Penyakit HIV-AIDS masih menjadi tantangan serius dalam konteks kesehatan global, termasuk di Wilayah Timur Indonesia. Selain dampak fisik yang ditimbulkan oleh penyakit ini, individu yang mengidap HIV-AIDS seringkali harus menghadapi stigma dan diskriminasi sosial yang dapat berkontribusi pada dampak psikologis dan sosial yang signifikan. Objective : Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan pemahaman mendalam tentang bagaimana masyarakat di Wilayah Timur Indonesia memainkan peran dalam membentuk sikap dan perilaku terhadap pengidap HIV-AIDS, serta untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat stigma dan diskriminasi sosial. Method : Penelitian dilakukan menggunakan pendekatan kualitatif melalui wawancara mendalam, observasi partisipatif, dan analisis dokumen. Partisipan dipilih secara purposif dari masyarakat di Wilayah Timur Indonesia yang memiliki pengalaman langsung atau tidak langsung dengan HIV-AIDS. Result: Analisis data menghasilkan temuan-temuan signifikan. Mayoritas masyarakat menunjukkan tingkat ketakutan dan kurangnya pemahaman yang mendasar tentang HIV-AIDS yang dijabarkan dalam tema Faktor Pendorong Di Balik Munculnya Sikap dan Perilaku Diskriminatif Serta Stigmatisasi, Kurang Pengetahuan Terhadap Penyakit dan Proses sosial, budaya dan masalah moral. Conclusion : Penelitian ini menyimpulkan bahwa masyarakat di Wilayah Timur Indonesia memiliki peran krusial dalam membentuk lingkungan sosial bagi pengidap HIV-AIDS. Temuan-temuan ini dapat menjadi dasar bagi pengembangan strategi intervensi dan program pendidikan yang bertujuan meningkatkan pemahaman masyarakat dan mengurangi stigma terkait HIV-AIDS. Upaya kolaboratif antara pemerintah, lembaga kesehatan, dan masyarakat perlu diperkuat untuk menciptakan lingkungan inklusif yang mendukung individu yang hidup dengan HIV-AIDS.