Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search
Journal : JURNAL IBNU SINA BIOMEDIKA

TRAUMA TUMPUL Parinduri, Abdul Gafar
JURNAL IBNU SINA BIOMEDIKA Vol 1, No 2 (2017)
Publisher : UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (424.753 KB) | DOI: 10.30596/isb.v1i2.1650

Abstract

Trauma tumpul merupakan suatu keadaan yang disebabkan oleh karena kekerasan mekanik dari benda tumpul  (benda-benda yang mempunyai permukaan tumpul/ keras/ kasar seperti : batu, kayu, martil, kepalan tangan, kuku, dll) terhadap jaringan tubuh yang mengakibatkan luka/ cedera/ trauma. Trauma tumpul menyebabkan Abration (Luka Lencet), Contution (Luka Memar), Laceration (Luka Robek), dan Fracture (Patah Tulang). Pemeriksaan luar pada suatu kasus trauma tumpul ditemukan luka lecet gores yang terjadi akibat goresan atau garukan benda berujung tajam yang bergerak secara mendatar atau miring memberikan gambaran bentuk luka yang luas pada bagian awal dibandingkan dengan bagian akhir. Diduga luka lecet gores disebabkan oleh cakaran kuku tersangka.Kata kunci: Luka tumpul, luka lecet gores
MENENTUKAN TINGGI BADAN DARI TINGGI STERNUM Parinduri, Abdul Gafar
JURNAL IBNU SINA BIOMEDIKA Vol 2, No 1 (2018)
Publisher : UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (352.753 KB) | DOI: 10.30596/isb.v2i1.1836

Abstract

Menentukan Tinggi badan seseorang merupakan hal yang sangat dibutuhkan dalam proses identifikasi forensik, salah satu penentuan tinggi badan dapat dilakukan melalui pengukuran terhadap tinggi sternum, berdasarkan penelitian ahli forensik dan antropologi di luar dan didalam negeri, perkiraan tinggi badan dapat ditentukan  dengan mengukur panjang beberapa tulang panjang dengan formula  seperti Trotter – Glesser (1952 – 1958) dan Formula Antropologi Ragawi UGM.           Penelitian ini bertujuan menentukan tinggi badan seseorang berdasarkan tinggi sternum yang ditemukan di tempat kejadian perkara (TKP) pada kasus mutilasi, sebagian korban dalam keadaan terpotong – potong dengan jaringan otot dan kulit pembungkus tulang  dijumpai masih melekat.            Desain penelitian adalah deskritif dengan pendekatan cross – sectional data diperoleh dari sampel mahasiswa yang sedang menjalani kepaniteraan klinik periode April  2015 sampai Agustus  2016  dilakukan pengukuran tinggi badan dan tinggi sternum, seterusnya mencari formula hubungan tinggi sternum  terhadap tinggi  badan, kemudian data tersebut dianalisis dengan teknik uji korelasi.            Dari 240 reponden menunjukkan adanya korelasi positif antara tinggi badan dengan tinggi sternum pada laki-laki dari 77 (r : 0.9504,  p : 0.0001) dan 163 perempuan (r : 0.9599,  p : 0.00001) analisa regresi menunjukkan hubungan yang cukup kuat antara tinggi badan dengan tinggi sternum.            Jadi berdasarkan hasil penelitian ini maka Tinggi badan dapat ditentukan berdasarkan tinggi sternum .Kaca kunci : tinggi badan, tinggi sternum. Â