Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

Fomulasi Sediaan Krim Minyak Atsiri Serai Wangi (Cymbopogon Nardus L. Rendle) dengan perbedaan konsentrasi emulgator Syaputri, Fauzia Ningrum; Anzaina Sukmawati; Nanda Raudhatil Jannah; Dwintha Lestari; Tugon, Titian Daru Asmara; Wulandari, Fitria
FARMASIS: Jurnal Sains Farmasi Vol 4 No 2 (2023): Vol. 4 No 2 (2023): Farmasis: Jurnal Sains Farmasi
Publisher : Universitas PGRI Adi Buana, Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36456/farmasis.v4i2.7554

Abstract

Latar belakang: Salah satu penyakit kulit adalah jerawat (acne vulgaris) dan bakteri yang umum menjadi penyebab jerawat yaitu Propionibacterium acne. Tanaman yang dapat digunakan sebagai anti bakteri penyebab jerawat yaitu serai wangi (Cymbopogon nardus L. Rendle), serai wangi memiliki kandungan kimia flavanoid dan banyak terkandung citronelal. Mnyak serai wangi (Cymbopogon nardus L. Rendle) dibuat dalam sediaan krim sehingga mudah untuk digunakan dan konsentrasi yang digunakan adalah 2,09 persen. Tujuan: Untuk menentukan perbedaan pengaruh konsentrasi emulgator asam stearat F1, F2, F3 (3 persen, 2,5 persen, 1,5 persen) dan trietanolamin F1, F2, F3 (2 persen, 3 persen, 4 persen) terhadap stabilitas krim mengandung minyak atsiri serai wangi sebelum dan setelah freeze thaw. Metode: evaluasi yang dilakukan yaitu cycling test dengan beberapa parameter uji seperti uji organoleptis, uji homogenitas, , uji viskositas, uji pH, uji daya sebar, uji daya lekat dan uji tipe krim. Hasil: F3 merupakan formula yang memiliki stabilitas paling baik setelah dilakukan evaluasi freeze thaw dengan karakteristik sediaan tekstur semi solid, warna putih kekuningan, bau khas minyak serai wangi, memiliki pH 6,03, daya sebar 6.8 cm, serta daya lekat 6,29 detik dan membentuk tipe M/A. memiliki sifat alir pseudoplastis tiksotropik dengan viskositas 4.000-40.000 cPs (seluruh pengujian pengambilan data dengan metode 3 replikasi). Variasi konsentrasi emulgator memberikan perbedaan pada hasil pH semakin banyak trietanolamin maka semakin basa sediaan pada dan mempengaruhi hasil daya sebar. Kesimpulan: Dari seluruh hasil uji evaluasi dapat disimpulkan bahwa formula 3 memiliki kestabilan yang optimal dengan konsentrasi asam stearat 1,5 persen dan trietanolamin 4 persen.