Armela, Haliena
Pusat Penelitian dan Pengembangan Jalan dan Jembatan

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Pemantauan Penanganan Longsoran Badan Jalan dengan Drainase Horisontal Armela, Haliena
Jurnal Jalan-Jembatan Vol 22 No 1 (2005)
Publisher : Direktorat Bina Teknik Jalan dan Jembatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (280.306 KB)

Abstract

Salah satu teknologi alternatif penanganan longsoran adalah drainase horisontal. Pengembangan teknologi penanganan longsoran badan jalan dengan drainase horisontal telah dimulai sejak tahun 1997 dengan uji coba model skala penuh drainase horisontal tipe perforasi alur/garis dan tipe perforasi lobang untuk beberapa variasi kedalaman pada ruas jalan Cikalong-Cariu Km 4+725 (Cariu) yang merupakan jalur alternatif antara Jakarta – Bandung. Tujuan dari penanganan ini adalah untuk menurunkan permukaan air tanah dari tebing/lereng jalan dan mengetahui efektifitas dari penanganan longsoran tersebut. Adapun permasalahan longsoran yang terjadi adalah amblesan badan jalan sepanjang 35 m. Dari analisis data hasil pemantauan di lapangan diketahui antara lain: muka air tanah mengalami penurunan sebesar 0,005 m (pada daerah luar bidang longsor) dan 0,105 m (pada daerah di dalam bidang longsor), tekanan air pori mengalami penurunan 0,2 mH2O pada line 1 dan 0,71 mH2O (pada daerah di dalam bidang longsor), debit air yang dikeluarkan pada outlet drainase horisontal tipe pipa perforasi lubang 0,011 sampai dengan 2,42 L/hari lebih besar dibanding dengan tipe pipa perforasi alur/garis, gerakan tanah permukaan terjadi pada badan dan kaki longsoran sebesar 0,1 sampai dengan 1,1 cm. Dari hasil pemantauan penanganan longsoran dengan konstruksi ini cukup efektif diterapkan pada permasalahan longsoran lereng/tebing maupun badan jalan dengan faktor penyebab akibat air tanah (water tabel) yang tidak terkendali pada tanah permeabel (lolos air). Tipe pipa perforasi yang lebih efektif digunakan adalah tipe lubang.
PERBEDAAN UTAMA PENGGUNAAN KAPURDAN SEMEN UNTUK BAHAN STABILISASI TANAH Siegfried, Siegfried; Suaryana, Nyoman; Armela, Haliena
Jurnal Jalan-Jembatan Vol 22 No 4 (2005)
Publisher : Direktorat Bina Teknik Jalan dan Jembatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1829.128 KB)

Abstract

Dengan semakin langkanya ketersediaan sumber daya alam akan berpengaruh juga terhadap pembangunan dan pemeliharaan jaringan jalan yang ada. Persoalan ini hanya mungkin diatasi dengan memperbaiki/meningkatkan mutu material yang tersedia disekitar lokasi jaringan jalan tersebut. Untuk itu harus dicari teknologi aplikatif dengan mempertimbangkan berbagai aspek antara lain tipe dan deposit material yang ada serta tingkat keberhasilan yang pernah dicapai. Salah satu teknologi aplikatif tersebut adalah teknologi stabilisasi dengan menggunakan bahan tambah kapur, semen atau bahan lainnya. Perbedaan utama dari teknologi stabilisasi dengan kapur dan semen adalah pada pemakaiannya untuk suatu jenis tanah. Kapur lebih sesuai depakai untuk jenis tanah berbutir halus dengan PI <= 10 % dan untuk semua tanah berbutir kasar (kurang dari 25% lolos saringan No.200). Stabilisasi tanah dengan kapur dan semen akan meningkatkan kekuatan yang dukung tanah, menurunkan plastisitas, mengurangi permeabilitas dan kembang-surat. Keberhasilan penggunaan teknologi stabilisasi dipengaruhi oleh banyak faktror, antara lain : (i) pemilihan bahan stabilisasi yang tepat sesuia dengan jenis tanah, (ii) ketepatan rancangan campuran, (iii) derajat pencampuran data pemadaan di lapangan , dan (iv) pemeliharaan selama waktu curing