Supriyatiningsih, Supriyatiningsih
Alma Ata University Press

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Maternal Mortality Evaluation: A Case Study in Bantul, Yogyakarta Dewi, Arlina; Bekti, Nikma Kurnianingtyas; Supriyatiningsih, Supriyatiningsih
Journal of Maternal and Child Health Vol 4, No 5 (2019)
Publisher : Masters Program in Public Health, Universitas Sebelas Maret, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (431.217 KB)

Abstract

Background: Maternal mortality rate is one of the indicators to measure the level of a woman's health. The maternal mortality rate in Indonesia is still high, it's about 190/100.000 live birth. The objective of the present study is to evaluate the cause of maternal death in Bantul at 2016 which related to the health services including human resources.Subjects and Method: This was a mixed method with case study design on maternal mortality in Bantul District. The qualitative data collected through Focus Group Discussion (FGD) and the quantitative data from the questionnaire were filled by a senior midwife throughout the hospital in Bantul. The number of hospitals in Bantul District was 11 consisting of 1 government hospital and 10 private hospitals.Results: The number of obstetricians who could be available 24 hours in hospitals was still limited. The skills of midwives were still considered to be limited in handling a number of obstetric emergency conditions due to the lack of regular training. The primary health care services which had been provided to support and handle obstetric emergencies, but the infrastructure and human resources were still considered inadequate. Thus, there was also a condition where the utilization of integrated ANC facilities in the primary health center (Puskesmas) was still low, soan early detection of complications of pregnancy was less optimal.Conclusion: There are three main topics causing the maternal mortality at Bantul, and those are 1)Maternal mortality related to hospital facilities, 2) Maternal mortality related to human resources at the hospital, 3) Maternal mortality related to health center facility.Keywords: maternal, obstetrician stand-by, hospitalCorrespondence: Arlina Dewi. Masters Program in Hospital Management, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Jl. Brawijaya, Bantul 55183, Yogyakarta, Indonesia. Email: dewikoen@yahoo.com. Mobile: +6281­22972576Journal of Maternal and Child Health (2019), 4(5): 342-350https://doi.org/10.26911/thejmch.2019.04.05.07 
Hubungan antara Tingkat Pendidikan Orang Tua dengan Kesadaran untuk Deteksi Dini Gangguan Pendengaran pada Bayi Baru Lahir Widuri, Asti; Susyanto, Bambang Edy; Supriyatiningsih, Supriyatiningsih
Mutiara Medika: Jurnal Kedokteran dan Kesehatan Vol 19 No 1: January 2019
Publisher : Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Gangguan pendengaran pada anak-anak di negara yang belum ada program deteksi gangguan pendengaran pada bayi baru lahir diawali dari kecurigaan saat anak terlambat bicara. Keterlambatan deteksi tersebut karena kurangnya pengetahuan orang tua terhadap perkembangan bicara dan bahasa sebelum anak berumur 2 tahun. Tujuan penelitian ini adalah melihat pengaruh tingkat pendidikan orang tua terhadap sikap/kesadaran tentang deteksi gangguan pendengaran pada bayi baru lahir. Penelitian dengan desain potong lintang menilai pendidikan orang tua dan sikap terhadap pemeriksaan deteksi gangguan pendengaran pada bayi baru lahir dilakukan pada orang tua/pasien klinik Asri Medical Centre Yogyakarta (AMC) bulan Juni-Juli 2018. Hasil penelitian menunjukkan 55 responden, 6 (10,9%) dengan pendidikan sangat tinggi, 42 (76,3%) dengan pendidikan tinggi, dan 7 (12,7%) dengan pendidikan menengah. Hasil uji Chi-square menunjukkan tidak adanya pengaruh yang bermakna antara skor pendidikan orang tua, pengetahuan tentang tumbuh kembang anak, usia dan jumlah anak terhadap sikap orang tua pada program deteksi gangguan pendengaran pada bayi baru lahir. Tingkat pendidikan orang tua tidak berpengaruh pada sikap positif/tertarik pada program deteksi dini pemeriksaan pendengaran, sehingga dibutuhkan kebijakan pemerintah agar deteksi dini gangguan pendengaran berjalan optimal.