Munawwarah, Muthiah
Fakultas Fisioterapi Universitas Esa Unggul

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

PENGUATAN QUADRICEPS MENGGUNAKAN METODE CLOSED KINETIC CHAIN LEBIH MENJAGA SUDUT QUADRICEPS (Q ANGLE) DIBANDING DENGAN OPEN KINETIC CHAIN PADA SUBJEK DENGAN ABNORMAL SUDUT QUADRICEPS Aditya Johan Romadhon; I Putu Gede Adiatmika; Muh. Ali Imron; Wayan Weta; I Dewa Ayu Inten Dwi Primayanti; Muthiah Munawwarah
Sport and Fitness Journal Volume 5, No.3, 2017
Publisher : Program Studi Magister Fisiologi Keolahragaan, Fakultas Kedokteran, Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (595.822 KB) | DOI: 10.24843/spj.2017.v05.i03.p03

Abstract

Introduction: Quadriceps strengthening usualy find in fitness center or clinical rehabilitation physiotherapy programs, there are two methods in strengthening quadriceps programs, closed kinetic chain and open kinetic chain methods, several researchers use to used these methods for reducing pain intensity, improve functional ability and reducing quadriceps angle, indeed these methods can be used to prevent patellofemoral pain syndrome risk in asymptomatic person with abnormal q angle. Purpose: Purpose of this study is to study the difference of closed and open kinetic chain to maintain quadriceps angle on subject with abnormal quadriceps angle. Method: This experimental study is to compare closed and open kinetic chain to maintain quadriceps angle in subject with abnormal quadriceps angle, thirty six males samples 15 to 21 years old devided into two Groups, Group 1 applied a treatment with closed kinetic chain methods using barbell squat training and the second group have applied a treatment with open kinetic chain method using leg extension training, quadriceps angle measured before and after treatment to each Group, Result: Both quadriceps strengthening methods, closed and open kinetic chain has same beneficial to maintain quadriceps angle, Group 1 after analyzed by paired t test show the mean right quadriceps angle 13.38 ± 2.93 degree and the mean of left quadriceps angle 12.88 ± 2.44 degree, with significancy value p = 0.001, likewise in Group 2 after analyzed by paired t test show the mean of right quadriceps angle 15.66 ± 2.74 degree and the mean of left quadriceps angle is 15.38 ± 3.22 degree, with significancy value p = 0.001, but closed kinetic chain method is more effective than open kinetic chain in maintaining quadriceps angle with p < 0.05. Conclusion: Therefore this result of study can be reference for reader as an athlete, fitness instructor and physiotherapist in order to get better understanding to choose and create best training program for quadriceps strengthening. Therefore it’s been suggest to someone if they have abnormal quadriceps angle, they must choose the closed kinetic chain exercise as the main program in quadriceps training program
PENAMBAHAN LATIHAN KOMBINASI CORE STABILITY PADA LATIHAN FOOTWORK MENINGKATKAN KELINCAHAN PEMAIN BULUTANGKIS PUTRI PB. PUMA MAS MADIUN Triyanto Nugroho; Gde Indraguna Pinatih; Muthiah Munawwarah; Luh Made Indah Sri Handari Adiputra; I Putu Adiartha Griadhi; Muh. Irfan
Sport and Fitness Journal Volume 6, No.1, Januari 2018
Publisher : Program Studi Magister Fisiologi Keolahragaan, Fakultas Kedokteran, Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (493.977 KB) | DOI: 10.24843/spj.2018.v06.i01.p11

Abstract

Pendahuluan:Karakteristik permainan bulutangkis yang serba cepat dan eksplosif membuat seorang pemain bulutangkis harus memiliki kondisi fisik dan performa yang baik. Faktor kelincahan sangat dibutuhkan untuk melakukan penguasaan pertandingan sehingga baik dalam melakukan serangan (smash), pertahanan (block), maupun servis. Penambahan latihan kombinasi Core stability pada latihan footwork diharapkan dapat memberikan landasan atau pondasi yang dapat mengontrol posisi dari trunk sampai pelvicsehingga gerakan ekstrimitas atas dan ekstrimitas bawah dapat bekerja secara optimal dalam melakukan perubahan gerak. Tujuan: penelitian ini untuk mengetahui penambahan latihan kombinasicore stability pada latihan footwork lebih baik dibandingkan latihan footwork dalam meningkatkan kelincahan pemain bulutangkis. Metode:Penelitian ini mengunakan rancangan randomized preandpost test two groups design. Penelitian dilaksanakan di PB. Puma Mas Madiun. Subjek sebanyak 30 pasien yang memenuhi kriteria yang ditetapkan peneliti. Kelincahan diukur dengan Agility t testsebelum dan sesudah pelatihan. Subjek dibagi menjadi dua kelompok, yaitu Kelompok I diberikan footwork dan Kelompok II diberikankombinasicore stability danfootworkdenganfrekuensi3 kali semingguselama4minggu.Hasil :terjadi peningkatan kelincahanpada Kelompok I dengan nilai rerata sebelum latihan 13,85 detik ± 1,114 menjadi rerata setelah latihan13,20 detik ± 1,163 (p=0,000) dan pada Kelompok II dengan nilai rerata sebelum 13,41detik ± 1,136 menjadi rerata setelah latihan11,64detik ± 1,043(p=0,000). Ini berarti Kelompok I dan Kelompok II sama-sama dapat meningkatkan kelincahan secara bermakna. Dari uji komparasi data dengan Independent t-test menggunakan data selisih pada kedua Kelompok didapatkan nilai (p=0,001). Simpulan : latihan kombinasi core stability dan footwork lebih baik dibandingkan latihan footwork dalam meningkatkan kelincahan pemain bulu tangkis PB. Puma Mas Madiun. Penelitian diharapkan bermanfaat pada pemain bulutangkis di dalam meningkatkan kelincahan pemainbulutangkis.Kata kunci : core stability, footwork, kelincahan, bulutangkis, Agility t test
Hubungan Aktivitas Fisik dengan Kebugaran dan Tingkat Stres pada Karyawan Back Office Rumah Sakit Omni Alam Sutera dimasa Pandemi Covid-19 Hery Setiawan; Muthiah Munawwarah; Eko Wibowo
Physiotherapy Health Science (PhysioHS) Vol. 3 No. 1 (2021): Physiotherapy Health Science (PhysioHS) - Edisi Juni 2021
Publisher : University of Muhammadiyah Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (553.342 KB) | DOI: 10.22219/physiohs.v3i1.16935

Abstract

Tujuan: Untuk mengetahui hubungan aktivitas fisik dengan kebugaran dan tingkat stres pada karyawan back office RS. Omni Alam Sutera di masa pandemi covid-19. Metode: Penelitian bersifat deskriptif kuantitatif dengan pendekatan jenis cross sectional study. Total sampel adalah 40 orang karyawan (perempuan n=35 dan laki-laki n=15) dengan usia antara 23-54 tahun. Alat ukur yang digunakan adalah IPAQ untuk mengukur aktivitas fisik, Cooper tes lari 12 menit untuk mengukur kebugaran dan PSS untuk mengukur tingkat stres. Hasil: Uji hipotesis dengan chi square pada α=0,05 menunjukkan pada uji hipotesis I didapatkan nilai p=0,024 dengan OR(95%CI)=10,00(0,99-100,82) yang berarti ada hubungan antara aktivitas fisik dengan kebugaran, karyawan yang mempunyai aktivitas ringan memiliki resiko kebugaran yang kurang sebesar 10 kali dibanding dengan dengan aktivitas sedang dan berat. Uji hipotesis II didapatkan nilai p=0,015 dengan OR(95%CI)=0,18(0,04-0,75) yang berarti ada hubungan antara aktivitas fisik dengan tingkat stres, karyawan yang mempunyai aktivitas ringan memiliki resiko stres sedang sebesar 0,18 kali dibanding dengan aktivitas sedang dan berat. Uji hipotesis III didapatkan nilai p=0,015 dengan OR(95%CI)=0,08 (0,009-0,87) yang berarti ada hubungan antara kebugaran dengan tingkat stres, karyawan yang mempunyai kebugaran kurang memiliki resiko stres sedang sebesar 0,08 kali dibanding dengan kebugaran baik. Kesimpulan: Ada hubungan yang signifikan antara aktivitas fisik dengan kebugaran dan tingkat stres pada karyawan back office RS. Omni Alam Sutera di masa pandemi covid-19.Kata Kunci: Aktivitas fisik, kebugaran, tingkat stres, karyawan back office, pandemi.