Hafiludin, Hafiludin
Unknown Affiliation

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Analisis Produksi dan Distribusi Produk Teri Nasi (Stolephorus Sp) Kering di PT. Marinal Indoprima, Kapedi, Kabupaten Sumenep Chandrawati, Mehry; Hafiludin, Hafiludin
Journal of Marine Research Vol 12, No 4 (2023): Journal of Marine Research
Publisher : Departemen Ilmu Kelautan, Fakultas PerikanJurusan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/jmr.v12i4.36788

Abstract

Produksi ikan teri nasi kering banyak dilakukan di Indonesia karena memiliki nilai ekonomis tinggi. Pengeringan merupakan salah satu cara untuk mengolah ikan teri nasi menjadi ikan teri nasi kering. Pengolahan ikan teri nasi kering dengan penambahan garam banyak dilakukan untuk komoditas ekspor, karena teknik pengasinan dengan garam dapat menghambat pembusukan serta dapat menjaga kandungan gizi dengan tujuan ikan teri nasi asin kering sampai ke tangan konsumen dalam kondisi mutu dan gizi baik. Proses pengeringan dilakukan dengan tujuan agar mengurangi kadar air dalam daging ikan teri nasi, sehingga umur simpan dari ikan teri nasi kering lebih lama daripada ikan teri nasi segar. Produk ikan teri nasi dengan mutu yang baik dapat diekspor ke pasar luar negri. Tujuan dari penelitian ini untuk menganalisis proses produksi, distribusi, menganalisis kadar air ikan teri nasi selama proses pengolahan di PT. Marinal Indoprima. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan melakukan wawancara dan observasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa input     produksi meliputi pengadaan bahan baku, penimbangan, pengecekan, dan pencucian. Proses produksi meliputi perebusan dan penggaraman, pengeringan, sortasi mesin, sizing, sortasi II, checking, metal detecting, dan uji kadar air. Output produksi meliputi pengemasan dan penyimpanan. Distribusi produk ikan teri nasi kualitas ekspor yaitu Jepang dan Singapura dengan harga 200.000/kg-250.000/kg, sedangkan produk teri nasi kualitas non ekspor didistribusikan pada restoran, pembuat rengginang, dan masyarakat sekitar dengan harga 30.000/kg-80.000/kg. Kadar air teri nasi dari daerah Kapedi pada bahan baku segar yaitu 81,17%, proses perebusan sebesar 63,67%, pengeringan 37,33%, penyimpanan 2 minggu 36,83%, penyimpanan 4 minggu 34,23%. Hasil analisa kadar air ikan teri nasi dari daerah Dungkek pada bahan baku segar yaitu 82,37%, perebusan 65,37%, penyimpanan 0 minggu 39,77%, penyimpanan 2 minggu 38,87%, dan penyimpanan 4 minggu 37,52%. The production of dried spined anchovies is primarily done in Indonesia because it has high economic value. Drying is one way to process spined anchovies into dried spined anchovies. Processing dried spined anchovies with salting is mainly done for export commodities because drying and salting can inhibit spoilage and maintain nutritional content. The dried and salted anchovies can reach the hands of consumers in good quality and nutritional conditions. The drying and salting process is carried out to reduce the water content in spined anchovies, so the storage time of dried spined anchovies is more prolonged than that of fresh anchovies. Anchovy products with good quality can be exported to foreign marketplaces. This study aims to determine the production process, distribution, and changes in the water content of spined anchovies at PT. Marina Indoprima. The method used in this research is a descriptive method by conducting interviews and observations. The results showed that production inputs include procurement of raw materials, weighing, checking, and washing. The production process includes boiling and salting, drying, machine sorting, sizing, sorting II, checking, metal detecting, and water content testing. Production output includes packaging and storage. The distribution of export quality spined anchovy products are exported to Japan and Singapore, which cost 200,000/kg-250,000/kg. In contrast, non-export quality anchovy products are distributed to restaurants, rengginang makers, and the surrounding community, costing 30,000/kg-80,000/kg. The water content of fresh spined anchovies from the Kapedi was 81,17%, after boiling 63.67%, drying 37.33%, 2 weeks storage 36.83%, and 4 weeks storage 34.23%. The results of the analysis of the water content of fresh spined anchovies from the Dungkek area obtained fresh anchovies at 82.37%, boiling at 65.37%, storage 0 weeks 39.77%, storage 2 weeks 38.87%, and storage 4 weeks 37.52 %.  
Pengaruh Media Perendaman Dan Ukuran Partikel Terhadap Karakteristik Kimia Rumput Laut (Eucheuma cottonii) Dari Perairan Sumenep Madura Tania, Irene Dyas; Hafiludin, Hafiludin
Journal of Marine Research Vol 12, No 4 (2023): Journal of Marine Research
Publisher : Departemen Ilmu Kelautan, Fakultas PerikanJurusan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/jmr.v12i4.37072

Abstract

Rumput laut merupakan salah satu tumbuhan laut yang mempunyai nilai guna tinggi dalam berbagai bidang khususnya pangan fungsional dan obat-obatan. Salah satu jenis rumput laut yang potensial untuk dikembangkan adalah Eucheuma cottonii. Kualitas rumput laut perlu dijaga dengan cara perendaman dan ukuran partikel bahan bakunya. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kandungan kimia rumput laut Eucheuma cottonii dengan perlakuan media perendaman dan ukuran partikel yang berbeda. Penelitian ini dilakukan dengan beberapa tahap yaitu preparasi sampel, karakterisasi kandungan kimia bahan baku rumput laut, karakterisasi kimia rumput laut hasil perendaman dan perbedaan ukuran partikel. Perendaman dilakukan dengan menggunakan larutan KOH dan air kelapa. Ukuran partikel terbagi menjadi dua yaitu 30 mesh dan 80 mesh. Eucheuma cottonii asal Sumenep Madura mempunyai kadar air 34,67%; kadar abu 27,11%; kadar lemak 0,64%; kandungan serat kasar 0,06%. Kandungan kimia pada perlakuan media perendaman air kelapa dan ukuran partikel 30 mesh dan 80 mesh yaitu kadar air 12,53–13,71%; kadar abu 23,88–26,7%; kadar lemak 0,848–0,854%; kandungan serat kasar 0,120–0,126%. Kandungan kimia pada perlakuan perendaman larutan KOH dan ukuran partikel 30 mesh dan 80 mesh yaitu kadar air 12,026–13,363%; kadar abu 25,49–28,09%; kadar lemak 0,842–0,844%; kandungan serat kasar 0,128–0,159%. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa rumput laut Eucheuma cottonii mempunyai kandungan gizi yang cukup baik sehingga dapat dimanfaatkan dan dikembangkan dalam bidang pangan fungsional. Seaweed is a marine plant with high use value in various fields, exceptionally functional food and medicine. One type of seaweed that has the potential to be developed is Eucheuma cottonii. The quality of seaweed must be maintained by soaking and the particle size of the raw material. This study aims to analyze the proximate content of Eucheuma cottonii seaweed with different soaking treatments and particle sizes. This research was conducted in several stages: sample preparation, characterization of the chemical content of seaweed raw materials, chemical characterization of soaked seaweed and different particle sizes. Soaking is done using KOH solution and coconut water. Particle sizes are divided into two, namely 30 mesh and 80 mesh. Eucheuma cottonii from Sumenep Madura has a moisture content of 34.67%, ash content of 27.11%, fat content of 0.64%, and crude fiber content of 0.06%. The chemical content in the coconut water immersion treatment and the particle size is 30 mesh and 80 mesh at a moisture content of 12.53–13.71%, ash content of 23.88–26.7%, fat content of 0.848–0.854%, crude fiber content of 0.120–0.126%. The chemical content in the KOH solution immersion treatment and the particle size of 30 mesh and 80 mesh at a water content of 12.026–13.363%; ash content 25.49–28.09%; fat content 0.842–0.844%; crude fiber content 0.128–0.159%. The results of this study indicate that Eucheuma cottonii seaweed has a reasonably good nutritional content, so it can be utilized in various functional foods.