IKHTISAR: Dalam buku yang dieditori oleh Willibald Ruch (2007) disebutkan bahwa ada lima fungsi humor yang berkaitan dengan politik, yaitu: (1) untuk mengekspresikan nilai dan sikap politik seseorang secara tidak langsung; (2) melihat sosok penguasa yang bobrok; (3) mengekspresikan sesuatu hal yang tidak bisa ditolerir; (4) mengeksplor topik-topik yang tabu; dan (5) mencapai suatu keadilan. Lalu, bagaimanakah fungsi humor politik di Indonesia? Artikel ini bertujuan untuk mengungkap bentuk dan isi teks humor politik di Indonesia. Fungsi humor politik di Indonesia, seperti halnya humor pada umumnya, oleh kebanyakan orang masih dianggap sebagai sarana hiburan, bukan sebagai alat untuk memahami isu politik atau meningkatkan keefektifan pesan politik. Jadi, orang membaca humor politik bukan untuk melihat isu-isu politik yang terdapat di dalamnya, tapi untuk melihat unsur-unsur humornya. Sehingga, berhasil atau tidaknya teks tersebut tidak dilihat dari tajam atau tidaknya kritikan politik yang terdapat di dalamnya, tapi dari lucu atau tidaknya humor yang dibacanya. Dari teks-teks yang diteliti ditemukan bahwa jika dilihat dari bentuk dan isinya, teks-teks humor politik di Indonesia memang lebih banyak yang bersifat fiksi daripada yang non-fiksi, sehingga fungsinya pun lebih banyak ke arah hiburan daripada kritikan.KATA KUNCI: Humor, politik, masyarakat Indonesia, hiburan, kritikan, fiksi, non-fiksi, dan fungsi kontrol sosial.ABSTRACT: This article entitled âTexts in Indonesian Political Humor: Mass Criticism or Just Entertainment?â. In a book edited by Willibald Ruch (2007) mentioned that there are five functions of humor that related to politics, namely: (1) to express ones political values and attitudes indirectly; (2) look dilapidated authority figures; (3) express something that cannot be tolerated; (4) explore taboo topics; and (5) achieve a justice. Then, how is the function of political humor in Indonesia? This article aims to reveal the form and content of the text in Indonesian political humor. Function of humor in Indonesian politics, as well as humor in general, is still regarded by most people as a means of entertainment, not as a tool for understanding political issues or improve the effectiveness of political message. Thus, someone is to read the political humor not to see the political issues contained in it, but to see the elements of humor. Thus, success or failure of the text is not seen from whether or not the sharp of political criticism contained in it, but from whether or not the humor funny read. From the texts studied found that if seen from the shape and contents, texts in Indonesian political humor are more fiction than non-fiction, so the function was more towards entertainment rather than criticism.KEY WORD: Humor, politics, the people of Indonesia, entertainment, criticism, fiction, non-fiction, and function of social control.About the Author: Dr. Maman Lesmana adalah Dosen di Program Studi Bahasa Arab, Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya UI (Universitas Indonesia), Kampus UI Depok, Jawa Barat, Indonesia. Untuk kepentingan akademik, penulis boleh dihubungi dengan alamat emel: malessutiasumarga@yahoo.comHow to cite this article? Lesmana, Maman. (2014). âTeks-teks Humor Politik di Indonesia: Sekedar Hiburan atau Sekaligus Kritikan?â in SUSURGALUR: Jurnal Kajian Sejarah & Pendidikan Sejarah, Vol.2(1), Maret, pp.91-100. Bandung, Indonesia: Minda Masagi Press and UBD Bandar Seri Begawan, Brunei Darussalam, ISSN 2302-5808, ISSN 2302-5808. Chronicle of the article: Accepted (January 17, 2014); Revised (February 17, 2014); and Published (Maret 24, 2014).