Permata, Desy Helma
Unknown Affiliation

Published : 1 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search
Journal : Al Qalam: Jurnal Ilmiah Keagamaan dan Kemasyarakatan

Pergulatan Mufassir Nusantara pada Interpretasi Ayat Poligami Permata, Desy Helma; Khaldun, Ibnu; Mursalim, Mursalim; Fansuri, Fuad
Al Qalam: Jurnal Ilmiah Keagamaan dan Kemasyarakatan Vol. 17, No 5 : Al Qalam (September 2023)
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Al-Qur'an (STIQ) Amuntai Kalimantan Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35931/aq.v17i5.2474

Abstract

Baik secara sosial maupun agama, poligami menjadi topik pembicaraan yang menarik dengan berbagai pendapat dan alasan dari ragam sudut pandang. Salah satu cara untuk melihat kembali pentingnya poligami diera digital dan modern sekarang ini adalah dengan menganalisis ayat-ayat Al-Qur’an yang berbicara tentang poligami. Salah satunya yaitu Q.S Surah an-Nisa ayat: 3. Artikel ini membahas tentang poligami dalam interpretasi mufassir Indonesia dengan menjadikan beberapa tafsir sebagai bahan kajian dalam menyorot isu yang berkembang di Nusantara, seperti; Tafsir Marah Labid, Tafsir an-Nur, Tafsir al-Azhar, Tafsir Hamka dan Tafsir Tafsir al-Iklīl Fī Ma'anī at-Tanzīl. Pendekatan penelitian yang digunakan penulis adalah (library research) dengan teknik deskriptif kualitatif yang berfokus pada sumber utama yaitu tafsir Nusantara dan sumber lain yang relevan seperti; buku, majalah, dan situs web. Hasil penelitian menunjukkan bahwa para mufassir Nusantara, menafsirkan ayat-ayat poligami berdasarkan makna teks ayat secara kebahasaan dan konteks atau historis saat ayat itu turun. Selain itu para ulama nusnatara juga melihat dari aspek social atau akibat negatif muncul dalam poligami. Secara subtansi ulama tafsir nusantara membolehkan poligami namun mesti adil, dan untuk memeberikan keadilan dalam berpoligami itu tidaklah mudah sehingga disarankan untuk memilki satu isteri saja. Dilain hal ulama Nusantara juga memberikan argument tentang kebolehan poligami dalam situasi darurat (seperti kemandulan) sebagai solusi dalam berumah tangga