Penelitian ini mengkaji tentang fenomena Public Display Of Affection (PDA) dalam jejaring sosial Instagram yang dilakukan oleh mahasiswa Surabaya dengan background universitas berbeda. PDA marak terjadi dikalangan generasi Z karena pengaruh budaya barat dan perkembangan teknologi komunikasi yang semakin gencar. Penelitian ini berfokus mengkaji pada bagaimana mahasiswa melakukan PDA dalam jejaring sosial Instagram dan bagaimana pandangan mahasiswa terkait Fenomena PDA dalam jejaring sosial Instagram. Artikel ini menggunakan metode penelitian Kualitatif dengan pendekatan fenomenologi. Peneliti mengumpulkan data dengan menggunakan teknik observasi, wawancara dan dokumentasi. Dalam menganalisis fenomena, penulis menggunakan teori Dramaturgi Erving Goffman yang menjelaskan terkait panggung depan dan belakang yang dilakukan mahasiswa dalam jejaring Instagram. Hasil penelitian ditemukan bahwa Mahasiswa UIN Sunan Ampel Surabaya (UINSA) dan Universitas Negeri Surabaya (UNESA) melakukan PDA di Instagram dengan menggunggah foto pada feed Instagram, mengunggah foto yang telah diedit dengan backsound romantis. Mayoritas mahasiswa UINSA dan UNESA menganggap bahwa mengunggah foto dengan pasangan di Instagram adalah hal yang tidak pantas dan sangat berlebihan bagi seorang mahasiswa. Sementara, sebagian Mahasiswa Mahasiswa UINSA dan UNESA yang lain berpendapat bahwa perilaku PDA yang dilakukan mahasiswa sah-sah saja dilakukan asal tidak melebihi norma dan moralitas sebagai mahasiswa.