Ditengah arus globalisasi yang semakin deras, muncul berbagai tren dan pola perilaku baru di masyarakat. Sayangnya, tidak semua perubahan ini bersifat positif beberapa di antaranya justru mengarah pada perilaku menyimpang yang dapat merendahkan harkat dan martabat manusia. Fenomena ini terlihat jelas pada kalangan remaja, yang sering kali menjadi kelompok paling rentan terhadap pengaruh globalisasi. Akibatnya, banyak remaja yang mulai kehilangan identitas kulturalnya dan tercerabut dari akar budaya luhur bangsa yang seharusnya menjadi pedoman hidup mereka. Penelitian ini bertujuan mengeksplorasi kontribusi guru PAI dalam mendukung keberhasilan program bimbingan konseling di sekolah. Metode penelitian yang digunakan pada artikel ini adalah studi pustaka (library research), yaitu metode yang pengumpulan datanya dengan cara memahami dan mempelajari teori-teori dari berbagai literatur yang sesuai dengan penelitian. Metode studi pustaka (library research) diaplikasikan untuk mengeksplorasi dan menganalisis berbagai aspek dari topik ini. Peneliti mengumpulkan data dengan cara memahami dan mempelajari teori-teori dari berbagai literatur yang relevan, termasuk buku-buku, jurnal ilmiah, dan publikasi terkait pendidikan agama Islam, bimbingan konseling, serta integrasi keduanya dalam konteks pendidikan. Hasil dari penilitian ini adalah peran guru, khususnya guru Pendidikan Agama Islam (PAI), melampaui pengajaran formal dan mencakup pembentukan kepribadian siswa sesuai ajaran Islam. Bimbingan dan Konseling (BK) hadir sebagai sistem pendukung untuk mengoptimalkan potensi siswa dan mengatasi masalah mereka, meskipun menghadapi tantangan berupa mispersepsi. Program BK memerlukan perencanaan komprehensif dan sering berkolaborasi dengan guru PAI, yang sering bertindak sebagai konselor informal. Sinergi antara pendidikan agama dan layanan BK menciptakan pendekatan holistik dalam mendukung perkembangan siswa, menggabungkan bimbingan moral dan akademik untuk mencapai tujuan pendidikan nasional.