Wahyudi, Priyo
Fakultas Farmasi dan Sains Universitas Muhamadiyah Prof. DR.HAMKA

Published : 1 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

UJI AKTIVITAS INHIBITOR XANTIN OKSIDASE DARI EKSTRAK POLISAKARIDA JAMUR TIRAM PUTIH (Pleurotus ostreatus (Jacq.) P.Kumm) DAN JAMUR KANCING (Agaricus bisporus (J.E.Lange) Imbach) SECARA IN VITRO Wahyudi, Priyo; Zaelani, Bohir Abdul Qodir; Dwitiyanti, Dwitiyanti; Maharani, Nursyifa
Media Farmasi: Jurnal Ilmu Farmasi Vol 14, No 1: Maret 2017
Publisher : Universitas Ahmad Dahlan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (607.43 KB) | DOI: 10.12928/mf.v14i1.9827

Abstract

Jamur tiram putih (Pleurotus ostreatus (Jacq.) P.Kumm dan jamur kancing (Agaricus bisporus (J.E. Lange) Imbach) merupakan jenis jamur yang dapat dikonsumsi dan digunakan sebagai obat. Jamur tiram putih dan jamur kancing mengandung berbagai senyawa berkhasiat, salah satunya polisakarida yang memiliki aktivitas antioksidan dan inhibitor xantin oksidase. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas inhibitor xantin oksidase pada pembentukan asam urat secara in vitro dari ekstrak polisakarida jamur tiram putih dan jamur kancing . Jamur diekstraksi menggunakan air pada suhu 100oC selama 3 jam dan diperoleh rendemen ekstrak polisakarida jamur tiram putih sebesar 1,79%. Metode congo-red digunakan untuk identifikasi polisakarida. Penelitian ini menggunakan 5 variasi konsentrasi ekstrak polisakarida jamur tiram putih yaitu 1, 10, 100, 1000, dan 10.000 µg/mL. Pembacaan absorbansi aktivitas xantin oksidase menggunakan microplate reader pada panjang gelombang 570 nm. Nilai absorbansi yang didapat menunjukkan banyaknya hidrogen peroksida yang terbentuk. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada konsentrasi 10.000 µg/mL ekstrak polisakarida jamur tiram putih dan jamur kancing  memiliki persentase penghambatan xantin oksidase sebesar 24,24% dan 45,36%. Pada penelitian ini dapat dibuktikan bahwa semakin tinggi konsentrasi maka semakin besar persentase penghambatan xantin oksidase.