R.A Sekartaji Suminto
Institut Seni Indonesia Yogyakarta

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

BATIK MADURA: Menilik Ciri Khas dan Makna Filosofinya R.A Sekartaji Suminto
Corak : Jurnal Seni Kriya Vol 4, No 1 (2015): MEI 2015
Publisher : Institut Seni Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1040.145 KB) | DOI: 10.24821/corak.v4i1.2356

Abstract

Batik is the cultural heritage of the archipelago that is priceless. Each area in Indonesia has batiktradition, especially in Java and surrounding areas. Batik has been known since centuries ago.Batik type is classified into two major parts, namely inland and coastal batik. Batik Madura isone type of coastal batik has its own beauty, but still not so well known by the public at large.Every region in Madura has a typical batik yield of each, which can be seen from the patterns,motifs and colors. Batik Bangkalan, especially batik gentongan, Tanjung Bumi, it had its owncharacteristics, namely of how to make it. Gentongan batik dyeing technique requires a specialway, which is by doing the barrel stone in a period of 1 month to 1 year. This is the way toproduce batik with excellent quality. Gentongan batik color will not fade, even the longer will bemore beautiful. Batik Madura is still less popular than Batik Pekalongan, Cirebon or Lasem, butthe beauty of Madura batik, especially batik gentongan Tanjung Bumi remained in line with theprogress of time, even becoming increasingly popular over time. Keywords: Batik Madura, characteristic, gentongan, Tanjung Bumi  Batik adalah warisan budaya Nusantara yang tak ternilai harganya. Setiap daerah di Indonesiamemilik tradisi membatik, khususnya di Pulau Jawa dan sekitarnya. Batik sudah dikenal sejakberabad-abad yang lalu. Jenis batik digolongkan menjadi dua bagian besar, yaitu batikpedalaman dan batik pesisir. Batik Madura adalah salah satu jenis batik pesisir yang memilikikeindahan tersendiri, namun masih belum begitu dikenal oleh masyarakat secara luas. Setiapwilayah di Madura yang menghasilkan batik memiliki ciri khas masing-masing, yang bisa dilihatdari corak, motif dan warnanya. Batik Bangkalan, khususnya batik gentonganTanjung Bumi,memilik ciri khas tersendiri, yaitu dari cara pembuatannya. Teknik pewarnaan batik gentonganmemerlukan cara khusus, yaitu dengan melakukan perendaman dalam gentong batu dalamjangka waktu 1 bulan hingga 1 tahun. Hal ini untuk menghasilkan batik dengan kualitas prima.Warna batik gentongan tidak akan memudar, bahkan makin lama akan makin indah. BatikMadura memang masih kurang populer dibandingkan dengan batik Pekalongan, Cirebon atauLasem, namun keindahan batik Madura, terutama batik gentongan Tanjung Bumi tetapbertahan seiring dengan kemajuan jaman, bahkan menjadi semakin terkenal dari waktu kewaktu.Kata kunci : Batik Madura, ciri khas, gentongan, Tanjung Bumi
Melirik Ciri Khas Batik Lasem RA Sekartaji Suminto
PRODUCTUM Jurnal Desain Produk (Pengetahuan dan Perancangan Produk) Vol 1, No 1 (2015)
Publisher : Institut Seni Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (8063.349 KB) | DOI: 10.24821/productum.v1i1.1521

Abstract

Batik is a priceless cultural heritage of the Indonesian archipelago. Many parts of Indonesia has a batik tradition, especially Java and its surounding areas. Batik has been known since centuries ago. Batik is classsified into two major types, namely inland and coastal batik. Batik Lasem is one of the famous coastal batik textiles which has some special features characterizing batik Lasem. Blood red color that can only produced by the roots of Mengkudu tree from Lasem is one of characteristic of batik Lasem. Similarly, Pusung Tumpal motif is still maintained until now. Maintaining the hallmark is the effort to preserve the quality and beauty of batik, in this case is batik Lasem. Keywords: Batik Lasem, blood red, tumpal pusung, hallmark