Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

Studi In Silico Senyawa dalam Daun Kelor (Moringa oleifera L.) sebagai Inhibitor Protein Kinase C Alpha pada Kanker Payudara Salsabila, Annisa Siti; Safira, Rayhan Zarra; Nugraha, Arif Rizki; Wulandari, Dinda; Qaivani, Ridhatul; Sari, Wuri Ariestika
Indonesian Journal of Biological Pharmacy Vol 3, No 3 (2023): IJBP (Desember)
Publisher : Department of Biological Pharmacy, Faculty of Pharmacy, Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/ijbp.v3i3.46289

Abstract

Kanker payudara merupakan salah satu jenis tumor ganas yang timbul akibat meningkatnya pertumbuhan sel secara abnormal pada epitel duktus maupun lobulus di jaringan payudara. Migrasi sel kanker payudara dapat diinisiasi oleh meningkatnya ekspresi protein kinase C alpha sehingga menginduksi terjadinya potensi invasif sel kanker payudara dan menyebabkan metastasis. Senyawa Fenolik dalam daun kelor (Moringa oleifera) berpotensi untuk menginduksi apoptosis dengan menghambat jalur pensinyalan yang diinisiasi oleh protein kinase C alpha. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui mekanisme inhibisi pada protein kinase alpha dari senyawa yang terkandung di dalam daun kelor (Moringa oleifera) secara in silico menggunakan simulasi penambatan molekuler. Tahapan penelitian terdiri atas preparasi dan optimasi protein kinase C alpha serta senyawa uji, validasi metode dan simulasi penambatan molekuler melalui program AutoDockTools 1.5.6, pemodelan farmakofor melalui program LigandScout, serta prediksi profil farmakokinetika dan ADMET berdasarkan parameter Lipinski’s Rule of Five melalui situs pre-ADMET. Hasil dari simulasi penambatan molekuler tersebut kemudian divisualisasikan melalui program BIOVIA Discovery Studio 2020 Client. Dari hasil simulasi penambatan molekuler diperoleh 3 senyawa yang memiliki nilai binding energy paling rendah dan konstanta inhibisi paling kecil yaitu myricetin (∆G = -8,49  kcal/mol; Ki = 600,42 nM), kuersetin (∆G = -7,94  kcal/mol; Ki = 1,52 uM), dan kaempferol (∆G = -7,75  kcal/mol; Ki = 2,08uM). Namun, hanya kaempferol yang memiliki sifat absorpsi pada usus serta permeabilitas yang lebih baik dibandingkan dengan myricetin dan kuersetin. Oleh karena itu, pada penelitian ini menunjukkan bahwa senyawa kaempferol berpotensi untuk dijadikan senyawa kandidat sebagai obat antikanker payudara melalui mekanisme inhibisi protein kinase C alpha.