INDRAYANI, LENNY
Indonesian Journal of Cancer

Published : 1 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

Survei Pengetahuan Dokter Spesialis terhadap Penggunaan Opiat pada Tatalaksana Nyeri Kanker di Rumah Sakit Pemerintah, Jakarta, 2017 INDRAYANI, LENNY; SETIABUDY, RIANTO; SOETIKNO, VIVIAN; IRAWAN, COSPHIADY
Indonesian Journal of Cancer Vol 11, No 4 (2017): October- December 2017
Publisher : Indonesian Journal of Cancer

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1097.236 KB)

Abstract

Treatment of cancer pain often requires opioids, and morphine is a gold standard in the management of severe cancer pain. Inadequate knowledge of cancer pain management causes opioid usage is not optimal. Indonesia is one of the countries with very low opioid consumption. The purpose of this study was to find out the physician’s knowledge about the management of cancer pain in choosing opioid, administration, doses, side effects, addiction and factors of opioid that barrier in pain management. This cross-sectional study was conducted in General Hospital Jakarta and a Private Hospital in Tangerang. Inclusion criteria were medical specialist who treating cancer pain. This study used questionnaires that filled out by respondents and confidential. Score of adequate knowledge was ≥ 70, and to assess the relationship between knowledge of opioid use with specialization analyzed by Chi-square test and Fisher’s exact if Chi-square requirement is not fulfilled. Statistical analysis was performed by SPSS version 20. From a total of 146 distributed questionnaires, we received 103 questionnaires (70,5%). In this study, the majority of respondents (69,9%) had inadequate knowledge. The highest rate (70,55) was found in the choosing opioid section, while the lowest rate (49,5) was found in the opioid side effects section. There is no significant relationship between physician knowledge on opioid usage and specialization (P= 0,355). Government regulation is major obstacle to opioid use, followed by lack of training, drug availability and knowledge of side effects ABSTRAK Penatalaksanaan nyeri kanker sering kali membutuhkan opiat dengan morfin sebagai gold standard menurut panduan WHO analgesic step ladder . Pengetahuan penalaksanaan nyeri kanker yang kurang menyebabkan penggunaan opiat yang tidak optimal. Indonesia merupakan salah satu negara dengan konsumsi opiat yang sangat rendah. Tujuan studi ini adalah untuk mengetahui pengetahuan dokter mengenai penanganan nyeri kanker dalam pemilihan opiat, cara pemberian, dosis, efek samping, dan adanya adiksi, serta faktor-faktor yang menjadi penghambat pada penanganan nyeri kanker. Desain penelitian ini merupakan survei potong lintang ( cross sectional ) yang dilakukan terhadap dokter spesialis yang menangani nyeri kanker di Rumah Sakit Umum Pemerintah Jakarta dan salah satu rumah sakit swasta di Tangerang. Penelitian ini menggunakan kuesioner yang diisi responden dan bersifat rahasia. Pengetahuan dianggap baik bila nilai ≥ 70. Sedangkan untuk menilai hubungan antara pengetahuan tentang penggunaan opiat dengan bidang spesialisasi dokter dianalisis dengan uji Chi-square . Hasil statistik dianalisis dengan menggunakan SPSS versi 20. Dari total 146 kuesioner yang didistribusikan, didapatkan 103 kuesioner (70,5%) yang direspons. Pada penelitian ini, mayoritas responden (69,9%) mempunyai pengetahuan yang tidak adekuat. Rerata tertinggi didapatkan pada bagian pemilihan opiat 70,55; sedangkan rerata terendah didapatkan pada bagian efek samping opiat, yaitu 47,56. Tidak terdapat hubungan bermakna antara pengetahuan dokter tentang penggunaan opiat dengan bidang spesialisasi (P= KORESPONDENSI: Lenny Indrayani Departemen Farmakologi dan Terapeutik, Universitas Indonesia. Email: lenny3ma@gmail.com Indonesian Journal of Cancer Vol. 11, No. 4 October - December 2017160 0,355). Regulasi pemerintah merupakan penghambat utama pada penggunaan opiat, disusul dengan kurangnya pelatihan, ketersediaan obat dan pengetahuan tentang efek samping.