Claim Missing Document
Check
Articles

Found 18 Documents
Search

HUBUNGAN FAKTOR LINGKUNGAN FISIK RUMAH DENGAN KEJADIAN PNEUMONIA PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS II BATURRADEN TAHUN 2015 Adi Surya, Redy Hanggara; Gunawan, Asep Tata
Buletin Keslingmas Vol 34, No 4 (2015): Bulletin Keslingmas Vol 34 No 4 Tahun 2015
Publisher : Poltekkes Kemenkes Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (30.497 KB)

Abstract

Pneumonia adalah proses infeksi akut yang mengenai jaringan paru-paru (alveoli). Kejadian pneumoniapada tahun 2012 di Kabupaten Banyumas ditemukan sebanyak 816 kasus, kemudian mengalami peningkatan padatahun 2013 yang mencapai 862 kasus. Masalah penyakit pneumonia paling banyak terjadi pada balita.Lingkunganfisik rumah yang tidak memenuhi persyaratan kesehatan menjadi pemicu terjadinya penyakit pneumonia.Penelitianini bertujuan untuk mengetahui ada atau tidaknya hubungan lingkungan fisik rumah dengan kejadian pneumoniapada balita.Metode yang digunakan adalah analitik dengan pendekatan case control.Jumlah responden sebanyak60 responden, 30 responden sebagai kasus dan 30 responden sebagai kontrol.Analisis menggunakan SPSS versi 17dengan uji chi square dan OR dengan Confidence Interval 95 % dan α 0,05.Hasil penelitian menunjukkanlingkungan fisik rumah yang memiliki hubungan adalah luas ventilasi ruang keluarga dengan nilai p-value= 0,004;OR= 7,875,luas ventilasi kamar dengan nilai p-value= 0,026; OR= 10,545, luas jendela ruang keluarga dengannilai p-value= 0,000;OR= 24,750. Luas jendela kamar, jenis dinding ruang keluarga, jenis dinding kamar, jenislantai ruang keluarga, jenis lantai kamar, dan kepadatan penghuni merupakan lingkungan fisik rumah yang tidakmemiliki hubungan yang signifikan tetapi berisiko.Kesimpulan dari penelitian ini bahwa faktor yang memilikihubungan signifikan adalah luas ventilasi ruang keluarga, luas ventilasi kamar dan luas jendela ruang keluarga.
PERBEDAAN KONSENTRASI DESINFEKTAN CHLORAMINE T TERHADAP PENURUNAN ANGKA KUMAN UDARA DI RUANG PERAWATAN BAYI RSUD PROF. DR MARGONO SOEKARJO Daryanto, Agus; Yuniarno, Saudin; Gunawan, Asep Tata
Kesmas Indonesia: Jurnal Ilmiah Kesehatan Masyarakat Vol 2 No 1 (2009): Jurnal Kesmas Indonesia
Publisher : Jurusan Kesehatan Masyarakat dan Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan Universitas Jenderal Soedirman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (6572.009 KB)

Abstract

Hospital has a role to cure and recover a patient fast, but it also has potential to cause nosocomial infection disease, especially in baby care unit. One of the efforts in preventing a disease is by disinfecting the room that aims to decrease the number of air germ. The objective of this research is to know the difference of concentration and the most effective concentration toward the decreasing of air germ number in baby care unit. The research method used was unreal experiment with the population and sample of air germ in baby care unit. The sample of research was given room disinfection treatment with the fogger that contained chloramines t disinfectant, with the concentration 0,2%; 0,25%; 0,3% and 0,35%. The result of the research was analyzed by using t test that was continued with varian analysis (ANOVA) One Way through SPSS with the trusty level was 95% or a 0,05 with the probability result was 0,022 (p<0,05). The strongest Chloramines T disinfectant concentration was 0,35% and most effective Chloramines T disinfectant concentration was 0.25% with the decreasing number 52,92% with the mean 185.5 CFU/m3 air. The suggested disinfecting in baby care unit using Chloramines T disinfectant with the concentration 0,25%. For further research, other disinfectant material use was suggested as efficient level comparison and disinfectant material affectivity.
FAKTOR LINGKUNGAN FISIK YANG BERHUBUNGAN DENGAN ANGKA KUMAN UDARA DI RUANG RAWAT INAP KELAS I, II, DAN III RST WIJAYAKUSUMA PURWOKERTO TAHUN 2018 Citra Kusumawardhani U.P; Asep Tata Gunawan; Tri Cahyono
Buletin Keslingmas Vol 38, No 2 (2019): BULETIN KESLINGMAS VOL 38 NO 2 TAHUN 2019
Publisher : Poltekkes Kemenkes Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (686.027 KB) | DOI: 10.31983/keslingmas.v38i2.4879

Abstract

Hospital Is An Health Service Tool Which Is Possible Make A Healthcare Associated Infection (Hais) That Can Caused Of The Number Of Airborne Germs. Secondary Data Bacteriology Inspection Result Is point that the floor of 2nd class Srikandi Inpatient room is not full the condition, the result is 26 colony/cm2. The large of population is 67, while the large of sample is 35 sample. Analysis model that is used on this research is Rank Spearman. Data collection is done by measurement and observation. Mean of the measurement is, the number of airborne germs is 7871,43 CFU/m3, temperature is 27,35oC, humidity is 56,20%, lighting intensity is 154,63 lux, room density is 10,3 m2/TT. Analysis result for temperature and the number of airborne germs is p=0,465; (rho)=0,128, humidity with the number of airborne germs is p=0,828; (rho)=0,038, lighting intensity with the number of airborne germs is p=0,061; (rho)=0,320, density room with the number of airborne germs is p=0,885; (rho)=0,025, ventilation with the number of airborne germs is p=0,113; (rho)=0,273, means of air circulation with the number of airborne germs is p=0,636; (rho)=0,083.  All of factors of independent variable is not in significant relation with the number of airborne germs (p value 0,05). We recommend that routine desinfection every month to reduce the number of airborne germs
STUDI HYGIENE SANITASI DAN KANDUNGAN BAKTERI Salmonella sp PADA PENGOLAHAN SATE AYAM DI DESA PASIR LOR KECAMATAN KARANGLEWAS KABUPATEN BANYUMAS TAHUN 2017 Indah Sri Lestari; Asep Tata Gunawan
Buletin Keslingmas Vol 37, No 2 (2018): BULETIN KESLINGMAS VOL 37 NO 2 TAHUN 2018
Publisher : Poltekkes Kemenkes Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (211.809 KB) | DOI: 10.31983/keslingmas.v37i2.3790

Abstract

AbstrakMakanan tidak hanya harus memenuhi gizi dan mempunyai bentuk yang menarik, tetapi juga harus bebasdari mikroorganisme dan bahan-bahan kimia yang dapat menyebabkan penyakit. Salah satu akibat daripenyediaan makanan dan minuman yang tidak memenuhi syarat kesehatan adalah keracunan makanan.Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan hygiene sanitasi dan kandungan bakteri Salmonella sppada sate ayam di Desa Pasir Lor Kecamatan Karanglewas Kabupaten Banyumas Tahun 2017. Metodepenelitian yang digunakan adalah metode deskriptif yang menggambarkan hygiene sanitasi dan kandunganbakteri Salmonella sp pada sate ayam. Pengumpulan data diperoleh melalui observasi menggunakanchecklist dan pemeriksaan Salmonella sp pada sate ayam di laboratorium. Berdasarkan hasil penelitiandiperoleh hygiene sanitasi pengolahan sate ayam pada 4 pedagang mulai dari penjamah, sanitasi alat,sanitasi tempat pengolahan dan penyimpanan bahan makanan dikategorikan tidak memenuhi syarat.Sedangkan bahan makanan, cara pemilihan bahan makanan, pengolahan makanan dan penyajianmakanan dikategorikan memenuhi syarat. Berdasarkan pemeriksaan sampel dari 4 pedagang dilaboratorium, 4 sampel sate ayam mentah 3 positif Samonella sp dan 4 sampel sate matang keempatsampel tersebut negatif Salmonella sp. Kesimpulan dari hasil penelitian ini adalah hygiene sanitasipengolahan sate ayam di 4 pedagang masih ada yang belum memenuhi syarat, serta dalam 4 sampel sateayam matang negatif Salmonella sp. Saran yag dapat diberikan yaitu sebaiknya pedagang atau pemilikmemeperbaiki hygiene saitasi pengolahan makanan yang belum memenuhi syarat pengolahan makananyang baik dan benar
PENERAPAN REKAYASAN ALAT PENGHANCUR SAMPAH DALAM MENUNJANG PENGELOLAAN SAMPAH Asep Tata Gunawan; Zaeni Budiono
Buletin Keslingmas Vol 39, No 1 (2020): BULETIN KESLINGMAS VOL.39 NO.1 TAHUN 2020
Publisher : Poltekkes Kemenkes Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (548.725 KB) | DOI: 10.31983/keslingmas.v39i1.5671

Abstract

Kampus 7 Politeknik Kesehatan Kemenkes Semarang, merupakan salah instansi pendidikan yang terintegrasi dengan kantin, perumahan dosen serta memiliki lahan terbuka yang mencapai 2,3 ha terdapat timbulan sampah organik rata-rata 4 m3/minggu dan sampah an-organik rerata 0,85 m3/minggu dengan dominasi plastik (GELISH, 2019).  Jurusan Kesehatan Lingkungan dan memiliki sumber daya manusia (SDM) yang mumpuni dalam bidang pengolahan sampah telah merintis unit percontohan komposter dengan metode run way yang bersusun dalam 10 bak. Upaya menangai sampah organik telah terwujud dalam hasil produk pengolahan berupa kompos organik. Seiring berjalannya kegiatan pengomposan, dilakukan kegiatan evaluasi kegiatan. Hasil evaluasi terdapat catatan penting pada proses pengomposan yang dilakukan, seperti proses pembalikan sampah yang terlalu banyak, pemindahan sampah pada bak pengomposan yang banyak, keluhan bau yang menyengat dan risiko tertusuk dari sampah kaleng/ kaca dan hasil kompos kurang maksimal. Semua kondisi tersebut disebabkan karena kegiatan masih dilakukan secara manual oleh tenaga kebersihan. Desain penelitian ini adalah adalah pra eksperimen dengan rancangan penelitian Post Test Only Design.Lokasi penelitian ini dilakukan di lokasi pengolahan sampah (komposter) di Kampus 7 Poltekkes Kemenkes Semarang. Dalam penelitian ini populasi yang dimaksud oleh peneliti adalah seluruh warga kampus 7 dan seluruh timbulan sampah. Sampel penelitian ini adalah sampah plastik yang terdapat pada bak pengolahan kompos, hasil pemanenan sampah plastik dengan rata-rata volume sebesar 0,3 m3/minggu. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif dari hasil penghancuran  sampah plastik. Alat pengahancur sampah yang telah dibuat memiliki kemampu dalam mencacah sampah mencapai 5 cm, dengan kapasitas penghancuran sekitar 10 kg/7,5 menit = 80 Kg/jam (10 kg paslik = 5 karung sampah plastic). Maka  mesin tersebut mampu menghancurkan  plastic sekitar 0,083 m3/jam. Jadi utk menghancurkan sampah plastik kampus 7 sekitar 0,3 m3/mg dibutuhkan waktu sekitar 3,6 jam. Diperlukannya penyesuaian lanjutan terhadap kemampuan mata pisau. Perlu ditingkatkan kemampuan motor penggerak, sehingga hasil pencacahan akan lebih cepat.
STUDI HYGIENE SANITASI DAN KUALITAS MIKROBIOLOGI (Salmonella sp) PADA DAGING Minati Indriani Nur Imaniah; Asep Tata Gunawan
Buletin Keslingmas Vol 38, No 3 (2019): BULETIN KESLINGMAS VOL 38 NO 3 TAHUN 2019
Publisher : Poltekkes Kemenkes Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (436.854 KB) | DOI: 10.31983/keslingmas.v38i3.5390

Abstract

Makanan dan minuman seringkali menjadi penyebab timbulnya berbagai macam penyakit. Makanan atau minuman yang tercemar akan menjadi media yang baik bagi pertumbuhan mikroorganisme (bakteri). Bakteri yang sering dijumpai pada makanan dan minuman tercemar salah satunya adalah Salmonella sp. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui hygiene sanitasi dan kualitas mikrobiologi (Salmonella sp) pada daging sapi di Pasar Wage Kecamatan Purwokerto Timur Kabupaten Banyumas. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif yang menggambarkan hygiene sanitasi dan kualitas mikrobiologi (Salmonella sp) pada daging sapi. Hasil penelitian diperoleh prinsip hygiene sanitasi pada 6 pedagang mulai dari bahan baku daging sapi untuk 4 sampel memenuhi syarat dan 2 sampel tidak memenuhi syarat, pemotongan daging sapi dikategorikan tidak memenuhi syarat, penyajian daging sapi dikategorikan tidak memenuhi syarat, personal hygiene dikategorikan tidak memenuhi syarat dan perilaku penjamah dikategorikan memenuhi syarat. Sedangkan sanitasi tempat penjualan dari peralatan dikategorikan memenuhi syarat dan tempat penjualan dikategorikan tidak memenuhi syarat. Berdasarkan pemeriksaan sampel dari 6 pedagang di laboratorium, 6 sampel daging sapi yaitu 2 sampel positif Salmonella sp dan 4 sampel negatif Salmonella sp. Kesimpulan bahwa hygiene sanitasi daging sapi di 6 pedagang masih ada yang belum memenuhi syarat, sanitasi tempat penjualan daging sapi di 6 pedagang masih ada yang belum memenuhi syarat serta dalam 6 sampel daging sapi ada 2 sampel positif Salmonella sp dan 4 sampel lainnya negatif Salmonella sp.
PENGARUH PENAMBAHAN BEBERAPA JENIS DAN DOSIS ARANG PADA TINJA AYAM PETELUR TERHADAP JUMLAH LARVA LALAT Ayu Ramadlan; Mela Firdaust; Asep Tata Gunawan
Buletin Keslingmas Vol 39, No 3 (2020): BULETIN KESLINGMAS VOL.39 NO.3 TAHUN 2020
Publisher : Poltekkes Kemenkes Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (141.471 KB) | DOI: 10.31983/keslingmas.v39i3.4609

Abstract

Abstrak Lalat merupakan serangga yang mampu berpindah dari satu tempat ke tempat lain dan berperan sebagai vektor penyakit. Serangga ini menggunakan limbah organik sebagai salah satu sumber makanan bagi larvanya. Area peternakan merupakan salah satu tempat usaha yang menghasilkan limbah organik yang memiliki potensi sebagai media hidup bagi larva lalat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penambahan beberapa jenis dan dosis arang terhadap jumlah larva lalat.Jenis penelitian ini adalah eksperimen murni/true dengan desain penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) Faktorial. Penggunaan metode RAL Faktorial mempunyai 2 faktor yaitu faktor pertama (F1) adalah jenis arang dengan 3 jenis yaitu arang kayu, arang sekam padi dan arang tempurung kelapa. Faktor kedua (F2) adalah dosis arang dengan 4 level yaitu 2,5% (5 gram ), 5% (10 gram ), 7,5% (15 gram ) dan 10% (20 gram ). Data dianalisis dengan perhitungan Analisis Varians (Two Way ANOVA) dengan Uji lanjut LSD (Least Significant Difference).Hasil Penelitian menunjukkan bahwa penambahan jenis arang pada tinja ayam petelur memiliki nilai significan atau nilai p= 0,000 α (0,05) artinya ada pengaruh penambahan jenis arang dengan jumlah larva lalat. Jenis arang yang berpengaruh terhadap jumlah larva lalat pada tinja ayam petelur yaitu arang sekam padi paling besar jika dibanding arang kayu maupun tempurung kelapa. Dosis arang yang ditambahkan pada tinja ayam petelur memiliki nilai significan atau nilai p = 0,000 α (0,05) artinya ada pengaruh penambahan dosis arang dengan jumlah larva lalat. Dosis arang yang jumlah larva lalat paling rendah terdapat pada dosis 10 % baik pada arang kayu dan sekam padi dengan hasil tidak temukan larva lalat.  Hasil kombinasi antara jenis dan dosis arang tidak ada pengaruh karena nilai p=0,116 α (0,05).Kesimpulan penelitian adalah penambahan beberapa jenis dan dosis arang berpengaruh terhadap jumlah larva lalat. Jenis yang berpengaruh paling besar adalah sekam padi dan dosisnya adalah 10% dengan hasil tidak ditemukan larva lalat. Disarankan agar peneliti lain melakukan penelitian dengan dosis, jenis maupun waktu pemaparan yang lebih variatif dan dapat menggunakan arang tempurung kelapa dengan dosis yang lebih tinggi untuk memperoleh hasil perhitungan jumlah larva lalat hingga 0. Abstract House fly is an important insect that can move from other place and transmit various infection disease. This insect usually utilized organic wastes as nutrition source for their larvae. One of the main sources of organic wastes is livestock manure prodeced by animal farming located has potensial as life media for flies larvae.This research was conducted to evaluate the effect of several types and doses charcoal in to chikens manure on growth of fly larvae. The type of this research is true eksperimen with design Factorial Complete Randomized Design (CRD). This research used Faktorial CRD was used two factors, the first factor (F1) was types of charcoal with three types that is wood, risk husk and coconut. The second factor (F2) was doses of charcoal with four levels that is 2,5% (5 gram ), 5% (10 gram), 7,5% (15 gram) and 10% (20 gram). Then result of them analyzed by Two Way ANOVA and continued with LSD (Least Significant Difference).The result of the research showed thataddeted of several types of charcoal into chikens manure has significant value or p value =0,000 α (0,05) its mean has effect of addeted several types charcoal in to chikens manure on growth of fly larvae. Types charcoal has effect on growth of fly larvae in chikens manure was rice husk charcoal biggest them wood charcoal or coconut shell charcoal. Doses charcoal has addeted into chikens manure has significant value or p value =0,000 α (0,05) its mean has effect of addeted several doses charcoal in to chikens manure on growth of fly larvae.The doses of charcoal with the lowest number of fly larvae is at a 10% dose in both wood charcoal and rice husk with the results of not finding fly larvae. The results of the combination between the type and dose of charcoal had no effect because the value of p = 0.116 α (0.05).The conclusion of the research isthe addition several types and doses charcoal in to chikens manure has effect with on growth of fly larvae. Types of charcoal has the biggest effect is rice husk and the doses is 10% it is recommended others researchers conduct research using dose, type, or time exposure more varied and using coconut shell charcoal with higher doses for result zero fly larvae. 
EFEKTIVITAS SHOKIVI DESINFECTION TERHADAP PENURUNAN ANGKA KUMAN UDARA PADA RUANG KELAS GEDUNG R2 LANTAI 2 KAMPUS 7 POLTEKKES KEMENKES SEMARANG TAHUN 2018 Nur Latifah Prajawanti; Tri Cahyono; Asep Tata Gunawan
Buletin Keslingmas Vol 38, No 1 (2019): BULETIN KESLINGMAS VOL 38 NO 1 TAHUN 2019
Publisher : Poltekkes Kemenkes Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (609.05 KB) | DOI: 10.31983/keslingmas.v38i1.4070

Abstract

Ruang kelas mempunyai risiko terjadinya pencemaran udara khususnya mikrobiologi. Angka kuman udara dapat disebabkan oleh aktivitas penghuni, sehingga dapat menimbulkan gangguan kesehatan. Tujuan penelitian ini mengetahui efektivitas Shokivi Desinfection terhadap penurunan angka kuman udara pada ruang kelas gedung R2 lantai 2 jurusan Kesehatan Lingkungan Purwokerto Kampus 7 Poltekkes Kemenkes Semarang tahun 2018. Jenis penelitian ini adalah Quasi eksperiment dengan rancangan  penelitian time series pre test – post test design. Hasil pemeriksaan angka kuman udara pada ruang perlakuan diperoleh hasil rata-rata angka kuman udara sebesar 150,25 koloni/jam/feet2. Hasil penghitungan efektivias shokivi desinfeksi dalam penurunan angka kuman diperoleh hasil 30,57 %. Simpulan dari hasil penelitian bahwa ada perbedaan yang tidak signifikan efektivitas Shokivi Desinfection terhadap penurunan angka kuman udara pada ruang kelas gedung R2 lantai 2 Kampus 7 Poltekkes Kemenkes Semarang tahun 2018.Disarankan sebaiknya penggunaan shokivi desinfection diseuaikan dengan volume ruangan. 
PENGARUH KONSENTRASI BAWANG PUTIH TERHADAP JUMLAH ANGKA KUMAN PADA IKAN MUJAIR TAHUN 2021 Fitrianda Ayu Setiyahati; Zaeni Budiono; Asep Tata Gunawan
Buletin Keslingmas Vol 41, No 1 (2022): BULETIN KESLINGMAS VOL.41 NO.1 TAHUN 2022
Publisher : Poltekkes Kemenkes Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31983/keslingmas.v41i1.7723

Abstract

Ikan mengandung kadar protein yang tinggi dengan kandungan asam amino bebas yang dimanfaatkan untuk metabolisme mikroorganisme. Kandungan senyawa pada ikan dapat mengakibatkan meningkatnya jumlah bakteri hingga menyebabkan pembusukan. Salah satu strategi untuk mengurangi atau menghambat pertumbuhan bakteri dapat dilakukan dengan mengaplikasikan senyawa antimikroba yang terdapat pada bawang putih. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh konsentrasi bawang putih terhadap jumlah angka kuman pada ikan mujair. Penelitian ini menggunakan pra-eksperimen dengan rancangan one group pretest-post test design. Jumlah sampel yang digunakan sebanyak 36 sampel ikan mujair.  Pengumpulan data dilakukan dengan pemeriksaan laboratorium dan pengamatan.  Uji statistik yang digunakan dalam penelitian ini adalah anova oneway. Hasil analisis statistik yang telah dilakukan menunjukan nilai p 0,527 0,05 yang menunjukan tidak ada pengaruh konsentrasi bawang putih dengan jumlah angka kuman pada ikan mujair. Konsentrasi bawang putih 40%, 50% dan 60% tidak ada yang efektif digunakan untuk menekan jumlah angka kuman pada ikan mujair karena masih diatas nilai ambang batas yang ditetapkan BPOM Nomor 13 Tahun 2019 Tentang Batas Maksimal Cemaran Mikroba dalam Pangan Olahan untuk Ikan Segar yaitu 5x105 koloni/gram. Untuk penurunan angka kuman terbanyak pada konsentrasi 60% dengan nilai prosentase penurunan 16,11%. Peneliti lain dapat melakukan penelitian lanjutan dengan menambah konsentrasi atau menggunakan lama perendaman yang berbeda. 
ENGINEERING APPLICATION OF WASTE TURNING TOOLS TO SUPPORT WASTE MANAGEMENT IN CAMPUS 7 HEALTH POLYTECHNIC OF MINISTRY OF HEALTH SEMARANG Asep Tata Gunawan; Yulianto Yulianto; Bahri Bahri
Buletin Keslingmas Vol 39, No 4 (2020): Edisi Spesial Seminar Internasional Jurusan Kesehatan Lingkungan Poltekkes Keme
Publisher : Poltekkes Kemenkes Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (534.039 KB) | DOI: 10.31983/keslingmas.v39i4.6579

Abstract

Introduction: The government of banyumas district by decree number: 660. 7776/2018 concerning the management of the waste in banyumas district, in which the President's decree strongly recommends the closing of the TPA on January 2, 2019 and urges the management of waste through non-governmental groups (KSM) in trash management 3r (main, reuse and recycling). The application of 3r activities in communities is still hampered largely by the lack of awareness of people sorting waste. The world health ministry of semarang, which has an open land of 2.3 ha (2.3 ha), has an average of 4 m3/ week organic waste. Thus selecting a comprehensive waste management by using a 10-panted run way method, so each week it is used to invert waste from tub one to tub the next. Based on the above description, the formula of the problem in this study is knowing the effectiveness of the waste turning engineering tools in supporting the waste processing process. Methods: Research and Development is a research method that uses to obtain or develop products and test the effectiveness of these products. The turning tool is designed to compare the effectiveness of the waste turning process before and after using the tool. This research was conducted at a waste processing place (composter) at Campus 7 Poltekkes Kemenkes Semarang. The population in this study were all of the campus residents' solid waste generation. The sample of this study was waste in each tub (from tub 1 to 10) compost processing volume of 0.5-4 m3 / week. This study used tables analysis and the average value calculated from the results of sieving the waste. Research and discussion: The design and assembly of a waste turning tool is appropriate and can support the composting process of waste at Campus 7 Purwokerto, Health polytechnic of Ministry of Health Semarang. The volume of waste in basins 1 to 10 is on average around 0.5-4 m3 / week, in each tub per week there is a decrease in waste by an average of about 8-9%, so that starting from basin 1 with a volume of waste 4 m3 / week decreasing in the basin 10 to 0.5 m3 / week. The comparison of manual waste reversal using a machine is as follows:Turning over manual waste takes about 5-7.5 minutes per basin with 4 workers, so it takes 50-75 minutes to reverse 10 basins. Turning the trash with a machine takes about 45-50 seconds withConclusion: A waste turning tool has been proven effective to assist and facilitate the process of waste reversal for the decomposition process in the composting basin at the campus 7 composting place.