Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

ANALISIS PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI DALAM PENANGANAN SAMPAH MEDIS PADA PETUGAS CLEANING SERVICE DI RSUD KABUPATEN BEKASI TAHUN 2016 Farsida Farsida; Mirzan Zulyanda
Jurnal Kesehatan Vol 12 No 1 (2019): JURNAL KESEHATAN
Publisher : Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24252/kesehatan.v12i1.5736

Abstract

Alat Pelindung Diri  (APD) merupakan seperangkat alat keselamatan yang digunakan oleh pekerja untuk melindungi seluruh atau seabagian tubuhnya dari kemungkinan adanya pemaparan potensi bahaya lingkungan kerja terhadap kecelakaan dan penyakit akibat kerja. Petugas cleaning service mempunyai risiko untuk terpajan bahan biologi berbahaya (biohazard). Kontak dengan alat medis sekali pakai (disposable equipment) seperti jarum suntik bekas maupun selang infus bekas, serta membersihkan seluruh ruangan di rumah sakit dapat meningkatkan risiko untuk terkena penyakit infeksi.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi penggunaan Alat pelindung Diri dalam Penaganan Sampah Medis pada Petugas Cleaning Service di RSUD Kabupaten Bekasi Tahun 2016. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif observasional analitik dengan menggunakan desain studi cross sectional. Sampel pada penelitian ini adalah seluruh petugas cleaning service  di RSUD Kab. Bekasi yang berjumlah 50 orang dengan analisis bivariat menggunaka uji chi-square. Penelitian menunjukkan bahwa 33 orang (66%) responden menggunakan APD dengan lengkap, hasil analisis bivariat menunjukkan hubungan penggunaan APD dengan variabel pengetahuan (pvalue 0.04 dan OR=9,846), sikap (pvalue 0,002 dan OR=7,750),  umur (pvalue 0,352 dan OR 1,225), Pendidikan (pvalue 0,767 dan OR 0,498), dan masa kerja (pvalue 0,557 dan OR 0,656). Terdapat hubungan bnermakna penggunaan APD dengan pengetahuan dan sikap dimana pvalue <0,05 dan tidak terdapat hubungan bermakna antara pengunaan APD dengan umur, Pendidikan dan masa kerja dimana pvalue>0,005. Saran : diharapkan kepada pihak Rumah Sakit untuk dapat terus meningkatkan  pengetahuan dan sikap  cleaning service dalam penggunaan APD, adapun untuk umur, Pendidikan dan Masa kerja perlu menjadi masukan rumah sakit dalam dengan memberikan edukasi dan pelatihan mengenai pentingnya menggunakan APD dengan baik.ABSTRACTPersonal Protective Equipment (PPE)  is a set of safety equipment used by workers to protect all or part of the body from the possibility of exposure to potential workplace hazards to occupational accidents and diseases. Cleaning service at risk for exposure to hazardous biological substances (biohazard). Contact with disposable medical instruments (disposable equipment) such as used syringes or IV lines used, as well as clean the whole room in a hospital can increase the risk of infectious diseases. Risk of occupational accidents and occupational diseases can occur against officers. This study aims to determine the factors that affect the use of Personal Protective Equipment in Medical Waste Treatment at Cleaning Service Officer at General Hospital Bekasi District In 2016. This study is a quantitative analytical observation that used cross sectional design. The sample in this study is all of cleaning service officer in General Hospital Bekasi District in 2016.  This study used univariate analysis to describe of the use Personal protective equipment and the factors that affected it. The result study shows that 33 (66,0%) respondent were used Personal protective equipment complete. The result analysis shows that there were significant relation between knowledge and  attitude with the use of personal protective equipment. The variable of age, education, and work period were not significant relation with the use of personal protective equipment. This is may be conclused that respondent who have good knowledge and positive attitude were used personal protective equipment complete than respondent who have bad knowledge and negative attitude. Hopefully to the hospital To give education that the us of personal protective equipment is important and there is impact can be happen if not using personal protective equipment at work.
Gambaran Karakteristik Anak dengan Tuberkulosis di Puskesmas Pamulang Tangerang Selatan Farsida Farsida; Ratu Manik Kencana
Muhammadiyah Journal of Midwifery Vol 1, No 1 (2020): Muhammadiyah Journal of Midwifery (MyJM)
Publisher : Faculty of Medicine and Health Universitas Muhammadiyah Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (577.734 KB) | DOI: 10.24853/myjm.1.1.12-18

Abstract

Latar Belakang: Tuberkulosis adalah penyakit menular langsung yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis. WHO Global Tuberculosis Report tahun 2018, terdapat kasus TB baru sebanyak 6,4 juta, dimana setara dengan 64% dari insiden TB yaitu 10,0 juta kasus. Pada akhir tahun 2018 terdapat 32.570 kasus TB paru anak.  Banyak faktor yang menyebabkan TB pada anak. Tujuan: untuk mengetahui faktor faktor yang mempengaruhi kejadian Tuberculosis pada anak di Puskesmas Pamulang bulan desember 2019 – januari 2020. Metode: Jenis Penelitian ini adalah penelitian Deskriptif Analitik dengan pendekatan Cross Sectional. Sampel yang diambil adalah 22 responden yang dihitung dengan rumus Slovin. Data penelitian diperoleh dari data primer dan data sekunder. Hasil: Jenis kelamin terbanyak pada total jumlah responden adalah laki-laki 54,5% diikuti  perempuan 45,5%. Usia sama banyak pada 0–5 tahun berjumlah 50,0% dan  6–10 tahun 50,0%. Status imunisasi lengkap terbanyak pada total jumlah responden 72,7%,  Status gizi baik terbanyak pada jumlah responden 63,6%. Nilai Skoring TB >6 terbanyak pada jumlah responden 63,6%. Pendidikan terakhir SMA pada orang tua terbanyak dari jumlah responden 81,8%. Anak dengan riwayat kontak TB positif 68,2%. Orang tua dengan pengetahuan baik 86,4%, Sikap baik 95,5% dan perilaku baik 18,2%. Lingkungan yang memenuhi syarat suhu kamar 22,7%, pencahayaan 63,6%, ventilasi 72,7%, kepadatan hunian 77,3%, kelembaban rumah 68,2%, dan jenis lantai 95,5%. Kesimpulan: kejadian TB anak laki laki lebih banyak dengan riwayat kontak penderita positif, nilai skoring tinggi. Untuk faktor lingkungan suhu yang tidak memenuhi syarat dengan perilaku orang tua pasien yang kurang baik.
Hubungan antara Pengetahuan dan Sikap Remaja Putri tentang Kesehatan Reproduksi dengan Kejadian Dismenore di SMAN 4 Depok Tahun 2014 Nindhita Ayu Andhini; Farsida Farsida
Jurnal Kedokteran dan Kesehatan Vol 12, No 1 (2016): JURNAL KEDOKTERAN DAN KESEHATAN
Publisher : Faculty of Public Health, Faculty of Medicine and Health, Universitas Muhammadiyah Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (657.974 KB) | DOI: 10.24853/jkk.12.1.108-115

Abstract

Dismenore, umumnya juga dikenal sebagai kram menstruasi, adalah suatu kondisi medis yang ditandai dengan rasa sakit yang nyeri disertai rasa tertekan pada perut sewaktu periode menstruasi. Rasa nyeri dapat menjalar dari perut sampai ke pinggang, punggung bawah dan paha bagian dalam. Pada kasus yang parah, hal ini dapat menyebabkan mual, muntah, diare dan nyeri berat yang dapat mengganggu aktifitas wanita sehari-hari. Nyeri kram disebabkan karena kontraksi berlebihan dari otot-otot rahim akibat pelepasan berlebihan zat-zat, yang dikenal sebagai prostaglandin.Kesehatan reproduksi adalah keadaan kesejahteraan fisik, mental, sosial yang utuh dalam segala hal yang berkaitan dengan sistim, fungsi-fungsi dan proses reproduksi.Tujuanpenelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan dan sikapdengankejadian dismenore pada remaja putri di SMAN 4 Depok tahun 2014Metodologipenelitian ini adalah penelitian deskriptif analitik dengan menggunakan metode penelitian observasional atau survey dengan pendekatan cross sectional. Sampel penelitian adalah 93 orang siswi Sekolah Menengah Atas Negeri 4 Depok yang telah memenuhi kriteria inklusi. Instrumen yang digunakan berupa kuisioner yang sudah diuji validitas dan reliabilitas.Hasil,Dari kuisioner didapatkan data bahwa proporsi responden yang memiliki pengetahuan baik dan tidak merasakan nyeri ketika menstruasi sebanyak 33 responden (58,9%), dan responden yang memiliki pengetahuan sedang dan tidak merasakan nyeri sebanyak 21 responden (37,5%) serta responden yang memiliki pengetahuan kurang baik dan tidak merasakan nyeri sebanyak 2 responden (3,6%). Hasil uji statistik diperoleh nilai p=0,002 (p<0,05). Dari kuisioner juga didapatkan bahwa proporsi responden yang memiliki sikap yang positif dan tidak nyeri sebanyak 49 responden (87,5%), dan responden yang memiliki sikap yang negatif dan tidak nyeri sebanyak 7 responden (12,5%). Hasil uji statistik diperoleh nilai p=0,000 (p<0,05)Kesimpulan, Ada hubungan antara pengetahuan dan sikap tentang kesehatan reproduksi dengan kejadian dysmenorrheae pada remaja putri SMAN 4 Depok tahun 2014. Kata Kunci: Sikap dan pengetahuan, kesehatan reproduksi, dismenorea