Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search
Journal : Numeracy : Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika

PENDEKATAN KONTEKSTUAL DAN STRATEGI THINK-TALK-WRITE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH DAN DISPOSISI MATEMATIK SISWA SMP Taufiq
Jurnal Numeracy Vol 4 No 1 (2017)
Publisher : Program Studi Pendidikan Matematika, STKIP Bina Bangsa Getsempena

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (404.882 KB) | DOI: 10.46244/numeracy.v4i1.238

Abstract

Penelitian ini untuk menelaah pengaruh pencapaian dan peningkatan pembelajaran melalui pembelajaran kontekstual dan strategi think-talk-write terhadap peningkatan kemampuan pemecahan masalah dan disposisi matematik siswa. Desain penelitian ini adalah kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol pretes dan postes. Kelompok eksperimen memperoleh pembelajaran kontekstual dan strategi think-talk-write dan kelompok kontrol memperoleh pembelajaran konvensional. Untuk mendapatkan data hasil penelitian digunakan instrumen berupa tes kemampuan pemecahan masalah dan skala sikap disposisi matematik siswa. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa SMP Negeri 1 Sigli Provinsi Aceh dengan sampel penelitian siswa kelas VIII sebanyak dua kelas yang dipilih secara purposif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kemampuan pemecahan masalah siswa yang memperoleh pembelajaran kontekstual dan strategi think-talk-write lebih baik daripada siswa yang memperoleh pembelajaran konvensional. Peningkatan kemampuan pemecahan masalah siswa yang memperoleh pembelajaran kontekstual dan strategi think-talk-write lebih baik daripada siswa yang memperoleh pembelajaran konvensional. Skala disposisi matematik menunjukkan bahwa disposisi matematik siswa yang mendapat pembelajaran kontekstual dan strategi think-talk-write lebih baik daripada disposisi matematik siswa yang memperoleh pembelajaran konvensional. Hasil penelitian juga menunjukkan hubungan yang positif dan kuat, artinya semakin tinggi skor kemampuan pemecahan masalah matematik siswa, semakin tinggi pula disposisi matematik siswa.
MODEL PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVISME UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIK SISWA SMP Taufiq
Jurnal Numeracy Vol 5 No 2 (2018)
Publisher : Program Studi Pendidikan Matematika, STKIP Bina Bangsa Getsempena

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (290.717 KB) | DOI: 10.46244/numeracy.v5i2.393

Abstract

This research is an experimental study in SMP Negeri 1 Sigli with pretest and posttest research design given to the experimental group and the control group. The experimental group learns through constructivism learning models and learning control groups through ordinary learning. While the instrument used is a test of mathematical communication skills and student attitude scale. The subject of the study were students of SMP Negeri 1 Sigli in Pidie Regency, with the sample subjects being students of class VIII-A as the experimental group and students of class VIII-B as the control group. The main objective of this research is to examine the mathematical communication skills of junior high school students who learn with constructivism learning in small groups and those who study normally, the relationship between these two abilities and students' attitudes toward learning with constructivism learning models. Data analysis is carried out quantitatively and qualitatively. Quantitative analysis was carried out on the pretest and posttest data, to see the average difference between the two sample groups. Based on the results of the final test analysis, it was found that students' mathematical communication skills who learned with constructivism learning model were better than students who learned with ordinary learning. Student learning outcomes in the experimental group are at a good level and the control group learning outcomes are still at a less level. While the qualitative analysis found that the learning activities of students in constructivism learning models in small groups are good. Students and teachers show a positive attitude towards this learning. Abstrak Penelitian ini merupakan studi eksperimen di SMP Negeri 1 Sigli dengan desain penelitian pretes dan postes yang diberikan pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Kelompok eksperimen belajar melalui model pembelajaran konstruktivisme dan kelompok kontrol belajar melalui pembelajaran biasa. Sedangkan instrumen yang digunakan adalah tes kemampuan komunikasi matematik dan skala sikap siswa. Subjek penelitian adalah siswa SMP Negeri 1 Sigli di Kabupaten Pidie, dengan subjek sampel adalah siswa kelas VIII-A sebagai kelompok eksperimen dan siswa kelas VIII-B sebagai kelompok kontrol. Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk menelaah kemampuan komunikasi matematik siswa SMP yang belajar dengan pembelajaran konstruktivisme dalam kelompok kecil dan yang belajar secara biasa, keterkaitan antara kedua kemampuan tersebut serta sikap siswa terhadap pembelajaran dengan model pembelajaran konstruktivisme. Analisis data dilakukan secara kuantitatif dan kualitatif. Analisis kuantitatif dilakukan terhadap data hasil pretes dan postes masing-masing, untuk melihat perbedaan rata-rata antara dua kelompok sampel. Berdasarkan hasil analisis tes akhir diperoleh bahwa kemampuan komunikasi matematik siswa yang belajar dengan model pembelajaran konstruktivisme lebih baik dibandingkan dengan siswa yang belajar dengan pembelajaran biasa. Hasil belajar siswa pada kelompok eksperimen berada pada tingkat baik dan kelompok kontrol hasil belajarnya masih berada pada tingkat kurang. Sedangkan analisis kualitatif diperoleh bahwa aktivitas belajar siswa dalam model pembelajaran konstruktivisme dalam kelompok kecil adalah baik. Siswa dan guru menunjukkan sikap positif terhadap pembelajaran ini. Kata kunci: Model pembelajaran konstruktivis, kemampuan komunikasi matematis
EFEKTIFITAS PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA Muhsin; Taufiq
Jurnal Numeracy Vol 6 No 2 (2019)
Publisher : Program Studi Pendidikan Matematika, STKIP Bina Bangsa Getsempena

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (225.961 KB) | DOI: 10.46244/numeracy.v6i2.486

Abstract

Problem Solving is an essential thing in learning mathematics because, students become skilled at selecting relevant information, then analyzing it and finally examining the results. In addition, problem solving aims to enable students to be able to identify the elements that are known, asked and adequacy of the elements needed, formulate problems from everyday situations in mathematics, implement strategies to solve various problems in the field of mathematics or outside the field of mathematics, explain or interpret the results according to the original problem, and use mathematics meaningfully. Therefore, it is very important to develop and improve students' mathematical problem solving abilities in the mathematics learning process. This study aims to examine the improvement of mathematical problem solving skills between students who get learning with problem based learning and students who get conventional learning. This research is an experimental study using a pre-test post-test control group design. The population in this study were students of class X MAN 2 Pidie, Aceh in the 2019/2020 school year. Through Purposive Sampling, two classes are chosen in parallel, class X1 as the experimental class and X2 as the control class. The instrument used to collect research data was a mathematical problem-solving ability test. The statistical test used is the t-test to analyze data on the improvement of mathematical problem solving abilities. The results showed that increasing the mathematical problem-solving ability of students who obtained problem-based learning was better than students who obtained conventional learning. Abstrak Pemecahan Masalah merupakan suatu hal yang sangat esensial di dalam pembelajaran matematika sebab, siswa menjadi terampil menyeleksi informasi yang relevan, kemudian menganalisanya dan akhirnya meneliti hasilnya. Di samping itu pemecahan masalah bertujuan agar siswa diharapkan mampu mengindentifikasi unsur yang diketahui, ditanyakan serta kecukupan unsur yang diperlukan, merumuskan masalah dari situasi sehari-hari dalam matematika, menerapkan strategi untuk menyelesaikan berbagai masalah dalam bidang matematika atau diluar bidang matematika, menjelaskan atau menginterpretasikan hasil sesuai permasalahan asal, dan menggunakan matematika secara bermakna. Oleh karena itu, sangat penting untuk mengembangkan dan meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa dalam proses pembelajaran matematika. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji peningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematis antara siswa yang memperoleh pembelajaran dengan pembelajaran berbasis masalah dan siswa yang memperoleh pembelajaran konvensional. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen dengan menggunakan desain pre-test post-test control group design. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas X MAN 2 Pidie, Aceh pada tahun pelajaran 2019/2020. Melalui Purposive Sampling dipilihlah dua kelas secara paralel yaitu kelas X1 sebagai kelas eksperimen dan X2 sebagai kelas kontrol. Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data penelitian berupa tes kemampuan pemecahan masalah matematis. Uji statistik yang digunakan adalah ­uji-t untuk menganalisis data peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa yang memperoleh pembelajaran berbasis masalah lebih baik daripada siswa yang memperoleh pembelajaran konvensional. Kata Kunci: Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis, Pembelajaran Berbasis Masalah
PENGEMBANGAN DAN HAMBATAN SISWA DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI MATEMATIKA MELALUI METODE IMPROVE Bansu Irianto Ansari; Taufiq
Jurnal Numeracy Vol 7 No 2 (2020)
Publisher : Program Studi Pendidikan Matematika, STKIP Bina Bangsa Getsempena

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46244/numeracy.v7i2.1190

Abstract

This study overall develops models/learning tools for higher order thinking mathematics using the IMPROVE method which is valid, practical and effective using the ADDIE (Analysis, Design, Development, Implementation and Evaluation) model. However, specifically in this paper, the researcher reveals the other side of the development results of these learning tools, namely the development and obstacles faced by students in increasing higher-order thinking skills (Higher-Order-Thinking). Therefore, the specific objective of this study is to determine the development trend of students' higher order thinking skills and the difficulties encountered during learning. The research instruments were student on-task activity sheets, student activity observation sheets, formative tests and learning outcomes tests. The test was conducted on 66 students of class X SMAN 3 and SMAN 5 Banda Aceh as samples. The test results show that the mathematics learning device is valid, practical and effective in accordance with predetermined product criteria. The tendency for the development of high-order thinking skills (HOTS) of students in formative exercises (T1 and T2) moved up and the Learning Outcomes Test was good, on average 72%. The difficulties faced by students are dominant in indicators of creation and evaluation. The implication of this study is that higher order thinking mathematics learning model with the IMPROVE method and metacognitive strategies can be used for class X SMA students. Abstrak Secara keseluruhan studi ini melakukan pengembangan model/perangkat pembelajaran matematika berpikir tingkat tinggi dengan metode IMPROVE yang valid, praktis dan efektif menggunakan model ADDIE (Analysis, Design, Development, Implementation and Evaluation). Namun secara khusus dalam tulisan ini, peneliti mengungkapkan sisi lain dari hasil pengembangan perangkat pembelajaran tersebut yaitu perkembangan dan hambatan yang dihadapi siswa dalam meningkatkan kemampuan berpikir tingkat tinggi (Higher-Order-Thinking). Oleh sebab itu, tujuan khusus dari studi ini adalah untuk mengetahui kecenderungan perkembangan kemampuan berpikir tinggkat tinggi siswa dan kesulitan yang dihadapi selama pembelajaran. Instrumen penelitian adalah lembar aktivitas on task siswa, lembar pengamatan aktivitas siswa, tes formatif dan tes hasil belajar. Ujicoba dilakukan pada siswa kelas X SMAN 3 dan SMAN 5 Banda Aceh sebanyak 66 orang sebagai sampel. Hasil ujicoba menunjukkan, perangkat pembelajaran matematika tersebut telah valid, praktis dan efektif sesuai dengan kriteria produk yang telah ditetapkan. Kecenderungan perkembangan keterampilan berpikir tingkat tinggi (HOTS) siswa pada latihan formatif (T1 dan T2) bergerak naik dan Tes Hasil Belajar kategori baik, rata-rata 72%. Kesulitan yang dihadapi siswa dominan pada indikator kreasi dan evaluasi. Implikasi dari studi ini adalah model pembelajaran matematika berpikir tingkat tinggi dengan metode IMPROVE dan strategi metakognitif telah dapat digunakan untuk siswa kelas X SMA. Kata Kunci: HOTS, IMPROVE, Metakognitif, ADDIE
MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF DAN SELF-CONCEPT SISWA SMP DI KABUPATEN PIDIE JAYA DENGAN PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL BERBANTUAN GEOGEBRA Junaidi; Taufiq
Jurnal Numeracy Vol 7 No 2 (2020)
Publisher : Program Studi Pendidikan Matematika, STKIP Bina Bangsa Getsempena

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46244/numeracy.v7i2.1243

Abstract

This study aims to examine and describe the effect of contextual learning assisted by Geogebra on creative thinking skills, increased creative thinking skills, students' self-concept towards mathematics and the relationship between creative thinking and self-concept. The research design was an experimental group with a pretest and posttest control group. The experimental group received geogebra-assisted contextual learning and the control group received conventional learning. To obtain research data, instruments used in the form of tests of creative thinking skills and students' self-concept attitude scale. The output in this research is in the form of learning tools (lesson plans and worksheets) that use geogebra-assisted contextual learning, instruments for tests of creative thinking abilities and students' self-concept scales. Quantitative analysis was carried out on normalized post-test and gain data on creative thinking skills and self-concept data between the two sample groups using the mean difference test of the two populations. The instrument used was 12 questions about creative thinking skills and 31 statements about self-concept. To find the difference in the average used t-test and use the Pearson test to find the correlation coefficient. The results showed that the creative thinking skills of students who received geogebra-assisted contextual learning were better than students who received conventional learning. The results of the self-concept scale indicate that the self-concept of students who receive geogebra-assisted contextual learning is better than the self-concept of students who receive conventional learning. The results of the self-concept scale also show that self-concept affects students' creative thinking abilities either totally or based on student groups, namely the experimental group and the control group. Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk menelaah dan mendeskripsikan pengaruh pembelajaran kontekstual berbantuan Geogebra terhadap kemampuan berpikir kreatif, peningkatan kemampuan berpikir kreatif, self-concept siswa terhadap matematik dan hubungan berpikir kreatif dengan self-concept. Desain penelitian ini adalah kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol pretes dan postes. Kelompok eksperimen memperoleh pembelajaran kontekstual berbantuan geogebra dan kelompok kontrol memperoleh pembelajaran konvensional. Untuk mendapatkan data hasil penelitian digunakan instrumen berupa tes kemampuan berpikir kreatif dan skala sikap self-concept siswa. Luaran dalam penelitian ini berupa perangkat pembelajaran (RPP dan LKS) yang menggunakan pembelajaran kontekstual berbantuan geogebra, Instrumen tes kemampuan berpikir kreatif dan skala self-concept siswa. Analisis kuantitatif dilakukan terhadap data postes dan gain ternormalisasi kemampuan berpikir kreatif dan data self-concept antara kedua kelompok sampel dengan menggunakan uji perbedaan rerata dua populasi. Instrumen yang digunakan sebanyak 12 soal tes kemampuan berpikir kreatif dan 31 pernyataan mengenai self-concept. Untuk mencari perbedaan rata-rata digunakan uji-t dan menggunakan uji pearson untuk mencari koefisien korelasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kemampuan berpikir kreatif siswa yang memperoleh pembelajaran kontekstual berbantuan geogebra lebih baik daripada siswa yang memperoleh pembelajaran konvensional. Hasil skala self-concept menunjukkan bahwa self- concept siswa yang memperoleh pembelajaran kontekstual berbantuan geogebra lebih baik daripada self-concept siswa yang memperoleh pembelajaran konvensional. Hasil skala self- concept juga menunjukkan bahwa self-concept mempengaruhi kemampuan berpikir kreatif siswa baik secara total, ataupun berdasarkan kelompok siswa yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Kata Kunci: Kemampuan Berpikir Kreatif, Self-Concept, Kontekstual, Geogebra
MODEL PEMBELAJARAN IMPROVE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN REFLEKTIF MATEMATIS SISWA SMA Junaidi; Taufiq
Jurnal Numeracy Vol 10 No 1 (2023)
Publisher : Program Studi Pendidikan Matematika, Universitas Bina Bangsa Getsempena

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46244/numeracy.v10i1.2137

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah kemampuan reflektif matematis siswa dapat ditingkatkan melalui penggunaan model pembelajaran IMPROVE. Sampel penelitian ini adalah kelas X MIA 1 dan X MIA 2 di SMA Negeri 1 Geumpang. Soal essay tentang materi sistem persamaan linear tiga variabel digunakan sebagai materi pendukung penelitian. Peneliti menggunakan penelitian eksperimen untuk merancang soal Pretest-Posttest Control Group Design. Uji normalitas dan homogenitas data dengan taraf signifikansi 5% secara statistik digunakan untuk memverifikasi data. Dari hasil analisis data diketahui rata-rata n-gain kelas eksperimen untuk meningkatkan kemampuan reflektif matematis siswa adalah 74,44 dan n-gain kelas kontrol adalah sebanyak 68,07, sehingga dapat disimpulkan kemampuan reflektif matematis siswa yang diajarkan melalui metode IMPROVE dapat meningkat dibandingkan dengan pembelajaran konvensional. Penelitian ini dapat merekomendasikan penggunaan pembelajaran IMPROVE sebagai metode pembelajaran yang dapat digunakan di kelas.