Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

Penerapan Model Pembelajaran Discovery Learning untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis dan Hasil Belajar Siswa pada Tema 8 Lingkungan Sahabat Kita Kelas V SDN 03 Nambangan Kidul Devita Rahmawati; Purwandari Purwandari; Nanik Yuliani
SEMINAR NASIONAL SOSIAL, SAINS, PENDIDIKAN, HUMANIORA (SENASSDRA) Vol 3, No 2 (2024): Tantangan dan Peluang dalam Menghadapi Revolusi Digital Dunia Pendidikan: Perspe
Publisher : SEMINAR NASIONAL SOSIAL, SAINS, PENDIDIKAN, HUMANIORA (SENASSDRA)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pendidikan abad-21 mengharuskan siswa untuk mampu mempunyai kemampuan berpikir kritis. Adapun satu dari berbagai usaha yang mampu dilaksanakan guna menumbuhkembangkan kemampuan berpikir kritis siswa ialah melalui penerapan model pembelajaran Discovery Learning. Model pembelajaran Discovery Learning ialah model pembelajaran yang mengharuskan siswa mencari atau menelusuri sebuah pengetahuan dengan berpikir secara mandiri. Di mana kegiatan belajar mengajar ini didalamnya pendidik hanya sebagai pengarah yang membimbing siswa, jika mengalami kesulitan dalam penemuan suatu informasi. Berdasarkan latar belakang tersebut, penelitian ini mempunyai rumusan masalah berikut “bagaimanakah proses pembelajaran dengan model pembelajaran Discovery Learning mampu meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan hasil belajar siswa kelas V-A pada Tema 8 Lingkungan Sahabat Kita di SDN 03 Nambangan Kidul?. Penelitian ini memakai jenis penelitian Tindakan Kelas (PTK) sedangkan cara mengumpulkan datanya, yakni dijalankan melalui teknik wawancara, observasi dokumentasi, dan tes serta penelitian ini menggunakan subjek siswa kelas V-A sebanyak 19 siswa. Hasilnya, penelitian ini memperlihatkan bahwa dengan menerapkan model pembelajaran Discovery Learning mampu meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan hasil belajar siswa kelas V-A pada Tema 8 Lingkungan Sahabat Kita secara klasikal, ditunjukkan dari presentase ketuntasan siswa di kegiatan pra siklus sebesar 68%, selanjutnya naik menjadi 79% di siklus I, dan naik kembali menjadi 100% di siklus II. Sehingga, kondisi ini dapat diartikan bahwa telah terjadi peningkatan presentase kemampuan berpikir kritis siswa secara klasikal dari pra siklus ke siklus I sebesar 11% dan terjadi peningkatan presentase kemampuan berpikir kritis dan hasil belajar secara klasikal dari siklus I ke siklus II sebesar 21%.