Dalam industri pertanian ataupun perkebunan di Indonesia, Baja AISI 1050 umumnya digunakan sebagai material utama untuk memproduksi alat pemanen buah sawit (egrek dan dodos), Parang, Kampak, dan mata pencacah. Material tersebut berasal pegas bekas yang sudah patah atau aus, material pegas yang berkualitas terbuat dari AISI 1050 atau yang sejenis denganya. Dilapangan sering didapatkan produk pemanen buah sawit seperti dodos atau egrek mengalami kecacatan pada sisi pisau yang tajam, kecacatan tersebut biasanya terjadi karena adanya gesekan ataupun benturan yang keras antara mata pisau dengan cangkang sawit, Kekerasan permukaan dan ketangguhan suatu material sangat menentukan kualitas egrek/dodos. Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan kekerasan permukaan dan ketangguhan mata pisau. Pack carburizing adalah metode yang digunakan untuk meningkatkan kekerasan permukaan dan ketangguhan baja, Peningkatan sifat mekanik dapat dilakukan dengan penambahan unsur paduan karbon (carburizing). Metode yang digunakan yaitu dengan menggunakan serbuk cangkang kelapa sawit yang telah dihaluskan mencapai mesh 20 dengan memvariasiakan temparatur dari 950oC, 1000 oC, dan 1050 oC, dengan holding time selama 120 menit selanjutnya dilakukan normalizing, Uji kekerasan dilakukan dengan micro vickers, nilai kekerasan rata-rata baja AISI 1050 sebelum adanya perlakuan panas (heat treatment) adalah sebesar 145,7 HV, dan setelah dilakukan heat treatmen dengan proses carburizing pada suhu 950 OC nilai kekerasan baja AISI 1050 meningkatkan menjadi 187.45 HV dengan pendinginan normalizing, pada temperature 1000 oC nilai kekerasan meningkat sebesar 62.61 Persen (236.93 HV), sedangkan ketika temperature dinaikkan mencapai 1050 O C nilai kekerasan baja AISI 1050 meningkat sebesar 137. 31 persen ( 345.77 HV)Kata kunci— AISI 1050 , pack carburizing, holding time, heat treatment, cangkang sawit, variasi temperatur.