosintetik yang berbeda dibandingkan tanah berbutir karena mekanisme perkembangan efek busur yang berbeda. Kajian ini juga mengindikasikan bahwa distribusi beban di atas geogrid yang paling sesuai untuk tanah kohesif adalah distribusi segitiga terbalik dari Van Eekelen & Bezuijen (2012).Kata kunci: Timbunan bertiang, perkuatan geosintetik, metode elemen hingga tiga dimensi, distribusi beban, tanah kohesif, efek busurABSTRACTPiled embankment with geosynthetic reinforcement is one of the solutions against settlement and embankment instability problems over soft soils. In the current design guidelines, among others BS 8006-1:2010, EBGEO, and CUR 226, analtical models employed for calculating piled embankment are mainly for granular material. Due to the lack of granular material in some locations in Indonesia, this paper describes preliminary study of the use of cohesive soils for piled embankment through analysis with finite element method using Den Boogert (2011) model. Beside that, this paper also discusses assumptions on load distribution over geosynthetic reinforcement that is suitable for cohesive soils. Based on the analysis, cohesive soil gave different load distributions to the pile and to the geosynthetic due to the different in aching effects development. Contrary to the granular soil, cohesive soils gave lower load above the arch that is transferred directly to the pile and higher load that is transferred to the geogrid. This study also indicates that for cohesive soil, the most suitable assumption of load distribution over geosynthetic is the inverse triangle distribution from Van Eekelen & Bezuijen (2012).Keywords: Piled embankment, geosynthetic reinforcement, 3D finite element method, load distribution, cohesive soil, arching effect
PERILAKU CABUT GEOGRID DALAM TANAH MERAH BERDASARKAN ANALISIS PENGUJIAN LABORATORIUM DAN METODE ELEMEN HINGGA Taufik, Rakhman; Moelyani, Dian Asri; Pertiwi, Dea
Jurnal Jalan-Jembatan Vol 31 No 2 (2014)
Publisher : Direktorat Bina Teknik Jalan dan Jembatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1181.169 KB)

Abstract

ABSTRAKBeberapa pedoman perencanaan dinding penahan tanah dengan perkuatan geogrid mensyaratkan penggunaan bahan berbutir dengan kandungan butir halus kurang dari 15%. Di Indonesia, tanah merah dengan kandungan butir halus yang tinggi mulai digunakan sebagai pengganti bahan berbutir karena mempunyai sifat teknis yang baik. Akan tetapi, tercatat adanya dinding tanah yang tidak memberikan kinerja sesuai sesuai dengan persyaratan. Hal ini merupakan indikasi perlunya pemahaman perilaku interaksi tanah antara butir halus dengan geogrid. Oleh karena itu, salah satu mekanisme interaksi tanah dan geroid, yaitu perilaku cabut, dibahas dalam tulisan ini. Pengujian cabut di laboratorium dilakukan dengan variasi jenis geroid. hasil penguji cabut digunakan untuk mengembangkan model dengan metode elemen hingga untuk menambah pemahaman terhadap interaksi kedua material tersebut. Dari hasil analisa, akibat sifat geroid yang dapat memanjang (extensible), respon georid ketika menerima beban cabut tidak seragam. Selain itu, perilaku cabut georid tidak hanya dipengaruhi oleh kekakuan georid, tetapi juga oleh konfigurasi geometri georid. Hasil analisis dengan metode elemen hingga memberikan gambaran pentingnya sistem drainas untuk mendisipasi tegangan air pori ekses jika tanah butir halus digunakan dalam dinding penahan tanah dengan perkuatan georid.Kata kunci : dinding penahan tanah, tanah merah, kandungan butir halus, georid, uji cabut, metode elemen hingga