Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Potensi Moringa Oleifera sebagai Agen Neuroprotektif pada Kondisi Penuaan di Otak Safutra, Muhamad Sadam; Barinda, Agian Jeffilano; Arozal, Wawaimuli
Muhammadiyah Journal of Geriatric Vol 4, No 2 (2023): Muhammadiyah Journal of Geriatric
Publisher : Faculty of Medicine and Health Universitas Muhammadiyah Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24853/mujg.4.2.138-151

Abstract

Penyakit neurodegeneratif merupakan penyakit yang banyak menimbulkan kejadian morbiditas dan mortalitas pada lansia. Selama proses penuaan, secara progresif kemampuan fungsional otak akan menurun. Penuaan otak dapat dimanifestasikan sebagai penurunan memori dan kognitif, yang biasanya terjadi oleh karena perubahan plastisitas struktural dendritik yang dapat berkembang menjadi penyakit neurodegeneratif. Sampai saat ini, belum ada pengobatan yang efektif untuk penyakit neurodegeneratif. Beberapa obat digunakan untuk menghilangkan gejala meskipun biasanya menimbulkan banyak efek samping. Oleh karena itu penelitian dan pengembangan obat dari berbagai tumbuhan yang memiliki efek neuroprotektif sebagai suplemen untuk memperbaiki fungsi otak banyak dilakukan. Kelor (Moringa oleifera (MO)) diketahui mempunyai aktivitas anti inflamasi, antiapoptosis, disamping juga memiliki nilai gizi yang baik. Komponen bioaktif yang terdapat dalam ekstrak MO diantaranya polifenol, saponin, tannin, isothiocyanate dan flavonoid diduga berperan sebagai neuroprotektif. Mekanisme molekuler yang terlibat pada MO sebagai neuroprotektif adalah jalur Nuclear factor kappa-beta (NF‐kB) dan Nuclear erythroid 2-related factor 2 (Nrf2), glukosinolat yang terdapat dalam MO akan terhidrolisis menjadi isothiocyanate yang akan  secara langsung berinteraksi dengan Kelch-like ECH-associated protein 1 (Keap1) di sitoplasma dan menyebabkan translokasi Nrf2 ke nukleus, selanjutnya Nrf2 akan berikatan dengan Antioxidant response element (ARE) yang akan menghasilkan enzim-enzim detoksifikasi. Selain itu Nrf2 juga menghambat translokasi NFkB ke nukleus sehingga menekan ekspresi sitokin Interleukin (IL) dan Tumor nuclear factor-α (TNF-α) yang berperan dalam inflamasi. Mekanisme lain yang mungkin adalah jalur pensinyalan Tropomyosin receptor kinase B (TrkB). Dengan demikian MO berpotensi kuat sebagai agen neuroprotektif pada penuaan otak.
Hubungan Pelayanan Kefarmasian dengan Tingkat Kepuasan Pasien Rawat Jalan Di Apotek Puskesmas Wolasi Kabupaten Konawe Selatan Ningsih, Riska; Ifaya, Mus; Amir, Sry Agshary; Prasetyo, Mulyadi; Safutra, Muhamad Sadam
Jurnal Pharmacia Mandala Waluya Vol. 3 No. 1 (2024): Jurnal Pharmacia Mandala Waluya
Publisher : Prodi Farmasi Universitas Mandala Waluya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54883/jpmw.v3i1.92

Abstract

Pelayanan kefarmasian adalah bagian yang tidak terpisahkan dari sistem pelayanan puskesmas dan berorientasi pada pelayanan pasien dan penyediaan obat yang bermutu. Apotek selaku penyedia jasa dituntut memberikan pelayanan yang lebih baik, cepat, dan bermutu untuk mencapai kepuasan pasien. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui hubungan pelayanan kefarmasian dengan tingkat kepuasan pasien rawat jalan di apotek puskesmas wolasi kabupaten konawe selatan. Jenis penelitian ini adalah observasional dengan desain cross sectional study dengan  teknik penarikan sampel secara Accidental Sampling, dengan jumlah sampel 76 orang. Sampel dalam penelitian ini adalah pasien rawat jalan yang melakukan pemeriksaan dan pengobatan di puskesmas wolasi kabupaten Konawe Selatan. Metode analisis menggunakan uji Chi Square. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara dimensi bukti fisik dengan tingkat kepuasan pasien (P value 2,363 > α 0,05) serta dimensi jaminan dengan tingkat kepuasan pasien (P value 0,318 > α 0,05). Sedangkan dimensi yang menunjukkan adanya hubungan dengan tingkat kepuasan pasien yaitu dimenai empati (P value 0,05 =  α 0,05), dimensi ketanggapan (P value 0,014 <  α 0,05), dan dimensi kehandalan (P value 0,004 <  α 0,05).