Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

Fitnah Dalam Al-Qur’an: Telaah Terhadap Penafsiran Ibnu Katsir Parwanto, Parwanto; Romadlon, Arif Firdausi Nur; Bagaskara, Dzulfikar Tri; Pratama, Rizky
Jurnal Riset Multidisiplin dan Inovasi Teknologi Том 2 № 02 (2024): May 2024
Publisher : Pt. Riset Press International

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59653/jimat.v2i02.738

Abstract

The main problem examined in this study is the interpretation of the word fitnah which most people misinterpret, while researchers will use the book of Ibn Kathir's interpretation in examining the word fitnah. This study aims to find out what the meaning of fitnah mentioned in the Qur'an according to Ibn Kathir and also to find out how the impact of the fitnah. This research is a type of Library Research or library review using a thematic or maudhu'i approach. The results of this study indicate the meaning of the word Fitnah Ibn Kathir is Shirk, tests and trials, tests, trials, excuses, returning to disbelief, doubts, disasters, adzab, mixing between truth and falsehood, torment, apostasy, doubt, kufr and hypocrisy, kufr, hypocrisy and heresy. Meanwhile, the effects of the fitnah are falling into witchcraft, causing people to go astray, jealousy, blindness and deafness from the truth, disbelief or gratitude for blessings, wars, destruction among mankind, the impact of obeying or disobeying, and feeling in the truth.
Konsep Akhlak pada Surah Al-A’raf ayat 199 (Studi Komparatif Tafsir Al-Munir dan Tafsir Ath-Thabari) Safitri, Ummi Cahya; Romadlon, Arif Firdausi Nur; Ridho, Muhammad Mukharom
Hamalatul Qur'an : Jurnal Ilmu Ilmu Alqur'an Vol. 5 No. 2 (2024): December 2024
Publisher : Pondok Pesantren Hamalatul Qur'an Jogoroto Jombang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37985/hq.v5i2.234

Abstract

This study examines the meaning of ethics in Surah Al-A'raf, verse 199, using a comparative method between the Tafsir Al-Munir and Tafsir Ath-Thabari. Tafsir Ath-Thabari is one of the exegetes who lived during the classical era, while Tafsir Al-Munir is an exegete from the contemporary period. The purpose of this research is to understand the meaning of the concept of morality in Surah Al-A'raf verse 199 according to Al-Munir and Ath-Thabari, as well as to examine the comparison between the two interpreters regarding that verse. This research is based on a literature review that utilizes books available in libraries as well as digital resources that can be easily accessed. Based on the research findings, there are three fundamental morals contained in this verse, namely forgiving, doing good, and avoiding foolish people. The meaning of Al Afw is forgiveness, which is also referred to as noble character; the meaning of maruf is to do good and encourage others to do good, while turning away from foolish people is interpreted as protecting oneself from the negative influence of foolish individuals. Both interpretations have the same meaning, but there are differences in emphasis on several aspects.
Etika Keluarga dalam QS. At-Tahrim Perspektif Hasby Ash–Shiddieqy dalam Tafsir An–Nur Albab, Hasbi Ulul; Sulthoni, Akhmad; Romadlon, Arif Firdausi Nur
El-Wasathy: Journal of Islamic Studies Vol 2 No 1 (2024): El-Wasathy: Journal of Islamic Studies
Publisher : Lembaga Swadaya Masyarakat Asosiasi Masyarakat Madani Indonesia (AMMI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.61693/elwasathy.vol21.2024.38-57

Abstract

Keluarga yang harmonis adalah pilar utama dalam kehidupan pasangan suami istri. Keharmonisan ini merupakan kunci kebahagiaan dalam hubungan keluarga dan didorong oleh adanya etika dalam interaksi keluarga. Penelitian ini memfokuskan pada analisis etika dalam keluarga berdasarkan Surah At-Tahrim, menurut ulama tafsir Hasby Ash-Shiddieqy dalam Tafsir An-Nur. Etika di sini merujuk pada pola perilaku yang terdiri dari nilai dan norma yang diambil dari konteks sosial masyarakat. Karena keluarga adalah unit terkecil masyarakat, etika keluarga memiliki peran krusial dalam menciptakan harmoni di dalamnya. Kurangnya etika dalam keluarga dapat mengakibatkan ketidakseimbangan dalam tugas-tugas keluarga, bahkan hingga perceraian dan konflik. Hasil penelitian ini menyoroti beberapa aspek etika yang penting dalam keluarga, termasuk kontrol emosi saat cemburu, kelemahlembutan dalam menasehati, membimbing keluarga ke arah ketaatan, dan mempertahankan iman meskipun pasangan melakukan perbuatan syirik. Dengan memahami dan menerapkan etika ini, diharapkan keluarga dapat memperkuat keharmonisannya dan menciptakan lingkungan yang lebih baik bagi semua anggotanya.
Penafsiran Ayat-ayat Syukur dalam Tafsir Fii Zhilal Al-Qur’an Rahmatillah, Aniq Amania; Romadlon, Arif Firdausi Nur
Al Karima : Jurnal Studi Ilmu Al Quran dan Tafsir Vol 2 No 2 (2018): Al Karima : Jurnal Studi Ilmu Al Quran dan Tafsir
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Al-Quran Isy Karima Karanganyar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58438/alkarima.v2i2.46

Abstract

Berkaitan dengan banyaknya penyebutan ayat-ayat syukur dalam Al-Qur’an, maka pastilah ada makna yang mendalam, sehingga Allah swt. menyebutkan ayat-ayat syukur di AlQur’an dalam jumlah banyak. Penelitian dalam skripsi ini ialah bagaimana mewujudkan rasa syukur terhadap nikmat yang telah diberikan oleh Allah swt.. Penelitian dalam skripsi ini bertujuan untuk mengetahui makna syukur dan bagaimana mewujudkan rasa syukur terhadap nikmat yang telah diberikan oleh Allah swt. dalam Al-Qur’an menurut perspektif tafsir Fî Zhilâl Al-Qur’ân, Jenis penelitian yang ditempuh adalah dengan menggunakan penelitian Library Research (telaah perpustakaan), metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Maudhu’i Tahlili. Dari hasil penelitian, penulis menyimpulkan bahwa Penafsiran Ayat-ayat syukur menurut Sayyid Qutbh yaitu syukur terhadap hidayah, syukur terhadap kehidupan, syukur terhadap rezeki, syukur terhadap sarana dan prasarana, syukur terhadap pancaindra, syukur terhadap pengampuna-Nya. Makna Syukur adalah memuji Allah swt. , dan menyebut-nyebut segala nikmat yang telah diberikan oleh Allah swt. , mengakui kenikmatan, menampakkannya dan baginya ridho dan pahala dari Allah swt. , sedangkan cara bersyukur yaitu adalah syukur dengan lisan, syukur dengan hati, dan syukur dengan perbuatan.
Penafsiran Tentang Ahli Kitab dalam Tafsir Al-Azhar Romadlon, Arif Firdausi Nur
Al Karima : Jurnal Studi Ilmu Al Quran dan Tafsir Vol 1 No 1 (2017): Al Karima : Jurnal Studi Ilmu Al Quran dan Tafsir
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Al-Quran Isy Karima Karanganyar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58438/alkarima.v1i1.67

Abstract

Fokus penelitian adalah penafsiran tentang Ahl al-Kitab dalam Tafsir al-Azhar. Tema Ahl AlKitab dipilih karena penyebutan Ahl Al-Kitab ditujukan kepada umat non-Islam, khususnya kaum Yahudi dan Nasrani. Namun ada beberapa komunitas agama yang diperselisihkan, seperti Majusi, Hindu, Budha, Konfusius, dan sebagainya. Sementara ada beberapa ulama yang mengategorikan mereka sebagai Ahl Al-Kitab, dan beberapa ulama lain menolak. Penelitian pustaka ini bersifat deskriptif-analitis. Sumber primernya adalah kitab Tafsir AlAzhar. Adapun sumber sekundernya meliputi tulisan-tulisan yang relevan dengan penelitian ini. Penelitian ini menyimpulkan: pertama, yang dimaksud dengan Ahl Al-Kitab adalah orangorang yang mempunyai atau berpegang teguh pada suatu kitab. Mereka terdiri dari kaum Yahudi, Nasrani, Shabiin, Majusi, dan kaum yang pernah diturunkan kepadanya Nabi dan kitab suci. Mereka dijamin keselamatannya oleh Allah dengan syarat keimanan yang tulus. Meskipun di antara mereka terdapat orang-orang yang saleh, namun di antara mereka juga ada yang berperangai buruk, seperti ingkar, fasik, dengki, menyembunyikan kebenaran kitab suci, dan berlebih-lebihan atau melanggar batas dalam agama. Kedua, penafsiran tentang Ahl Al-Kitab dalam Tafsir Al-Azhar dilandasi dengan dalil agama yang mutawatir yang dapat dipertanggungjawabkan.
Konsep Munasabah QS. Al-Baqarah Ayat 237-240 dalam Kitab Tafsir Nazhm Ad-Durar Fî Tanasub Al-Ayat wa As-Suwar Romadlon, Arif Firdausi Nur; Indah Sari, Dina Duwi
Al Karima : Jurnal Studi Ilmu Al Quran dan Tafsir Vol 3 No 2 (2019): Al Karima : Jurnal Studi Ilmu Al Quran dan Tafsir
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Al-Quran Isy Karima Karanganyar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58438/alkarima.v3i2.25

Abstract

Ilmu munasabah adalah suatu ilmu yang mencoba mengetahui alasan-alasan di balik susunan atau urutan bagian-bagian Al-Qur’an. Ilmu ini muncul pada abad ke-4 Hijriyah berdasarkan realita bahwa susunan surat dan ayat Al-Qur’an tidak berdasarkan waktu turunnya, akan tetapi susunannya berdasarkan perintah dari Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam. Penelitian ini berusaha untuk menjawab dua pertanyaan, bagaimanakah penerapan munasabah QS. Al-Baqarah ayat 237-240 dalam kitab tafsir Nazhm Ad-Duror Fî Tanâsub Al-Âyât Wa As-Suwar? Dan bagaimanakah konsep munasabah QS. Al-Baqarah ayat 237-240 dalam kitab tafsir Nazhm Ad-Duror Fî Tanâsub Al-Âyât Wa As-Suwar?. Peneliti menemukan enam konsep munasabah antarayat yang digunakan Al-Biqa’i pada QS. Al-Baqarah ayat 237-240. Pertama, Munasabah antarayat dalam satu surat. Kedua, Munasabah antara ayat dan penutupnya. Ketiga, Munasabah antarkata dalam satu ayat. Keempat, Munasabah antarkalimat dalam satu ayat. Kelima, Munasabah antarayat di lain surat. Keenam, Munasabah antara kata dan huruf yang menyertainya. Sedangkan dalam penerapannya, Al-Biqa’i selalu berusaha untuk mencari munasabah antarayat dalam satu surat dan munasabah antara ayat dan penutupnya. Bahkan terkadang beliau juga mencantumkan munasabah antarayat di lain surat. Akan tetapi, Al-Biqa’i tidak menyebutkan setiap munasabah antarkalimat dan antarkata.
Berbakti Kepada Kedua Orang Tua Nurdiannisa, Afina Azmi; Romadlon, Arif Firdausi Nur
Al Karima : Jurnal Studi Ilmu Al Quran dan Tafsir Vol 5 No 1 (2021): Al Karima : Jurnal Studi Ilmu Al Quran dan Tafsir
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Al-Quran Isy Karima Karanganyar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58438/alkarima.v5i1.40

Abstract

Kedua orang tua adalah hamba Allah yang menjadi perantara hadirnya sang anak di dunia ini. Perintah berbakti kepada kedua orang tua dalam Al-Qur’an selalu disandingkan dengan perintah untuk menyembah Allah dan tidak menyekutukan-Nya. Sedangkan fenomena yang terjadi adalah banyaknya kasus anak yang durhaka kepada orang tuanya. Penelitian ini akan mengkaji mengenai pentingnya berbakti kepada orang tua dan perbandingan penafsiran antara kitab Tafsir Al-Maraghi karya Ahmad Musthafa Al-Maraghi dengan Tafsir Al-Azhar karya Hamka. Dua mufassir kontemporer yang memiliki perbedaan latar belakang tempat, akan tetapi memiliki metode dan corak penafsiran yang sama yakni metode tahlili dan corak sastra budaya kemasyarakatan. Dalam merumuskan hasil penelitian skripsi ini, jenis penelitian yang digunakan adalah “library research” (kepustakaan). Dan adanya pengumpulan data ini bersumber dari data primer, yaitu Tafsir Al-Maraghi karya Ahmad Musthafa Al-Maraghi dan Tafsir Al-Azhar karya Hamka. Dalam metode analisis ini penulis menggunakan metode deskriptif analisis. Dalam menafsirkan ayat-ayat tentang berbakti kepada kedua orang tua, Al-Maraghi dan Hamka sama menjelaskan mengenai konsep berbakti kepada orang tua yang disebutkan di beberapa ayat yang sama. Di mana di sana dijelaskan mengenai pengertian, anjuran, dan keutamaan berbakti kepada kedua orang tua, serta kewajiban dan hak orang tua yang hendaknya dilakukan oleh anak kepada orang tua Sedangkan perbedaan yang ada dalam penafsiran keduanya adalah dari penukilan hadits, penambahan keterangan maupun penggabungan ayat ketika menafsirkan.