Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

Perbedaan Waktu Panen Daun terhadap Produksi dan Kadar Flavonoid Tempuyung (Sonchus arvensis L.) Fardyansjah Hasan; Sandra A. Aziz; Maya Melati
Jurnal Hortikultura Indonesia Vol. 8 No. 2 (2017): Jurnal Hortikultura Indonesia
Publisher : Indonesian Society for Horticulture / Department of Agronomy and Horticulture

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (286.725 KB) | DOI: 10.29244/jhi.8.2.136-145

Abstract

ABSTRACT Perennial sow-thistle (Sonchus arvensis L.) has been traditionally used as a medicinal plant. It contains secondary metabolites with several functions mainly as antioxidant, and its ability to dissolve kidney stones. It is expected that proper harvest time could increase leaf production and secondary metabolites, especially flavonoids. This study aimed at determining harvest time and flavonoid production of Perennial Sow-thistle. The research was conducted in July 2015 to December 2015 at IPB Organic Farm Cikarawang, Dramaga, Bogor. This study used randomized block design with single factor namely harvest time and 3 replications. There were 4 harvest time treatments i.e. (1) leaves harvested gradually i.e. basal leaves at vegetative then upper leaves harvested at early generative stage, (2) leaves harvested gradually i.e. basal leaves at vegetative then upper leaves harvested at maximum generative stage, (3) basal leaves harvested together with upper leaves at early generative stage, and (4) basal leaves harvested together with upper leaves at maximum generative stage. The result showed that basal leaves were harvested at  vegetative stage then stem leaves harvested at maximum generative stage produced the highest fresh weight of upper leaves. Total flavonoids content were found the highest in upper leaf when basal leaves harvested together with the upper leaves at budding and flowering. Keywords: leaf area, luteolin, nutrient content, organic ABSTRAKTempuyung (Sonchus arvensis L.) secara tradisional telah digunakan sebagai tumbuhan obat. Tempuyung mengandung metabolit sekunder dengan beberapa fungsi utama yaitu sebagai antioksidan dan peluruh batu ginjal. Diharapkan pengaruh waktu panen dapat meningkatkan produksi daun dan kandungan metabolit sekunder terutama flavonoid. Tujuan penelitian ini untuk menentukan waktu panen dan produksi flavonoid tempuyung. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Juli sampai Desember 2015 di kebun percobaan IPB Cikarawang, Dramaga, Bogor. Penelitian ini menggunakan rancangan acak kelompok lengkap faktor tunggal yaitu waktu panen. Terdapat 4 perlakuan yang diulang sebanyak 3 kali yaitu: (1) panen daun secara bertahap (daun bawah saat vegetatif) dan kemudian daun atas dipanen saat terbentuk kuncup bunga, (2) panen daun secara bertahap (daun bawah saat vegetatif) dan kemudian daun atas dipanen setelah bunga mekar, (3) panen daun bawah bersamaan dengan daun atas saat terbentuk kuncup bunga, dan (4) panen daun bawah bersamaan dengan daun atas setelah bunga mekar. Hasil penelitian menunjukkan panen daun bawah secara bertahap dan kemudian panen daun atas setelah bunga mekar menghasilkan bobot basah daun atas tertinggi. Panen daun secara bersamaan menghasilkan kadar flavonoid total daun atas tertinggi.Kata kunci: kadar hara, luas daun, luteolin, organik
Aplikasi Kompos Jerami dan Pupuk Kotoran Walet Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Kedelai (Glycine max L. Merill) Fardyansyah Hasan; Muh Jabal Nur
JURNAL GALUNG TROPIKA Vol 10 No 3 (2021)
Publisher : Fapetrik-UMPAR

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31850/jgt.v10i3.843

Abstract

This study aims to determine the effect of applying straw compost and swallow manure and their interaction on the growth and production of soybean plants. The study was conducted in the garden of Tinelo Village, Tilango District, Gorontalo Regency, from February to July 2021. The study was arranged using a randomized block design with two factors and three replications. The first factor is the dose of straw compost, consisting of three levels, namely without the application of straw compost, 10 tons ha-1 , and 15 tons ha-1. The second factor was the dose of wallet manure, consisting of three levels, namely without fertilizer application, swallow manure 5 tons.ha-1 and 10 tons.ha-1. The results showed that the application of swallow manure fertilizer at a dose of 10 tons ha-1 was the best treatment by producing the highest number of pods and 100 seeds and increasing soybean seed weight up to 13.56 %.
Perbedaan jenis komposisi media tanam terhadap pertumbuhan dan produksi kangkung darat (Ipomea reptans Poir) dalam polibag Fardyansjah Hasan; Nofria Pakaya
Jurnal Agercolere Vol 2 No 1 (2020): Jurnal Agercolere
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Ichsan Gorontalo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (347.213 KB) | DOI: 10.37195/jac.v2i1.101

Abstract

Efisiensi penggunaan lahan melalui budidaya dalam polibag menjadi alternatif dalam budidaya tanaman kangkung darat (Ipomea reptans Poir.). Salah satu cara yang dilakukan yaitu dengan mengoptimalkan penggunaan media tanam dalam polibag. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh komposisi media tanam terhadap pertumbuhan dan produksi kangkung darat. Penelitian telah dilaksanakan di Kebun Desa Boalemo, Kecamatan Kwandang, Kabupaten Gorontalo Utara, Indonesia. Percobaan ini menggunakan rancangan acak kelompok faktor tunggal yaitu media tanam dan terdiri atas 5 perlakuan dan 3 ulangan, sehingga terdapat 15 satuan percobaan. Adapun perlakuan yang diberikan adalah perbedaan komposisi media tanam dengan perbandingan berdasarkan volume yaitu: M1 = Tanah; M2 = Tanah + pupuk kandang (1:3); M3 = Tanah + arang sekam + pupuk kandang (1:1:3); M4 = Tanah + serbuk gergaji + pupuk kandang (1:1:3); M5 = Tanah + arang sekam + serbuk gergaji + pupuk kandang (1:1:1:3). Hasil penelitian menunjukkan bahwa kombinasi media tanam tanah + arang sekam + serbuk gergaji + pupuk kandang (1:1:1:3) menghasilkan bobot basah total, bobot konsumsi dan bobot akar tertinggi.
Aplikasi pupuk organik cair daun lamtoro (Leucaena leucophala (Lam.) de Wit) terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman jagung manis (Zea mays saccharata sturt L.) Fardyansjah Hasan; Muh. Jabal Nur; Febriyanto Nayo
Jurnal Agercolere Vol 3 No 2 (2021): Jurnal Agercolere
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Ichsan Gorontalo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37195/jac.v3i2.129

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh aplikasi pupuk organic cair daun lamtoro dan menentukan dosis yang optimal untuk pertumbuhan dan hasil tanaman jagung manis. Penelitian ini telah dilakukan pada Februari hingga bulan April 2021 di kebun Desa Bulango Raya, Kecamatan Tomilito, Kabupaten Gorontalo. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan rancangan acak kelompok (RAK) dan terdapat empat perlakuan konsentrasi POC yang diulang sebanyak tiga kali yaitu L0: Tanpa Perlakuan (0%); L1: Konsentrasi 10% POC; L2: Konsentrasi 20% POC dan L3: Konsentrasi 30% POC. Variabel pengamatan dalam penelitian ini meliputi tinggi tanaman, jumlah daun, diameter batang, panjang tongkol, bobot tongkol, dan diameter tongkol. Hasil penelitian menunjukan bahwa perlakuan pupuk organic cair daun lamtoro dengan konsentrasi 30% (L3) menghasilkan panjang, diameter dan bobot tongkol tertinggi.
The Efisiensi penggunaan pupuk anorganik untuk produksi tanaman jagung manis (Zea mays L. Saccharata) melalui pemanfaatan gulma kayu apu (Pistia stratiotes L.) sebagai pupuk organik Fardyansjah Hasan; I Made Sudiarta; Ramdan Apia; Ivana Butolo
Jurnal Agercolere Vol 5 No 1 (2023): Jurnal Agercolere Vol. 5 Numb 1, 2023
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Ichsan Gorontalo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37195/jac.v5i1.178

Abstract

Pengembangan potensi bahan organik yang dapat menurunkan penggunaan pupuk anorganik terutama dalam budidaya jagung manis. Gulma kayu apu merupakan menjadi sumber bahan organic yang dapat dimanfaatkan untuk mengurangi penggunaan pupuk anorganik. Penelitian ini bertujuan untuk menilai pertumbuhan dan produksi jagung manis dengan aplikasi dosis kompos kayu apu dan dosis pupuk anorganik. Penelitiah dilaksanakan di kebun Desa Tinelo, Kecamatan Tilango, Provinsi Gorontalo, mulai bulan Mei hingga Oktober 2022. Percobaan dilakukan menggunakan Rancangan Acak Kelompok Faktorial yaitu kompos kayu apu dan pupuk anorganik. Terdapat tiga taraf dosis kompos kayu apu yaitu tanpa aplikasi, 5 ton/Ha dan 10 ton/Ha. Selanjutnya tiga taraf dosis pupuk anorganik yaitu 0, 150 kg/Ha dan 300 kg/Ha. Terdapat 9 kombinasi perlakuan yang diulang 3 kali sehingga terdapat 27 unit percoban. Hasil penelitian menunjukkan terdapat pengaruh nyata aplikasi kompos kayu apu maupun pupuk anorganik tetapi tidak ditemukan interaksi nyata pada pertumbuhan tanaman jagung manis.