This Author published in this journals
All Journal Perspektif
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

Meluruskan Terminologi Kafir dalam Membangun Human Solidarity dan Moderasi Beragama di Asia Abi, Yohanes Batista
Perspektif Vol. 17 N.º 1 (2022): Juni 2022
Publisher : Aditya Wacana Pusat Pengkajian Agama Dan Kebudayaan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.69621/jpf.v17i1.150

Abstract

The theme of this article is “Managing the Term of Kafir in Building Human Solidarity and Religious Moderation in Asia”. It focuses on trying to clarify and correct the term kafir (infidel) to build human solidarity and diverse moderation in Asia. This study is based on the research of the terminology, which was supported by Prof. Dr. Armada Riyanto and compared to the 1999 Apostolic Exhortation of the Post Synodal in New Delhi on: “Church in Asia”. The methodology used is a qualitative method with library research. The author also uses other supporters’ books to enrich this writing division. This study found that the term kafir is often used by persons in Indonesia to justify itself and its interests. The findings from this research show: that firstly, the use of the term kafir needs to look at its context and is not properly used in the human relationship of the present time. Secondly, the term kafir revealed in the ‘verdicts’ was born out of the absence of human solidarity. Thirdly, the use of the term kafir against other religions can damage the morality of living together and the potential for it to emerge in a mixed and diverse conflict in society. Thus, the term kafir must enter into the law as conduct contrary to the principle of a common system of living. In this sense, the Church and the Christians are called upon to develop public theology especially the public theology of Nusantara to preserve, treat, and enhance Pancasila values and traditional cultural values for the survival of life which is harmonious, safe, and peaceful. Abstrak Tema artikel ini adalah “Mengelola Terminologi Kafir dalam Membangun Solidaritas Manusia dan Moderasi Beragama di Asia”. Ini berfokus pada upaya untuk mengklarifikasi dan mengoreksi terminologi kafir untuk membangun solidaritas manusia dan moderasi yang beragam di Asia. Kajian ini didasarkan pada penelitian terminologi kafir, yang didukung oleh Prof. Dr. Armada Riyanto dan dibandingkan dengan Anjuran Apostolik Sinodal Post 1999 di New Delhi tentang: “Gereja di Asia”. Metodologi yang digunakan adalah metode penelitian kualitatif dengan studi pustaka. Penulis juga menggunakan buku-buku pendukung lainnya untuk memperkaya divisi penulisan ini. Studi ini menemukan bahwa terminologi kafir sering digunakan oleh orangorang di Indonesia untuk membenarkan diri dan kepentingannya. Temuan dari penelitian ini menunjukkan beberapa hal: pertama, penggunaan istilah kafir perlu melihat konteksnya dan tidak tepat digunakan dalam hubungan manusia masa kini. Kedua, terminologi kafir yang terungkap dalam ‘putusan’ lahir dari ketiadaan solidaritas kemanusiaan. Ketiga, penggunaan istilah kafir terhadap agama lain dapat merusak moralitas hidup bersama dan berpotensi muncul dalam konflik yang beragam dan beragam di masyarakat. Dengan demikian, istilah istilah kafir harus masuk ke dalam hukum sebagai perbuatan yang bertentangan dengan asas tata kehidupan bersama. Dalam pengertian ini, Gereja dan umat Kristiani terpanggil untuk mengembangkan teologi publik khususnya teologi publik Nusantara untuk melestarikan, merawat, dan meningkatkan nilai-nilai Pancasila dan nilai-nilai budaya tradisional demi kelangsungan hidup bersama yang serasi, aman, dan damai. Kata-kata kunci: kafir, solidaritas manusia, moderasi beragama, orang-orang Kristiani.