Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Pengaruh Pergantian Refrigeran R134a Menjadi R600a Terhadap Nilai Tekanan, COP dan Arus Listrik pada Sistem Boks Pendingin Putri Maulani, Yaumi; Pangripto Pramudantoro, Triaji; Premiera Rosulindo, Parisya
Prosiding Industrial Research Workshop and National Seminar Vol 15 No 1 (2024): Prosiding 15th Industrial Research Workshop and National Seminar (IRWNS)
Publisher : Politeknik Negeri Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35313/irwns.v15i1.6225

Abstract

Boks pendingin merupakan sebuah alat yang biasa digunakan untuk menyimpan bahan yang memerlukan kondisi dingin seperti buah-buahan, sayuran, minuman, dan sebagainya. Refrigeran yang biasa dipakai adalah hydrofluorocarbon (HFC) jenis R134a, yang dapat memiliki dampak negatif pada lingkungan sekitar. Oleh karena itu, alternatifnya adalah menggunakan refrigeran yang ramah lingkungan seperti R600a yang termasuk dalam jenis hidrokarbon menjadi pilihan yang menarik. Penelitian ini bertujuan untuk menilai kinerja sistem boks pendingin ketika refrigeran R-134a diganti dengan refrigeran hidrokarbon R600a. Metode penelitian yang digunakan adalah eksperimen dengan pengumpulan data saat sistem mencapai kestabilan. Berdasarkan hasil pengujian yang dilakukan pada saat menggunakan R134a memiliki nilai tekanan suction sebesar 1,2 Bar absolute tekanan discharge 10,8 Bar absolute, untuk COPactual sebesar 2,44 dan COPCarnot sebesar 4,03 serta arus listrik 0,9 ampere sedangkan menggunakan R600a memiliki nilai tekanan suction sebesar 1,1 Bar absolute tekanan discharge 6 Bar absolute, untuk COPactual sebesar 3,34 dan COPCarnot sebesar 4,93 serta arus listrik 0,8 ampere. Refrigeran R600a bisa dijadikan alternatif untuk R134a.
Kaji Eksperimental Perbandingan Performansi Ac Split Sebelum dan Sesudah Pemanfaatan Panas Buang Kondenser untuk Alat Penetas Telur Dwi Purnama, Naufal; Pangripto Pramudantoro, Triaji; Badarudin, Apip
Prosiding Industrial Research Workshop and National Seminar Vol 15 No 1 (2024): Prosiding 15th Industrial Research Workshop and National Seminar (IRWNS)
Publisher : Politeknik Negeri Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35313/irwns.v15i1.6242

Abstract

Penyejuk udara atau AC merupakan mesin yang dirancang untuk mengkondisikan temperatur. Mesin AC pada bagian indoor digunakan sebagai penyerapan kalor dan bagian outdoor digunakan sebagai pelepasan kalor. Saat ini pembuangan kalor pada bagian outdoor AC terbuang secara cuma-cuma. Oleh karena itu pada penelitian ini panas buang kondenser yang terbuang secara cuma–cuma akan dimanfaatkan sebagai alat penetas telur. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui apakah pemanfaatan panas buang kondenser untuk alat penetas telur dapat difungsikan atau tidak dan mengetahui kinerja performansi mesin sebelum dan sesudah pemanfaatan panas buang kondenser untuk alat penetas telur. Dengan membuat modifikasi sebuah inkubator pada bagian outdoor AC sebagai tempat penyimpanan telur yang membutuhkan temperatur . Metode yang akan dilakukan pada penelitian ini yaitu dengan mengambil data pengukuran mesin AC sebelum pemanfaatan dan setelah pemanfaatan panas buang kondenser untuk alat penetas telur, kemudian membandingkan hasil data dari performansi mesin sebelum dan sesudah dimanfaatkan untuk alat penetas telur. Hasil dari kaji eksperimen ini adalah bahwa pemanfaatan panas buang kondenser untuk alat penetas telur dapat berfungsi karena telur menetas dan nilai performansi AC sebelum dimanfaatkan untuk alat penetas telur memiliki nilai efisiensi sebesar sedangkan setelah pemanfaatan panas buang kondenser memiliki nilai efisiensi sebesar 76%.
Kaji Eksperimental Pengaruh Variasi Diameter Pipa Kapiler Pada Performansi Sistem Coolbox Menggunakan R600a Sebagai Pengganti R134a Adly Mufasya, Muhammad; Pangripto Pramudantoro, Triaji; Premiera Rosulindo, Parisya
Prosiding Industrial Research Workshop and National Seminar Vol 15 No 1 (2024): Prosiding 15th Industrial Research Workshop and National Seminar (IRWNS)
Publisher : Politeknik Negeri Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35313/irwns.v15i1.6252

Abstract

Alat ekspansi berfungsi untuk mengatur fluida refrigeran yang masuk ke evaporator. Alat ekspansi yang paling umum adalah pipa kapiler. Dengan perbedaan diameter dalam pipa kapiler akan berpengaruh jika ukurannya berbeda. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu eksperimen dengan variasi pipa kapiler 0,028 inci, 0,031 inci, dan 0,036 inci. Setelah dilakukan pengambilan data dan kemudian diolah, pada diameter pipa kapiler 0,028 inci didapatkan nilai COPAktual 3,09 dan COPCarnot 4,92 serta efisiensi 62,80%. Pada diameter pipa kapiler 0,031 inci didapatkan hasil COPAktual 3,32 dan COPCarnot 4,59 serta efisiensi 72,33%. Pada diameter pipa kapiler 0,036 inci didapatkan hasil COPAktual 3,16 dan COPCarnot 4,98 serta efisiensi 63,45%. Berdasarkan hasil yang telah didapatkan, pipa kapiler diameter 0,031 inci dengan panjang 1,76 meter menghasilkan nilai efisiensi yang lebih besar dari pada variasi yang lain.
ANALISIS PENGARUH VARIASI KADAR GARAM TERHADAP PROSES PEMBEKUAN PADA MESIN ES BATU 40 L DENGAN MENGGUNAKAN KOMPRESOR 1 PK Pangripto Pramudantoro, Triaji; Sunanto; Wulan
JURNAL REKAYASA ENERGI Vol. 2 No. 2 (2023): Jurnal Rekayasa Energi
Publisher : Politeknik Negeri Indramayu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31884/jre.v2i2.38

Abstract

Es batu merupakan bahan pelengkap yang berasal dari air yang dibekukan di dalam lemari pendingin. Dengan menggunakan mesin AC 1 pk pembuatan es batu bisa dilakukan dengan proses pendinginan udara dan juga bisa dilakukan pendinginan dengan media air garam (brine). Hal ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh variasi kadar air garam terhadap performansi mesin pembuat es batu. Dengan pengujian sebanyak 3 kali yaitu dengan konsentrasi kadar garam 30, 40, dan 50% dalam air sebanyak 40 liter pada pengujian selama 4 jam menggunakan refrijeran R22. Kesimpulan dari hasil penelitian ini, percobaan pengaruh kadar garam terhadap pembekuan es batu dengan menggunakan kadar garam 50 % lebih baik dibandingkan dengan kadar garam 30% dan 40 %. Dapat dilihat nilai COP aktual yaitu 4,5 dan COP carnotnya yaitu 8,1 sehingga memiliki nilai effisiensi lebih tinggi dengan nilai 55 %. Sedangkan pada kadar garam 30 % memiliki nilai COP aktual 3,2 dan COP carnot 7,4 sehingga didapatkan nilai effisiensi nya 43% dan kadar garam 40 % memiliki nilai COP aktual 3,7 dan COP carnot 7 sehingga didapatkan nilai effisiensi nya 53 %. Dari hasil di atas dapat diketahui bahwa semakin banyak persentase kadar garam pada sistem mesin pembekuan es batu, maka semakin rendah hasil suhu kabin yang didapatkan sehingga mempercepat pada proses pembekuan es batu.