Fernandez, G.J. Winston
Pusat Penelitian dan Pengembangan Jalan dan Jembatan

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

KAJIAN KARAKTERISTIK LEMPUNG BOBONARO DI PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR Fernandez, G.J. Winston
Jurnal Jalan-Jembatan Vol 24 No 1 (2007)
Publisher : Direktorat Bina Teknik Jalan dan Jembatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (279.034 KB)

Abstract

Lempung Bobonaro yang tersebar di sepanjang jalan nasional pulau Timor di provinsi Nusa Tenggara Timur mempunyai sifat plastisitas tinggi dan mengandung mineral Montmorillonite, sehingga berpotensi tinggi untuk mengembang dan menyusut pada musim hujan dan kemarau. Pada kondisi jenuh air, parameter kuat geser termasuk kemampuan daya dukung tanah lempung Bobo naro ini menurun cukup signifikan, sehingga tidak akan mampu mendukung beban rencana yang bekerja. Kerusakan yang terjadi pada perkerasan aspal seperti retak- retak memanjang, permukaan bergelombang dan amblesan pada ruas jalan nasional antara Kupang–Atambua diprediksi terjadi akibat karakteristik tanah lempung Bobonaro tersebut. Kata kunci : Lempung Bobonaro, Tanah ekspansif, Menyusut, Mengembang
KAJIAN PENANGANAN KERUSAKAN JALAN NASIONAL DI PULAU TIMOR DENGAN TEKNIK "MOISTURE BARRIER" Fernandez, G.J. Winston
Jurnal Jalan-Jembatan Vol 24 No 3 (2007)
Publisher : Direktorat Bina Teknik Jalan dan Jembatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (15367.364 KB)

Abstract

Kerusakan perkerasan beraspal yang terjadi pada ruas jalan nasional antara Kupang dan Atambua di pulau Timor Provinsi Nusa Tenggara Timur umumnya dicirikan dengan terjadinya retak-retak memanjang di daerah tepi perkerasan jalan. Retakan ini disebabkan oleh penyusutan (shrinkage) dan pengembangan (swelling) tanah dasar "Bononaro Clay" yang bersifat ekspansif. Salah satu cara untuk menangani tanah ekspansif adalah dengan menjaga kadar air tanah agar tidak fluktuasi. Teknologi yang diterapkan adalah teknik penghalang kelembaban (moisture barrier) menggunakan geomembran. Alternatif ini yang dipilih untuk penanganan retakan-retakan di Km.214-217 antara Maubesi-Nesam. Usulan desain ini disampaikan oleh penulis dengan mempertingangkan jalan eksisting harus dapat digunakan oleh masyarakat selama pelaksanaan konstruksi. Setelag 2 tahun penaganan diketahui bahwa tidak terjadi retak refleksi di permukaan perkerasan aspal. Kata kunci : tanah ekspansif, pengahalang kelembaban, geomembran.