Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

Konsep Kebahagiaan Komaruddin Hidayat Dan Relevansinya Dengan Tasawuf M. Hendi Bayu Pratama; Lukman Nul Hakim; Yulian Rama Pri Handiki
Jurnal Ilmu Sosial, Humaniora dan Seni Vol. 2 No. 5 (2024): Jurnal Ilmu Sosial, Humaniora dan Seni
Publisher : CV. ITTC INDONESIA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini memiliki tujuan yaitu mengetahui serta memahami Konsep Kebahagiaan Komaruddin Hidayat Perspektif Tasawuf Dan Relevansinya. ia merupakan seorang intelektual muslim yang terkenal dengan metodologi filsafat sebagai dasar dalam keilmuannya serta memiliki pemikiran sufistik dalam berbagai macam karya yang di tulisnya. Teknik pengumpulan data dalam penelitian menerapkan metode studi kepustakaan (Library research). Data yang terkumpul selajutnya diolah dengan menggunakan metode deskriptif yaitu melakukan analisis terhadap karya-karya yang membahas tentang kebahagiaan, kemudian mendeskripsikan hasil analisis tersebut. Teknik penulisan di dalam penulisan skripsi ini disesuaikan dengan standar berdasarkan pedoman penulisan skripsi, tesis dan disertasi. Hasil penelitian ini berupa tulisan yang menjelaskan bahwa kebahagiaan menurut Komaruddin Hidayat yaitu berupa jenjang yang berkaitan dengan martabat atau struktur kejiwaan setiap orang. Komaruddin Hidayat menjelaskan bahwa terdapat tiga pilar utama yang dapat memengaruhi kebahagiaan seseorang. Pertama, memiliki keluarga yang baik (having a good family). Kedua, memiliki pekerjaan yang bagus (having a good job). Dan ketiga memiliki teman-teman dan komunitas yang baik (having a good friends and community). Selain pilar-pilar, Kebahagiaan juga berupa dimensi dan tangga-tangga untuk meraih bahagia bagi setiap orang yang ingin meraih kebahagiaan. Konsep dan pengalaman bahagia yang dialami oleh manusia memiliki tingkatan bermacam-macam serta dapat dibuat hierarkinya. Secara garis besar, ada lima jenjang eksistensi yang dimiliki manusia yaitu jasadi, nabati, hewani, insani, dan ruhani. Dalam diri manusia melekat jiwa nabati dan hewani yang arahnya selalu mengejar kebahagiaan yang bersifat jasadi yaitu seseorang akan selalu terbayang-bayang mengejar kenikmatan fisik,. Kebahagiaan hidup melalui jiwa insani yang ikonnya berupa Intelektualitas yang abstrak, yaitu kebahagiaan intelektual (intellectual happiness), kebahagiaan moral (moral happiness), dan kebahagiaan sosial (social happiness). Tetapi terdapat satu sumber kebahagiaan sebagai puncak kebahagiaan atau tingkat kebahagiaan yang lebih tinggi yaitu kebahagiaan spiritual (spritual happiness). Seseorang dapat merasakan kebahagiaan tertinggi apabila jiwa rabbani yang merupakan tingkatan kebahagiaan tertinggi dapat mengendalikan nafsu, pikiran, dan perbuatan agar senantiasa merasakan kedekatan serta kasih sayang Tuhan.