This Author published in this journals
All Journal Menara Ilmu
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

PENGGUNAAN CAMPURAN KODE BAHASA GURU DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR DI SMPN 2 GUNUANG OMEH LIMA PULUH KOTA (SUATU KAJIAN SOSIOLINGUISTIK) Retti, Sufia
Menara Ilmu Vol 13, No 5 (2019): Vol. XIII No. 5 April 2019
Publisher : LPPM Universitas Muhammadiyah Sumatera Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33559/mi.v13i5.1368

Abstract

Masalah dalam penelitian ini adalah dalam menggunakan bahasa kita harus melihat konteks atau situasi, jika situasi formal kita menggunakan bahasa Indonesia dan jika situasinya tidak formal kita dapat menggunakan bahasa lokal atau yang lain. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menggambarkan penggunaan kode campuran guru bahasa Indonesia dalam proses belajar mengajar di SMPN 2 Kecamatan Gunuang Omeh Kabupaten Lima Puluh Kota dalam hal codeword campuran. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik rekaman dan teknik rekaman. Teknik analisis data yang peneliti lakukan adalah: pertama, menggambarkan aspek-aspek guru kode bahasa campuran dalam proses belajar mengajar di SMPN 2 Kabupaten Gunuang Omeh Lima Puluh Kota yang diklasifikasikan. Kedua, menganalisis kode bahasa campuran guru dalam proses belajar mengajar di SMPN 2 Kecamatan Gunuang Omeh Lima Puluh Kota. Ketiga, menginterpretasikan campuran kode bahasa Guru dalam proses belajar mengajar di SMPN 2 Gunuang Omeh Lima Puluh Kota. Keempat, merangkum hasil data. Berdasarkan analisis data yang dilakukan, dapat disimpulkan bahwa penggunaan campuran kode bahasa guru bahasa Indonesia dalam pengajaran dan pembelajaran bahasa Indonesia di SMPN 2 kecamatan Gunuang Omeh kabupaten lima puluh kota, dilihat dari bentuk campuran kode dalam bentuk kata, frasa dan klausa. ditemukan sebanyak 41 data. Ini terdiri dari 25 kode kata campuran (15 campuran kode kata dasar, 7 intangible kata beribuhan, 3 kata nyata), 2 kode frasa campuran, 14 kode klausa campuran. Jadi campur kode yang paling dominan ditemukan adalah campuran kode tangible 25 kata. Campuran kode ini terjadi karena kebiasaan menggunakan bahasa lokal dalam komunikasi sehari-hari sehingga tanpa kode campuran yang terjadi. Kata Kunci: Campur kode, Kata, Frase, Klausa