Pneumonia adalah proses infeksi akut yang mengenai jaringan paru-paru (alveoli). Kejadian pneumoniapada tahun 2012 di Kabupaten Banyumas ditemukan sebanyak 816 kasus, kemudian mengalami peningkatan padatahun 2013 yang mencapai 862 kasus. Masalah penyakit pneumonia paling banyak terjadi pada balita.Lingkunganfisik rumah yang tidak memenuhi persyaratan kesehatan menjadi pemicu terjadinya penyakit pneumonia.Penelitianini bertujuan untuk mengetahui ada atau tidaknya hubungan lingkungan fisik rumah dengan kejadian pneumoniapada balita.Metode yang digunakan adalah analitik dengan pendekatan case control.Jumlah responden sebanyak60 responden, 30 responden sebagai kasus dan 30 responden sebagai kontrol.Analisis menggunakan SPSS versi 17dengan uji chi square dan OR dengan Confidence Interval 95 % dan α 0,05.Hasil penelitian menunjukkanlingkungan fisik rumah yang memiliki hubungan adalah luas ventilasi ruang keluarga dengan nilai p-value= 0,004;OR= 7,875,luas ventilasi kamar dengan nilai p-value= 0,026; OR= 10,545, luas jendela ruang keluarga dengannilai p-value= 0,000;OR= 24,750. Luas jendela kamar, jenis dinding ruang keluarga, jenis dinding kamar, jenislantai ruang keluarga, jenis lantai kamar, dan kepadatan penghuni merupakan lingkungan fisik rumah yang tidakmemiliki hubungan yang signifikan tetapi berisiko.Kesimpulan dari penelitian ini bahwa faktor yang memilikihubungan signifikan adalah luas ventilasi ruang keluarga, luas ventilasi kamar dan luas jendela ruang keluarga.