Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

EFFECT OF FeCl3 COAGULAN DOSAGE ON DECREASING TURBIDITY OF LEATHER TANNERY WASTE PROCESSING Nanda Brilian Tantri; Swatika Juhana; Ragil Yuliatmo
Berkala Penelitian Teknologi Kulit, Sepatu, dan Produk Kulit Vol 22 No 2 (2023): Berkala Penelitian Teknologi Kulit, Sepatu, dan Produk Kulit
Publisher : Politeknik ATK Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

The leather tanning industry is one of the industries that produces liquid waste. The liquid waste of the leather tanning industry contains pollutants with a high level of turbidity. This research was conducted to determine variations in the dose of FeCl3 as a coagulant to reduce the turbidity of leather tanning wastewater. The coagulant added was 5 mL of FeCl3 with various doses of 1%, 2%, 3%, 4% and 5%. The optimum dose of FeCl3 coagulant to treat 300 mL of liquid waste is 3% with a volume of 5 mL, which means that 500 mg/L or 500 ppm is needed. The results showed a decrease in turbidity at the optimum dose was 94%, a decrease in chromium content of 83,53%. This shows that the effect of FeCl3 on reducing total chromium content and turbidity gives quite good results.
Pemanfaatan Limbah Feses Sapi dan Fleshing untuk Produksi Pupuk Organik di Kelompok Ternak Bantul Baskoro Ajie; Nur Mutia Rosiati; Mustafidah Udkhiyati; Laili Rachmawati; Emiliana Anggriyani; Nais Pinta Adetya; Fadzkurisma Rabbika; Ragil Yuliatmo; Swatika Juhana
JPM: Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol. 5 No. 1 (2024): Juli 2024
Publisher : Forum Kerjasama Pendidikan Tinggi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47065/jpm.v5i1.1918

Abstract

Tujuan dari kegiatan ini adalah memanfaatkan limbah feses sapi di Kelompok Ternak Sido Rukun dan Sido Mulyo, Jaranan, Panggungharjo, Sewon, Bantul, Yogyakarta untuk dibuat menjadi pupuk organik dengan tambahan limbah fleshing dari sisa proses pengolahan kulit di PT Budi Makmur Jayamurni, Yogyakarta. Pelaksanaan kegiatan ini dibagi menjadi 3 tahap: 1) persiapan dan survey kondisi kelompok ternak Sido Rukun dan Sido Mulyo (Agustus 2023), 2) penyuluhan materi dan praktek pembuatan pupuk organik (September dan Oktober 2023), 3) evaluasi kegiatan, diklat (Oktober 2023). Pembuatan pupuk dibagi menjadi 3 perlakuan, yaitu A: dengan penambahan kapur, B: dengan penambahan limbah fleshing, dan C: tanpa penambahan kapur maupun limbah fleshing. Perbedaan perlakuan tersebut bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan limbah fleshing terhadap kualitas pupuk organik, serta untuk mengetahui formula terbaik untuk pembuatan pupuk organik. Proses pembalikan dan pemantauan pengomposan dilakukan 1 kali seminggu selama 4 minggu. Pupuk organik terbaik diperoleh dariPerlakuan B (kombinasi kotoran ternak dengan limbang fleshing) dengan hasil pupuk organik memiliki bentuk remah, warna coklat tua, dan bau seperti tanah. Tingkat pemahaman peserta terhadap materi dikategorikan baik, ditunjukkan dengan adanya peningkatan nilai rata-rata dari pre-test (48,6) menjadi post-test(67,5). Instruktur telah memenuhi kriteria dalam ketepatan waktu, kehadiran setiap proses dan mampu menyampaikan materi dengan baik dengan nilai rata-rata 84,4 (sangat baik). Penilaian seluruh aspek kegiatan yang meliputi tema atau materi diklat secara umum, instruktur, metode diklat, fasilitas, dan penyelenggaraan diklat menunjukkan nilai rata-rata 4,51 (baik).