Hamidah, Ernawati
Unknown Affiliation

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Pengalaman Ibu Dalam Upaya Pengentasan Stunting Novryanthi, Dhinny; Suryadin, Asep; Hamidah, Ernawati; Lutiyah, Lutiyah; Ayu, Shinta Arini; Aziz, Shovi Nur; Shyfa, Putri
MAHESA : Malahayati Health Student Journal Vol 4, No 9 (2024): Volume 4 Nomor 9 (2024)
Publisher : Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/mahesa.v4i9.16350

Abstract

ABSTRACT Nutritional problems occur in every life cycle, starting in the womb, infancy, childhood, adulthood and old age. The first two years of life are a critical period, because there is rapid growth and development. The condition of failure to grow in children under five results in children being too short and not appropriate for their age due to chronic malnutrition, this term we know as stunting. Stunting makes children more susceptible to disease and as adults they are at risk of developing degenerative diseases. The problem of stunting which is an obstacle to children's growth and development will have an impact on intelligence. Stunting also raises concerns for a country because it affects the quality of human resources which are valuable assets. To explore mothers' adaptation experiences in efforts to reduce stunting. This research is qualitative research with a phenomenological design. Where this research begins by paying attention to the phenomenon being studied, various aspects of the subject and the behavior of the object being seen. Participants are people who provide main information and are key information for 5 participants. Participants in this study were aged between 25 years and 34 years who had children under five years old. From the results of this research, three themes were obtained, namely theme 1: Food based on the age of the toddler that the mother gives. This theme describes the type of food that the mother gives to her child as time goes by and as the child's age increases, the texture and type begin to change according to the child's ability to digest. that food. Theme 2: Mother's parenting style is seen from the needs of the toddler. Participants described providing parenting patterns for toddlers based on the needs that participants saw in their own toddlers when the toddlers did not finish their portions of food, when the toddlers were lazy about eating, as well as the mother's parenting patterns to obtain information on maintaining balanced nutrition in toddlers. Theme 3: mothers maintain the health of their toddlers. This third theme explains how mothers maintain the health of their toddlers in an effort to eradicate stunting with the criteria of maintaining cleanliness in toddlers, caring for sick toddlers. Mothers' experiences in efforts to eradicate stunting have a role and influence on the growth and development of toddlers. Keywords: Stunting, Mother's Experience, Efforts To Eradicate Stunting ABSTRAK Masalah gizi terjadi pada setiap siklus kehidupan, dimulai sejak dalam kandungan, bayi, anak, dewasa dan usia lanjut. Periode dua tahun pertama kehidupan merupakan masa kritis, karena terjadi pertumbuhan dan perkembangan yang pesat. Kondisi gagal tumbuh dari anak balita mengakibatkan anak terlalu pendek dan tidak sesuai dengan usianya diakibatkan dari kekurangan gizi kronis, istilah ini kita kenal sebagai stunting. Stunting menyebabkan anak lebih rentan terhadap penyakit dan ketika dewasa berisiko untuk mengidap penyakit degeneratif . Masalah      stunting yang menjadi penghambat tumbuh kembang pada anak akan berdampak pada kecerdasan. Stunting juga menimbulkan kekhawatiran bagi sebuah negara karena berpengaruh terhadap kualitas sumber daya manusia yang menjadi aset berharga. Untuk mengeksplorasi pengalaman adaptasi ibu dalam upaya mengentaskan stunting. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan desain fenomenologi. Dimana penelitian ini diawali dnegan memperhatikan fenomena yang diteliti, berbagai aspek subjek dan perilaku objek yang dilihat. Partisipan adalah orang yang memberikan informasi utama dan merupakan infromasi kunci sebanyak 5 partisipan. Partisipan dalam penelitian ini berusia antara 25 tahun sampai dengan 34 tahun yang memiliki anak dengan usia balita. Dari hasil penelitian ini didapatkan tiga tema yaitu tema 1 : Makanan berdasarkan usia balita yang ibu berikan Tema ini mendeskripsikan tentang jenis makanan yang ibu berikan untuk anaknya seiring berjalannya waktu dan peningkatan usia anak mengalami perubahan dan mulai tekstur dan jenis nya sesuai dengan kemampuan anak dalam mencerna makanan tersebut. Tema 2 : Pola Asuh ibu dilihat dari kebutuhan balita. Partisipan mendeskripsikan pemberian pola asuh pada balita dilihat dari kebutuhan yang partisipan lihat pada balita nya sendiri disaat balita tidak menghabiskan porsi makan, disaat anak balita malas makan, serta pola asuh ibu untuk mendapatkan informasi dalam menjaga gizi seimbang pada balita. Tema 3: ibu mempertahankan Kesehatan balita, tema ketiga ini menjelaskan bagaimana ibu mempertahankan Kesehatan balitanya dalam upaya pengentasan stunting dengan kriteria menjaga kebersihan pada diri balita, merawat anak balita sakit.  pengalaman ibu dalam upaya pengentasan stunting memiliki peran dan pengaruh bagi pertumbuhan dan perkembangan balita. Kata Kunci: Stunting, Pengalaman Ibu, Upaya Pengentasan Stunting
Hubungan Pola Makan dengan Kejadian Anemia Pada Remaja Putri Dewi, Sri Kurnia; Hamidah, Ernawati; Asmarawanti, Asmarawanti; Intan, Neng; Salsabila, Salwa
MAHESA : Malahayati Health Student Journal Vol 4, No 9 (2024): Volume 4 Nomor 9 (2024)
Publisher : Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/mahesa.v4i9.16325

Abstract

ABSTRACT Studies that identify the relationship between diet and the incidence of anemia in adolescent girls can provide important insight into how food intake influences health conditions. Factors that need to be considered in such studies include analysis of nutritional intake, including levels of iron, vitamin B12, folate, and vitamin C which play an important role in preventing anemia, understanding the diet of adolescent girls, including consumption of foods high in iron and vitamins to meet the body's needs, the influence of social and economic factors on the diet of adolescent girls, which can influence accessibility to nutritious food , and identify other risk factors that may contribute to anemia, such as impaired nutrient absorption or other chronic diseases. This study aims to identify the relationship between diet and the incidence of anemia in adolescent girls. This research method is descriptive correlative with a cross-sectional analysis approach. Data is collected at a certain time without involving data follow-up in the future. The research sample was 87 female students selected using the total sampling method, namely the entire population became the research sample. It appears that there is no significant relationship between diet and the incidence of anemia in adolescent girls. Even though the majority of young women have a good diet, there are still a number of respondents who experience anemia from both the good diet and poor diet groups. The chi-square test results show a P-value of 0.387 which exceeds the significance level (α) of 0.05. This shows that there is no significant relationship between diet and the incidence of anemia in adolescent girls. Based on the results of the analysis, it turns out that there is no significant relationship between the eating patterns of adolescent girls and the incidence of anemia. In this context, even though the majority of young women have good diets, there are some who still experience anemia in both groups with good and bad diets. Keywords: Diet, Anemia, Young Women, Hemoglobin  ABSTRAK Studi yang mengidentifikasi hubungan antara pola makan dengan kejadian anemia pada remaja putri dapat memberikan wawasan penting tentang bagaimana asupan makanan berpengaruh terhadap kondisi kesehatan.Faktor yang perlu dipertimbangkan dalam studi tersebut antara lain analisis asupan nutrisi, termasuk kadar zat besi, vitamin B12, folat, dan vitamin C yang berperan penting dalam mencegah anemia, pemahaman terhadap pola makan remaja putri, termasuk konsumsi makanan tinggi zat besi dan vitamin untuk memenuhi kebutuhan tubuh, pengaruh faktor sosial dan ekonomi terhadap pola makan remaja putri, yang dapat memengaruhi aksesibilitas terhadap makanan bergizi, dan identifikasi faktor risiko lain yang dapat berkontribusi terhadap kejadian anemia, seperti gangguan penyerapan nutrisi atau penyakit kronis lainnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi hubungan pola makan dengan kejadian anemia pada remaja putri. Metode penelitian ini adalah deskriptif korelatif dengan pendekatan analisis cross-sectional. Data dikumpulkan pada satu waktu tertentu tanpa melibatkan tindak lanjut data di masa mendatang. Sampel penelitian sebanyak 87 orang siswi dipilih dengan metode total sampling, yaitu semua populasi menjadi sampel penelitian. Terlihat bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara pola makan dengan kejadian anemia pada remaja putri. Meskipun mayoritas remaja putri memiliki pola makan baik, namun masih ada sejumlah responden yang mengalami anemia baik dari kelompok pola makan baik maupun pola makan buruk. Hasil uji chi-square menunjukkan nilai P-value sebesar 0,387 yang melebihi taraf signifikansi (α) sebesar 0,05. Ini menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara pola makan dengan kejadian anemia pada remaja putri. Berdasarkan hasil analisis, ternyata tidak terdapat hubungan yang signifikan antara pola makan remaja putri dengan kejadian anemia. Dalam konteks ini, meskipun mayoritas remaja putri memiliki pola makan baik, namun terdapat sebagian dari mereka yang tetap mengalami anemia baik pada kelompok dengan pola makan baik maupun buruk. Kata Kunci: Pola Makan,  Anemia, Remaja Putri, Hemoglobin
Pengaruh terapi doa terhadap kualitas hidup lansia di Panti Sosial Tresna Werdha (PSTW) Hadiyanto, Hendri; Hamidah, Ernawati
Holistik Jurnal Kesehatan Vol. 18 No. 6 (2024): Volume 18 Nomor 6
Publisher : Program Studi Ilmu Keperawatan-fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/hjk.v18i6.329

Abstract

Background: The elderly are an age group that is dependent on the working age group because their ability is decreasing functionally, especially to fulfill daily living needs. Most of them have indirect social and economic impacts on individuals, families and the social environment. For older adults, prayer as a coping strategy and the total number of spiritual care modalities used were significantly and positively correlated with the use of more positive coping styles. Spiritual needs are not the only aspect that influences the quality of life of the elderly, but there are other aspects such as physical health, psychological factors and social relationships. Purpose: To determine the effect of prayer therapy on the quality of life of the elderly. Method: Quantitative research with a quasi-experimental approach using a one group pre-test post-test design. The data collection technique used purposive sampling with 30 participants. The study was conducted at the Tresna Werdha social home, Nangeleng Village, Sukabumi City in December 2023–June 2024. The instrument used was a questionnaire that had been tested for validity and reliability. The dependent variable in this study is the quality of life of the elderly, while the independent variable is prayer therapy. The analysis used was univariate and bivariate analysis with the chi square test. Results: The p value of 0.000 (p <0.05) means that there is an effect of prayer therapy on the quality of life of the elderly. Based on the results of the study, before being given prayer therapy there was a decrease and after being given prayer therapy there was a very significant increase. Conclusion: The quality of life of the elderly plays an important role in maintaining their health, so that even though they have entered old age they can still be productive. Prayer therapy has an influence on the quality of life of the elderly. Suggestion: It is hoped that both the family and the environment that cares for the elderly can provide support and direction in the form of a spiritual approach such as prayer therapy and that future researchers can find other factors that are related to improving the quality of life of the elderly because it is possible that there are other factors that can improve the quality of life of the elderly.   Keywords: Elderly; Prayer Therapy; Quality of Life.   Pendahuluan: Lansia merupakan kelompok umur yang bergantung pada kelompok usia kerja karena kemampuannya semakin menurun secara fungsional terutama untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Sebagian besar diantaranya mempunyai dampak sosial dan ekonomi tidak langsung terhadap individu, keluarga dan lingkungan sosial. Bagi lansia,doa sebagai strategi koping dan jumlah total modalitas perawatan spiritual yang digunakan secara signifikan dan positif berkorelasi dengan penggunaan gaya koping yang lebih positif. Kebutuhan spiritual bukanlah merupakan satu-satunya aspek yang memengaruhi kualitas hidup lansia tetapi ada aspek-aspek lain seperti faktor kesehatan fisik, psikologis dan hubungan sosial. Tujuan: Untuk mengetahui pengaruh terapi doa terhadap kualitas hidup lansia. Metode: Penelitian kuantitatif dengan pendekatan quasi eksperimenmenggunakan desain one group pre-test post-test. Teknik pengumpulan data menggunakan purposive sampling sejumlah 30 partisipan. Penelitian dilakukan di Panti Sosial Tresna Werdha (PSTW) Rukun Ibu Kelurahan Nangeleng Kota Sukabumi pada Desember 2023–Juni 2024. Instrumen yang digunakan berupa lembar kuesioner yang sudah diuji validitas dan reabilitas. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah kualitas hidup lansia, sedangkan variabel independen yaitu terapi doa. Analisis yang digunakan berupa analisis univariat dan bivariat dengan uji chi square. Hasil: Didapatkan p-value 0.000 (p<0.05), diketahui terdapat pengaruh terapi doa terhadap kualitas hidup lansia. Berdasarkan hasil penelitian, sebelum diberikan terapi doa terjadi penurunan dan setelah dilakukan terapi doa mengalami peningkatan yang sangat signifikan. Simpulan: Kualitas hidup lansia memegang peranan penting untuk menjaga kesehatannya, sehingga meskipun memasuki usia senja tetap bisa produktif. Terapi doa memberikan pengaruh terhadap kualitas hidup lansia. Saran: Diharapkan baik keluarga maupun lingkungan yang mengurus lansia dapat memberikan support dan juga arahan berupa pendekatan spiritual seperti terapi doa dan peneliti selanjutnya dapat menemukan faktor lain yang berhubungan dengan peningkatan kualitas hidup lansia karena kemungkinan ada faktor lain yang dapat meningkatkan kualitas hidup lansia.   Kata Kunci: Kualitas Hidup; Lansia; Terapi Doa.