<![CDATA[Lembaga keuangan, termasuk Bank Perkreditan Rakyat (BPR), telah berkonsentrasi pada penerapan prinsip-prinsip keuangan berkelanjutan dalam era keuangan yang terus berkembang. Dengan menggunakan studi kasus sebagai metode utama, penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi penerapan keuangan berkelanjutan pada BPR di Kabupaten Deli Serdang. Metode penelitian kualitatif menggunakan data dari wawancara mendalam dengan manajemen PT BPR Nusantara Bona Pasogit 33 dan PT BPR Solider. Hasil analisis menunjukkan bahwa PT BPR Nusantara Bona Pasogit 33 lebih memahami tentang keuangan hijau dan lebih siap untuk menerapkan dan meningkatkan kegaitan keuangan hijau di fasilitasnya. Untuk dapat menjalankan Sustainable Finance pada BPR yang dikelola, BPR Solider masih membutuhkan pemahaman yang lebih baik tentang konsep dan tata laksana Sustainable Finance. Kedua BPR memiliki pengalaman yang sama dalam menerapkan Sustainable Finance pada sektor pendanaan atau pembiayaan UMKM. Beberapa kendala umum yang dihadapi oleh BPR termasuk risiko yang tinggi bagi penerap dan kurangnya sosialisasi dari OJK. Dalam kegiatan Sustainable Finance BPR Nusantara Bona Pasogit 33 dan BPR Solider baru, empat aspek implementasi awal dilakukan, yaitu penyesuaian sistem teknologi informasi dan pelaporan, pengelolaan lingkungan internal yang ramah lingkungan, desain, dan pengembangan softskill bagi para pelaku kegiatan Lembaga Jasa Keuangan. Studi ini meningkatkan pemahaman kita tentang bagaimana BPR di wilayah ini menerapkan konsep keuangan berkelanjutan. Hasilnya diharapkan dapat membantu dalam pengembangan kebijakan dan praktik keuangan berkelanjutan, terutama yang berkaitan dengan lembaga keuangan mikro seperti BPR.]]>
